Lima Hari Bersama "Mereka"

Disini aku telah menemukan kehangatan keluarga baru. Tepatnya 56 km arah barat jogja. Di sebuah kota kecil eksotis nan indah yang bernama Purworejo.

Purworejo adalah rumah dan keluarga kedua bagiku. Aku selalu ingat pesannya Bu Jumi "agar meninggalkan separuh hati di kampung Rukem" salah satu kampung yang ada disini. Rupanya bukan hanya separuh hatiku yang tertinggal tapi hampir seluruhnya telah tertinggal di Rukem.

Aku begitu mencintai kampung ini. Kampung yang membuatku selalu ingin datang dan datang kembali. Bisa dibayangkan, untuk tahun ini sudah 3 kali aku pergi pulang kesini. Warga yang begitu baik telah menumbuhkan rasa rindu tersendiri yang susah di obati kalau tidak bertemu. Maka selalu ku luangkan waktu untuk berdoa memohon kepada Allah agar tetap bisa mengunjungi warga disini.








Tadi malam kepalaku begitu sakit, perutku juga terasa mual, badanku meriang, keadaan ini memaksaku melewatkan momen terpenting yang ingin kulihat malam tadi. Ingin sekali melihat anak2 khataman Qur'an. Apalagi si Gita cilik yang tak ku sangka sudah segera khatam. Si yoga kendel yg suka nyerobot minta di ajarin duluan, si Ayud, Talita, Laela, Dan Vinza yang selalu kompak datang lebih awal mengaji. Masya Allah mereka begitu cepat bisa membaca Qur'an. Ada juga Dina dan Dewi yang tak kusangka juga akan khatam. Mereka selalu semangat datang ngaji walaupun kadang hujan turun. Tapi Dina biasanya turu (tidur, red)..hehe. apalagi Surya dia selalu termotivasi untuk khatam. Sayangnya aku telah pergi ketika mereka akan khatam. Kutitip amanah itu pada ustadz Wandi dan Khairul.

Ku sempatkan untuk menyisihkan sebagian penghasilanku agar bisa membeli tiket pesawat pergi ke rukem menghadiri malam muludun ( Maulid Nabi SAW, red) yang menampilkan anak-anak khataman (khatmil Qur'an) dan remaja yang tampil untuk the second concer mereka. Aku begitu senang, tapi waktuku tak banyak. Sedikit saja waktu yang aku miliko berada disini. Ingin sekali rasanya aku memiliki waktu yang lebih lama lagi membersamai mereka, namun ku sadari aku telah di tunggu setumpuk pekerjaan di rumah.

Doa mereka selalu sama. "Semoga cepat kembali lagi" seperti yang di sampaikan mbah Pon. Aku bilang kepadanya, bahwa aku hanya pergi ke jogja, dan akan segera kembali. Rasanya tak tega aku katakan untuk pulang ke Lombok. Entah akan ketemu lagi atau tidak di masa akan datang. Tapi aku berdoa semoga saya, mbah Pon dan mbah Min panjang umur.

Belum lagi Via, yang katanya mau bercerita. Mungkin dia sudah ingin bercerita, tapi ketika ketemu tadi pagi cerita itu tak bisa tersampaikan karena ia baru bangun tidur. Hmmmm...!!! Ceritanya masih akan bersambung, tapi entah kapan. Hatiku hanya berdoa ketika saat ini aku rindu mereka, semoga aku bisa kembali lagi bersama Istri, seperti doanya Isti tadi pas chatingan, hehehe.

Diantara kerumunan penumpang pesawat di ruang tunggu bandara Adi Sucipto Jogjakarta, mungkin hanya hatiku yang galau ketika pulang ke kampung halaman. Dinginnya AC bandara telah membuat suhu tubuhku semakin bertambah dingin juga, mengingat kembali anak-anak dan warga Rukem, membuat mataku tak kuasa menahan tetesan yangbperlahan mengalir membasahi wajahku. Teruntuk Indra Karunia yang akan ke luar negeri tahun depan juga semkga selalu bisa sukses dengan programnya selama 2 tahun di negeri nun jauh penjuru sahara Afrika sana, menjadi anak solehah yang membahagiakan kedua orang tua, berguna bagi masyarakat agama, bangsa dan negara...Aamiin.

Terimakasih untuk semua yang telah menerima ku menjadi keluarga dekat di Rukem. Semoga Allah senantiasa menjawab doa-doa kita semua Aamiin.


Azan Magrib di Bandara Adhi Soetjipto International Airport.
17.41/25/11/2019

Tapi begitu cepat rasanya, seolah hatiku memberontak untuk pergi dari kota ini.



Sore ini aku kembali meninggalkan Jogjakarta, kota dimana raga, jiwa, hati, dan pikiran ini pernah tertumbuh beragam rasa. Sudah lima hari aku disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia