Rumah Kita

 

Ada pergolakan batin dalam diri saya. Satu cara pandang aneh yang tiba tiba muncul, karena sikap hilangnya percaya diri, kebutuhan berpikir masa depan, dan kebiasaan kebiasaan buruk yang tak bisa ditinggalkan. Ada jejak kehilangan arah, namun semakin saya memikirkannya semakin tidak ketemu jalan keluarnya, kecuali kita pasrah tentang keadaan yang sedang terjadi.

Kita hidup dalam lingkungan yang membuat kita berpikir untuk terus melakukan segala hal agar dapat menyamai bahkan melebihi orang orang di sekitar kita, padahal sunggu hal itu tidak akan mendatangkan kemajuan dan ketentraman.

Semakin kita memaksa dirikita untuk menjadi orang lain, semakin kita kehilangan kebahagiaan pada dirkita sendiri. Sehingga titik jenuh yang kita sebut sebagai kepasrahan itulah obatnya.

Tidak dapat kita pungkiri, sejatinya setiap manusia ingin menjadi yang terbaik. Namun rumah kita ternyata tidak disana, pikiran dan jiwa raga kita tidak disana. Sehingga memaksakan kehendak diri adalah satu kesalahan. 

Ada pilihan bagus yang sejatinya lebih menentramkan yaitu menikmati alur dan proses setiap detik kehidupan dengan cara yang tepat. Daripada menjadi orang lain sekedar untuk menyamai atau melebihi pencapaiannya. Karena hal itu justru akan lebih menyiksa batin.

Kita tidak mungkin menjadi orang lain, kita juga tidak bisa instan membuat dirikita menyamai level orang lain, kecuali kita berlatih bersungguh sungguh dan fokus atas hal tersebut...

Sekarang apa fokusmu...???

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia