MENIKMATI PERAN
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi72ShpsLFu4aqQOboTdG7AoOP6sLbThwFWaZRmuVZ3wb6pVkOLcTjHOpATRXSY0P9N0MSVn0P1pNXHUQ-xIPHPbMuSNAvCz6W4knwVPhxn45mipRxWfXtn_Bs-gMkp5bmcbo3E4_QF2uA/s320/20171105_061831+%25282%2529.jpg)
Misalnya saja, Prof. Kishore Mahbubani dekan Lee Kuan Yew School Of
Public Policy, National University of Singapore. Ia pernah 30 tahun menjabat
sebagai diplomat. Akademisi usia 69 tahun ini selalu berpandangan optimis
terhadap masa depan ASEAN. Sebab ASEAN adalah kawasan yang memiliki jumlah
penduduk dengan ragam etnis, suku, dan agama, yang mampu bertahan ditengah arus
dinamika global.
Sayapun memandang hidup saya lebih optimis lagi. peran saya hari ini
adalah sebagai pemuda, sebagai mahasiswa S2, sebagai relawan di kampung Qur’an
Rukem PPPA Daarul Qur’an, sebagai anak, dan sebagai seorang adik sekaligus
kakak dari saudara-saudara saya. Tentu ketika ditanya keinginan masa depan,
saya menjawab bahwa keinginan masa depan saya adalah menjadi akademisi,
ilmuwan, sekaligus pebisnis yang bermanfaat bagi semua.
Kita perlu memasang dan merancang peran masa depan kita, sebab dengan
begitu kita akan tahu kemana hendak kita tuju. Kita tidak bisa diam, dan
mengatakan bahwa perna kita sudah cukup sampai disini, dan saya tidak mungkin
menjadi apa-apa. sikap seperti itu adalah sikap yang di benci oleh Tuhan. Sebab
anda tahu bahwa, Tuhan selalu menganjurkan anda untuk berlomba-lomba dalam
kebaikan, menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, serta tidak berputus asa dari
rahmat-Nya.
Hidup itu adalah proses perbaikan diri, dan proses penciptaan sejarah. Sekecil
apapun sejarah yang anda ingin ciptakan, harus direncanakan dan dirancang. Tidak
ada hidup tanpa impian, boleh jadi memang anda memandang semua impian anda
tidak mungkin tercapai. Tetapi Tuhan tahu yang terbaik. Seperti kata Adam Khoo,
saat anda bertindak dan meraih hal-hal yang mendekatkan anda dengan kesuksesan
menuju impian anda, maka saat itulah anda sukses.
Ada banyak peran yang menanti kita dikemudian hari. Saya misalnya sedang
merancang diri saya untuk menjadi seorang kepala daerah, juga seorang pemuka
agama. Sebab saya ingin berperan untuk merubah dan memajukan masyarakat di daerah
asal saya. Tidak mungkin saya menikmati fasilitas ilmu yang dititipkan Tuhan,
tanpa saya amalkan dalam bentuk kebijakan dan kebajikan.
Memang, semua masih terlihat tidak mungkin saat ini. Sama halnya ketika
saya berbicara tidak mungkin saya menjadi ustadz, sebab saya bukan
lulusan pondok pesantren, tapi kenyataannya saat ini saya malah ditakdirkan
menjadi ustadz di kampung perantauan. Walaupun peran ini berat namun
tetap harus dinikmati. Saya mungkin tidak bisa menjiwainya sepenuh hati, tapi
saya bisa belajar agama darisini.
Atau ketika kita berbicara tentang persahabatan. Tidak mungkin saya
memiliki teman atau sahabat dari seluruh Indonesia bahkan dunia, sebab saya
anak daerah. Kenyataannya semua itu tidak berlaku saat ini, sebab Tuhan telah
menakdirkan saya mempunyai sahabat-sahabat luarbiasa dari seluruh Indonesia
bahkan ASEAN. Saya punya sahabat yang bernama Mustafid rekan S2 saya asal Riau,
Suko S. Anggono sahabat saya di SGI yang kini di Papua, Gading E.A alumni Univ.
Airlangga dari Surabaya. Junardi, rekan saya waktu jadi pengurus di BEM Universitas Mataram 2011 yang kini kami sama-sama menjalani peran sebagai mahasiswa S2 di Jogja. Bedanya beliau di UGM saya di UII. Juga beberapa rekan dari negara-negara sahabat,
seperti Anis Amira dari Malaysia. Sehingga
ketika nanti saya memimpikan melanjutkan study di UKM (University Kebangsaan
Malaysia), saya telah memiliki relasi dan sahabat di sana.
