KUA, HAJI, dan PAK AMRI

KUA...???????????? Heemmm...ngomongin KUA jadi baper saya, but..., ini bukan soal mau segera nikah, hehehe..., KUA adalah singkatan dari Kantor Urusan Agama. KUA biasanya berkedudukan di tingkat kecamatan, merupakan kepanjangan tangan dari Kantor Wilayah Kementrian Agama (Kanwil) tingkat kabupaten atau kota. KUA identik dengan anak muda, atau mereka yang mau menikah. Sebab berdasarkan Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, setiap WNI (Warga Negara Indonesia) yang mau menikah mesti mendaftarkan pernikahannya di KUA agar tercatat sebagai pasangan resmi versi negara.

Namun kali ini bukan soal pernikahan yang ingin saya bicarakan. Tetapi tentang pak Amri dan KAU..uppss...,!!! maaf KUA maksud saya hehehe. Beberapa kali bertemu dengan pak Amri di bangku kuliah, terus terang saja membuat saya takjub dengan kekeritisan beliau. Saya perkenalkan pak Amri kepada sobat semuanya ya...
Nama lengkap beliau adalah Nurul Amri, lelaki asli Padang Sumatera Barat ini kini tercatat sebagai Mahasiswa Program Magister jurusan Hukum Islam di UII (Universitas Islam Indonesia) angkatan 2016. Alias seangkatan dengan saya, juga sejurusan.

Gaes...( baca: guys)...beliau juga adalah seorang kepala Kantor Urusan Agama alias KUA di salah satu kecamatan yang ada di Kabupatenn Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebenarnya sudah lama beliau lulus dari jurusan Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sejak beliau lulus dari kampusnya, beliau memutuskan untuk menetap di Yogyakarta, berkarir dan berkeluarga disini.

Secara usia, boleh dikata beliau adalah senior kami. Tapi siapa sangka, ternyata kekeritisannya di kelas selalu membuat ramai kelas dengan diskusi-diskusi yang kritis. Seringkali beliau menjadi pemecah kebuntuan diskusi, saat teman-teman kami belum ada yang beropini, dikala salah satu diantara kami mempresentasikan tugas kuliah.

Pak Amri memang unik... baru-baru ini beliau meneraktir kami makan di sebuah warung bakso dekat kampus kami, yang ada di kawasan Demangan. Kami awalnya tidak tahu apa-apa. tiba-tiba saja setelah selesai perkuliahan mata kuliah Pemikiran Hukum Islam di Indonesia  yang diampu oleh Dr. M Roy Purwanto, pak Amri langsung mengatakan “Yuk..makan bareng..”

Teman kami bernama Mustafid kemudian menjawab, “bakso kelenger...bakso kelenger..” dengan logat Riaunya yang khas. Hehehe...., usul yang bagus, tapi karena sudah keburu mau magribh, kami kemudian ke warung bakso depan kampus. Di akhir sesi makan bersama, pak Amri kemudian menyampaikan maksud dan tujuannya meneraktir kami.

“Begini kawan-kawan..!!!” serunya singkat. “dikarenakan besok kita libur, jadi hajat yang untuk besok saya tunaikan hari ini”, kami masih garing...nih apa maksud pak Amri bilang begitu.., beliau bilang kemudian “besok adalah hari ulang tahun saya..” katanya menjelaskan. Hore...!!!! Tidak lama kemudian kami menyahut “wah...selamat ya pak Amri..., moga makin panjang umur..”.

“Dan yang kedua adalah sekalian saya mau memberitahukan, bahwa bulan depan saya berangkat menunaikan ibadah haji bersama istri, Insya Allah selama disana saya cuti kuliah..”, katanya menambahkan. Kami yang mendengar itu sontak sama sama memberi ucapan doa dan selamat. Saya, Solihin, Mustafid, Farizi, Rendika, Rizal Dinarga, Yeri, Ust. Sansan dan beberapa kolega sesama teman mahasiswa, turut menitipkan doa. Kami minta di doakan, supaya cepat lulus kuliah...(hehehe..padahal kan udah pada tahu, kuliah S2 rata-rata 2 tahun, dan baru bisa daftar ujian tesis setelah semester 3, jadi kalau mau cepat selesai dalam waktu satu tahun kayaknya belum bisa..hahahaha).

Tapi namanya juga titip doa.., siapa tahu ada yang terkabulkan. Sebab Insya Allah menjadi berkah dikala langsung berdoa di masjidil Haram. Saya sendiri juga menitip doa yang sama, plus beberapa doa khusus. Sebab ketika meminta di doakan khusus, pak Amri sudah tahu apa yang menjadi keinginann saya. Siapa tahu saya juga bisa menunaikan ibadah haji suatu saat nanti sama istri..,Aamiin Ya...Robbal Alamin.

Begitulah pak Amri, pria bersahaja, sahabat di kala  menjadi mahasiswa, abang dikala kami bercerita tentang keluarga. Kemurahan hatinya membuat kami merasa dekat dengannya. Beberapa kali kami sering diajak untuk makan siang bersama. Juga kerap kali membawakan kami makanan ke kelas. Pengusir boring dikala kuliah dari pagi sampai sore, yang kadang-kadang otak kami sudah mumet, beliau masih tetap segar dengan kekeritisannya.

Diskusi-diskusi renyah seringkali datang dari gagasannya. Akademisi sekaligus praktisi hukum Islam. Beruntunglah kami di kelas HI, selain mendapat ilmu dari dosen, ilmu juga kami dapatkan dari pak Amri sebagai praktisi. Beberapa kali saya ditawarkan..,kalau mau menikah datang ketempat saya saja...GRATIS...katanya. hehehe..tawaran yang menarik, tapi belum untuk saat ini (not for this time)hehehe.

Sosok yang menginspirasi saya untuk lebih tekun lagi. sebab kita tidak tidak pernah tahu, ketekunan kita akan memetik buahnya kapan. Boleh jadi hari ini kita berandai-andai, bermimpi, dan berimajinasi, dengan segala keterbatasan yang ada pada dirikita. Namun inilah yang terpenting saat ini. Sebab kata Einstein, lebih baik berimajinasi daripada berfikir. Kelak kita akan memetik buah dari setiap mimpi yang kita tulis dalam hidup kita.

Bagi saya, memang penting untuk bermimpi, menuliskan setiap keinginan dan harapan masa depan, insya Allah nih.. mau keliling dunia, ke Eropa, Amrik, Ausi, Jepang, Makkah, atau kita pasang jadwal ...insya Allah tahun 2023  saya mau pergi haji bareng istri, tahun 2018 mau lulus S2 sekalian menikah, tahun 2019 jadi dosen sama mau lanjut S3 di Harvard University. Tahun 2020 punya anak 1, tahun 2022 punya anak 2, tahun 2023 mau bikin sekolahan gratis dari TK sampai Universitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus, kurang mampu, dan unggulan penghafal qur’an. Dan masih banyak mimpi-mimpi yang lain.

 It’s time to dreams (kata ust. Yusuf Mansur). Tapi jangan terlalu banyak lihat orang yang diatas kita, syukuri yang sedikit, sama jangan lupa rumusnya Doa, ikhtiar, tawakkal. Hanya ini yang kita miliki saat ini. Kita tidak memiliki apa-apa, tapi beruntunglah kita yang punya mimpi, sebab Allah anugrahkan keinginan dalam hati dan pikiran kita.

So..sahabat semua, tidak ada yang tidak mungkin (nothing impossible) dalam kehidupan ini, selama Allah berkehendak. Selama Allah memantaskan diri kita untuk menerimanya, Insya Allah. Selama kita berfikiran terbuka (open minded), selama kita mau bekerja semaksimal mungkin, selama kita memupuk harapan dan mimpi dalam dirikita.

Pak Amri adalah contoh bagi saya, usia tidak menjadi penghalang beliau melanjutkan study. Ia selalu terdepan dalam kekeritisan menjadi mahasiswa S2. Dan selalu taat pada apa yang jadi titah dosen, hehehe. Suatu ketika Prof. Khoirudin memotivasi kami untuk datang lebih awal dalam mata kuliah beliau. Dan minggu depan ternyata pak Amri memiliki jadwal presentasi. Siapa sangka ternyata ditengah kesibukannya sebagai kepala KUA, beliau hadir lebih awal daripada kami. Salutt...!!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

TEORI IJTIHAD IMAM SYAFI’I

Jalan Kerja