MENIKMATI PERAN


Barangkali ini adalah judul yang tepat untuk tulisan saya hari ini. Sebab saya ingin berbicara tentang diri saya, tentang anda, dan tentang kita. Satu hal yang harus kita pegang sebagai perinsip akidah dalam hidup kita, bahwa semua masa depan itu gaib. Kita tidak pernah tahu, sejauh mana hidup akan mengantar kita kemana, dan kita akan menjadi apa dikemudian hari setelah peran yang kita jalani saat ini. Tentu saja yang tidak boleh hilang dari kita adalah mimpi (cita-cita) atas masa depan lebih baik.

Misalnya saja, Prof. Kishore Mahbubani dekan Lee Kuan Yew School Of Public Policy, National University of Singapore. Ia pernah 30 tahun menjabat sebagai diplomat. Akademisi usia 69 tahun ini selalu berpandangan optimis terhadap masa depan ASEAN. Sebab ASEAN adalah kawasan yang memiliki jumlah penduduk dengan ragam etnis, suku, dan agama, yang mampu bertahan ditengah arus dinamika global.

Sayapun memandang hidup saya lebih optimis lagi. peran saya hari ini adalah sebagai pemuda, sebagai mahasiswa S2, sebagai relawan di kampung Qur’an Rukem PPPA Daarul Qur’an, sebagai anak, dan sebagai seorang adik sekaligus kakak dari saudara-saudara saya. Tentu ketika ditanya keinginan masa depan, saya menjawab bahwa keinginan masa depan saya adalah menjadi akademisi, ilmuwan, sekaligus pebisnis yang bermanfaat bagi semua.

Kita perlu memasang dan merancang peran masa depan kita, sebab dengan begitu kita akan tahu kemana hendak kita tuju. Kita tidak bisa diam, dan mengatakan bahwa perna kita sudah cukup sampai disini, dan saya tidak mungkin menjadi apa-apa. sikap seperti itu adalah sikap yang di benci oleh Tuhan. Sebab anda tahu bahwa, Tuhan selalu menganjurkan anda untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, menjadi lebih baik dan lebih baik lagi, serta tidak berputus asa dari rahmat-Nya.

Hidup itu adalah proses perbaikan diri, dan proses penciptaan sejarah. Sekecil apapun sejarah yang anda ingin ciptakan, harus direncanakan dan dirancang. Tidak ada hidup tanpa impian, boleh jadi memang anda memandang semua impian anda tidak mungkin tercapai. Tetapi Tuhan tahu yang terbaik. Seperti kata Adam Khoo, saat anda bertindak dan meraih hal-hal yang mendekatkan anda dengan kesuksesan menuju impian anda, maka saat itulah anda sukses.

Ada banyak peran yang menanti kita dikemudian hari. Saya misalnya sedang merancang diri saya untuk menjadi seorang kepala daerah, juga seorang pemuka agama. Sebab saya ingin berperan untuk merubah dan memajukan masyarakat di daerah asal saya. Tidak mungkin saya menikmati fasilitas ilmu yang dititipkan Tuhan, tanpa saya amalkan dalam bentuk kebijakan dan kebajikan.

Memang, semua masih terlihat tidak mungkin saat ini. Sama halnya ketika saya berbicara tidak mungkin saya menjadi ustadz, sebab saya bukan lulusan pondok pesantren, tapi kenyataannya saat ini saya malah ditakdirkan menjadi ustadz di kampung perantauan. Walaupun peran ini berat namun tetap harus dinikmati. Saya mungkin tidak bisa menjiwainya sepenuh hati, tapi saya bisa belajar agama darisini.

Atau ketika kita berbicara tentang persahabatan. Tidak mungkin saya memiliki teman atau sahabat dari seluruh Indonesia bahkan dunia, sebab saya anak daerah. Kenyataannya semua itu tidak berlaku saat ini, sebab Tuhan telah menakdirkan saya mempunyai sahabat-sahabat luarbiasa dari seluruh Indonesia bahkan ASEAN. Saya punya sahabat yang bernama Mustafid rekan S2 saya asal Riau, Suko S. Anggono sahabat saya di SGI yang kini di Papua, Gading E.A alumni Univ. Airlangga dari Surabaya. Junardi, rekan saya waktu jadi pengurus di BEM Universitas Mataram 2011 yang kini kami sama-sama menjalani peran sebagai mahasiswa S2 di Jogja. Bedanya beliau di UGM saya di UII.  Juga beberapa rekan dari negara-negara sahabat, seperti Anis Amira dari Malaysia.  Sehingga ketika nanti saya memimpikan melanjutkan study di UKM (University Kebangsaan Malaysia), saya telah memiliki relasi dan sahabat di sana.

Pertanyaannya sekarang bagaimana kita meraih kesuksesan atas mimpi-mimpi kita itu..? Ustadz Yusuf Mansur, memberikan tiga cara; pertama adalah rajin-rajin doa dan ibadah, sholat tepat waktu, bersedekah. Kedua lakukanlah tindakan yang tepat yang sesuai dengan track menuju impian anda itu. Jika anda menginginkan kuliah di Belanda maka sewajarnya anda harus mencapai nilai 7 untuk IELTS. Dan ketiga adalah tawakkal kepada Allah, serahkan semua urusan dunia kita kepada Allah. Sebab Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

Hari ini kebetulan saya bertemu dengan salah satu guru saya dari Lombok di The Alana Hotel Jogjakarta. Satu kebenggaan tersendiri bisa bersilaturrahmi sama beliau, dan menikmati sarapan pagi di hotel ini. Pemandangan yang cukup bagus, selain karena arsitektur bangunannya yang menakjubkan, juga karena suasana pertemuan tersebut diantara forum pebisnis nasional, yang diikuti oleh para pengusaha.

Saya selalu menyatakan dalam diri saya, sebelum Allah memberikan amanah kepada kita atas sesuatu yang kita inginkan, Allah selalu memberikan tanda-tandanya terlebih dahulu. Ketika dulu saya mendeklarasikan diri saya untuk jadi pengusaha, hari  ini saya sudah didekatkan dengan takdir itu. Tinggal menunggu waktu yang tepat, dan kesiapan kita sebagai insan.

Tak menampik diri, bahwa saya ingin mengatakan saya sudah sangat beruntung dan bersyukur atas peran yang Allah kasih kepada saya saat ini sebagai mahasiswa S2 dan peran saya sebagai relawan. Namun mahasiswa dan relawan adalah dunia dengan status pengabdian. Sedangkan ada satu dunia dalam diri saya yang saya impikan, yaitu dunia professional dimana saya benar-benar menjadi apa yang saya inginkan.

Seperti kata Stave Jobs “saya beruntung menemukan apa yang ingin saya lakukan di usia muda”. Dan pengabdian kepada agama serta negara adalah satu hal yang ingin saya lakukan kala usia muda. Selesai study S1 2013 lalu, saya memimpikan diri saya menjadi seorang guru di pedalaman Kalimantan Barat sebab terinspirasi dari film “Tanah Surga Katanya”. Peran inipun sudah pernah saya jalani. Setelah dari sana, saya punya impian melanjutkan Study S2. Kini semua itu sedang saya perankan. Setelah S2 saya berencana menjadi dosen, dan menjadi seorang pengamat sekaligus praktisi hukum, juga seorang pebisnis.

Barangkali setelah itu saya akan melanjutkan study S3 ke Harvard Law School, Harvarad University USA. Sebab Harvard adalah impian saya juga, saya ingin berperan sebagai mahasiswa Harvard. Sekarang memang belum kelihatan jalannya, tapi Insya Allah akan ada jalan untuk semua hal yang ingin kita kerjakan. Asalkan kita meyakininya, dan selalu mencoba disetiap kesempatan yang ada. Bahkan beberapa peran-peran kecil selalu saya coba dalam hidup saya, seperti menjadi penulis lepas, menjadi seorang pelari juga olahragawan, menjadi pembaca buku, majalah, koran, dan jurnal, menjadi seorang Muazin dan khatib adalah satu impian yang membahagiakan saya, dan kini sudah terwujud.

Lebih dari itu, tentu saja peran sebagai seorang lelaki gentle melamar orang yang saya cintai. Saya bersyukur bisa berbicara dengan kelurga besarnya, dengan ayah bundanya. Dan menyatakan kesungguhan atasu maksud kedatangan saya yang sesungguhnya. Mungkin 2017 beberapa bulan lalu bukan waktu yang tepat untuk saya menikah dengannya. Tapi saya memiliki keyakinan di waktu yang akan datang, kami akan menikah, dan duduk bareng dipelaminan, dimana kedua orang tua kami berada disamping kiri kanan kami. Itu adalah doa saya kepada Allah..Rabb semesta Alam. Kami telah merencanakan banyak hal, saya berharap saya bisa menjalani hidup bersamanya, dan membangun kelurga yang lebih baik.

### 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia