MENUJU JALAN IBADAH




Segala puji bagi Allah swt, Tuhan seru sekalian alam. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan alam kita nabi besar Muhammad saw.  Dalam Minhajul Abidin, Imam Al-Ghazali mengatakan,

“wahai saudara-saudaraku seagama semoga Allah memberikan kebahagiaan kepada Anda, juga kepadaku dengan keridhaan-Nya ketahuilah sesungguhnya ibadah itu merupakan buah dari lmu, kegunaan umur, menghasilkan kekuatan bagi seorang hamba, harta perniagaan para wali, jalan orang orang yang bertakwa, saham orang-orang yang mulia, maksud bagi yang memiliki kemauan dan cita-cita, syoar orang-orang yang terhormat, proefesi para pembesar dan pilihan orang-orang yang memiliki pengelihatan, dan ibadah adalah jalan menuju kebahagiaan serta jalan yang ditempuh untuk masuk syurga”.

Sesugguhnya, suatu yang pertama kali menggerakkan kesadaran seorang hamba untuk beribadah dan menempuh jalannya secara murni dan ikhlas adalah karena adanya dorongan getaran amawiyah dari Allah swt, dan petunjuk-Nya secara khusus yang bersifat Ilahiyyah.  

Mari kita mengingat kembali tujuan kita diciptakan di atas dunia ini. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman “tidak diciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah”. Dalam proses ibadah kita kepada Allah swt, Imam Al-Ghazali menggariskan empat hal yang seringkali menjadi rintangan untuk beribadah pada Allah;

a.    Rizeki, nafsu selalu menuntut dengan alasan rizeki.
b. Gerak hati, merupakan ketakutan hati terhadap sesuatu, harapan dan keinginan serta kebenciannya, sementara ia tidak tahu hikmah kebaikan apa yang terkandung dari hal tersebut, dan mudharat yang mungkin didapat.
c.    Berbagai macam kesulitan dan musibah yang mendera dari berbagai arah.
d.  Qhada atau ketetapan-ketetapan Allah swt yang terasa pahit dan manis bagi dirinya dari waktu ke waktu.

Maka dalam hal ini, Imam Al-Ghazali juga  memberikan empat kiat yang mesti dilakukan agar ibadah bisa dilakukan dengan baik;
a.    Tawakkal kepada Allah swt dalam persoalan rizeki
b.    Menyerahkan sepenuhnya tempat munculnya getar dan gerak hati kepada Allah swt
c.     Bersabar dalam menghadapi datangnya kesulitan dan kekeritisan
d.    Ridha dengan ketetapan (qadha) Allah swt

Ibadah kita kepada Allah swt bisa terhapus disebabkan dua hal;  yaitu karena Riya yaitu keinginan untuk pamer dan mengharapkan popularitas. dan Ujub yaitu membanggakan diri dan sombong. Naudzubilllahiminzalik... semoga kita dijauhkan dari dua hal tersebut dalam proses ibadah kita kepada Allah swt. Agar ibadah kita tidak menjadi sia-sia.

Maka mari kita niatkan pada diri kita, bahwa setiap langkah jejak kaki kita kemanapun tertuju suapaya menjadi ibadah kepada Allah swt. Ibadah itu dapat dikategorikan menjadi dua, diantaranya ibadah Maghdlo dan ibadah Ghoiru maghdlo. Ibadah Maghdlo yaitu ibadah wajib yang menjadi kewajiban utama kita kepada Allah swt, seperti sholat, puasa, zakat,dll. Sedangkan ibadah Ghoiru maghdlo adalah ibadah yang berkaitan dengan hubungan sesama manusia, seperti tolong menolong, menuntut ilmu, bersilaturrahim, bekerja mencari nafkah dll.

Sebagai manusia, tentu kita memang tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan, oleh karena itu imam Al-Ghazali juga memberikan enam nasehat berkaitan dengan diri kita sebagai manusia.

1.    Yang paling dekat dengan kita  di dunia ini adalah kematian
2.    Yang paling jauh dari dirikita di dunia ini adalah malu
3.    Yang paling besar di dunia ini adalah nafsu
4.    Yang paling berat di dunia ini adalah amanah
5.    Yang paling rugi di dunia ini adalah meninggalkan sholat
6.    Yang paling tajam di dunia ini adalah sahabat

Semoga kita dapat menjadi pribadi yang mengagumkan baik di sisi Allah maupun di sisi sesama manusia. Agar kita kelak dengan izin-Nya bisa mencicipi manisnya syurga. Amiin..


Buku ;Minhajul Abidin, Karya Imam Al-Ghazali, terjemahan, penerbit Amelia, Surabaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia