Ahmad Rizal Khadapi

  Bila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.” Maka dikatakan padanya: “Engkau telah mendapat petunjuk, engkau tercukupi dan engkau telah terjaga (terbentengi),” sehingga para setan lari darinya. Setan yang lain berkata: “Bagaimana urusanmu dengan seseorang yang telah mendapat petunjuk, tercukupi, dan terbentengi?” (HR. Abu Dawud).

  Lama kita menanyakan cinta. Kadang ia hadir diantara sela sela waktu yang tak pernah kita duga. Cinta..., begitu kita membahasakannya, dan masih menjadi misteri, sebab cinta butuh pembuktian demi pembuktian. Cinta tidak akan pernah bisa menjadi keutuhan tanpa keabadian. Keabadian cinta hanya bisa didapatkan setelah menjalaninlika liku yang bermacam macam. Lalu apa sebenarnya cinta itu..? Entahlah kita tidak pernah tahu ukuran cinta itu seperti apa, mungkin tidak cukup dengan kata, namun juga aksi nyata, tapi lebih dari itu cinta itu adalah kesucian lahir batin yang musti semakin melekat tanoa memandang yang bernilai subjektif pada diri seseorang. Banyak pujangga juga tidak pernah sepakat mendefinisikan cinta. Sebab cinta itu memang tak cukup ditulis dengan kalimat, tak bisa diukur dari perkataan. Dan lebih dari itu ia adalah fitrah dalam diri manusia.