Pertanyaannya sekarang bagaimana kita meraih kesuksesan atas mimpi-mimpi
kita itu..? Ustadz Yusuf Mansur, memberikan tiga cara; pertama adalah
rajin-rajin doa dan ibadah, sholat tepat waktu, bersedekah. Kedua lakukanlah
tindakan yang tepat yang sesuai dengan track menuju impian anda itu. Jika anda
menginginkan kuliah di Belanda maka sewajarnya anda harus mencapai nilai 7
untuk IELTS. Dan ketiga adalah tawakkal kepada Allah, serahkan semua urusan
dunia kita kepada Allah. Sebab Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Hari ini kebetulan saya bertemu dengan salah satu guru saya dari Lombok
di The Alana Hotel Jogjakarta. Satu kebenggaan tersendiri bisa bersilaturrahmi
sama beliau, dan menikmati sarapan pagi di hotel ini. Pemandangan yang cukup
bagus, selain karena arsitektur bangunannya yang menakjubkan, juga karena
suasana pertemuan tersebut diantara forum pebisnis nasional, yang diikuti oleh
para pengusaha.
Saya selalu menyatakan dalam diri saya, sebelum Allah memberikan amanah
kepada kita atas sesuatu yang kita inginkan, Allah selalu memberikan
tanda-tandanya terlebih dahulu. Ketika dulu saya mendeklarasikan diri saya
untuk jadi pengusaha, hari ini saya
sudah didekatkan dengan takdir itu. Tinggal menunggu waktu yang tepat, dan
kesiapan kita sebagai insan.
Tak menampik diri, bahwa saya ingin mengatakan saya sudah sangat
beruntung dan bersyukur atas peran yang Allah kasih kepada saya saat ini
sebagai mahasiswa S2 dan peran saya sebagai relawan. Namun mahasiswa dan relawan
adalah dunia dengan status pengabdian. Sedangkan ada satu dunia dalam diri saya
yang saya impikan, yaitu dunia professional dimana saya benar-benar menjadi apa
yang saya inginkan.
Seperti kata Stave Jobs “saya beruntung menemukan apa yang ingin
saya lakukan di usia muda”. Dan pengabdian kepada agama serta negara
adalah satu hal yang ingin saya lakukan kala usia muda. Selesai study S1 2013
lalu, saya memimpikan diri saya menjadi seorang guru di pedalaman Kalimantan
Barat sebab terinspirasi dari film “Tanah Surga Katanya”. Peran inipun sudah
pernah saya jalani. Setelah dari sana, saya punya impian melanjutkan Study S2. Kini
semua itu sedang saya perankan. Setelah S2 saya berencana menjadi dosen, dan
menjadi seorang pengamat sekaligus praktisi hukum, juga seorang pebisnis.
Barangkali setelah itu saya akan melanjutkan study S3 ke Harvard Law
School, Harvarad University USA. Sebab Harvard adalah impian saya juga, saya
ingin berperan sebagai mahasiswa Harvard. Sekarang memang belum kelihatan
jalannya, tapi Insya Allah akan ada jalan untuk semua hal yang ingin kita
kerjakan. Asalkan kita meyakininya, dan selalu mencoba disetiap kesempatan yang
ada. Bahkan beberapa peran-peran kecil selalu saya coba dalam hidup saya,
seperti menjadi penulis lepas, menjadi seorang pelari juga olahragawan, menjadi
pembaca buku, majalah, koran, dan jurnal, menjadi seorang Muazin dan khatib adalah
satu impian yang membahagiakan saya, dan kini sudah terwujud.
Lebih dari itu, tentu saja peran sebagai seorang lelaki gentle
melamar orang yang saya cintai. Saya bersyukur bisa berbicara dengan kelurga
besarnya, dengan ayah bundanya. Dan menyatakan kesungguhan atasu maksud kedatangan
saya yang sesungguhnya. Mungkin 2017 beberapa bulan lalu bukan waktu yang tepat
untuk saya menikah dengannya. Tapi saya memiliki keyakinan di waktu yang akan
datang, kami akan menikah, dan duduk bareng dipelaminan, dimana kedua orang tua
kami berada disamping kiri kanan kami. Itu adalah doa saya kepada Allah..Rabb
semesta Alam. Kami telah merencanakan banyak hal, saya berharap saya bisa
menjalani hidup bersamanya, dan membangun kelurga yang lebih baik.
###
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih