Sorotan Al-Qur'an Tentang Orang Yang Berprilaku Bohong
Membuka catatan pagi ini dengan secangkir kopi hangat yang ada disebelah kanan saya. Sambil bernostalgia dengan lagu lagu peterpan. Saya tidak tahu kenapa perpaduan dua kegiatan ini begitu mengasyikkan, menenangkan, dan membuat pikiran mengalir begitu saja. Terlepas dari bagaimana keadaan kita yang sesungguhnya hari ini. Saya bersyukur saya bisa memainkan jari jemari saya lagi diatas keybord dan sebuah perangkat telepon yang menjadi ganti dari laptop yang telah rusak setahun lalu.
Bagi saya menulis adalah
kekuatan tersendiri. Sering saya membaca jika orang yang menulis itu akan
memiliki usia yang lebih panjang daripada mereka yang diam tanpa gerak. Hal ini
membuat perasaan dihati bisa tersalurkan untuk diutarakan. Bayangkan saja
dirikita yang seperti tidak memiliki sahabat untuk mendengar curahan hati kita,
maka menulis adalah jalannya, sebab menulis akan mengungkapkan sisi sisi
terjujur dalam dirikita yang tidak bisa kita ungkap kepada setiap orang hatta
itu orang tua kita sendiri.
Kita tidak akan diajarkan
berbohong dalam tulisan. Kebohongan ada dalam diri manusia yang tidak perah
sadar bahwa apa yang dikatakannya akan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Tuhan.
Mereka yang suka berbohong secara tidak langsung mencerminkan karakter dirinya
yang mengindikasikan bahwa kata kata lembut dan manis terucap tanpa dipikirkan dampak
negatif akan ditimbulkan. Seringkali kebohongan tidak akan membawa keberuntungan,
justru akan membawa petaka bagi yang melakukan kebohongan terus menerus. Dikatakan
dalam Al Qur’an tentang kebohongan sebagai berikut;
Allah Subhanahu Wa Ta'ala
berfirman:
قُلْ
اِنَّ
الَّذِيْنَ
يَفْتَرُوْنَ
عَلَى
اللّٰهِ
الْـكَذِبَ
لَا
يُفْلِحُوْنَ ۗ
"Katakanlah, Sesungguhnya
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan
beruntung." (QS. Yunus 10: Ayat 69).
Sebuah janji yang tegas
difirmankan Allah terhadapa mereka yang suka berbohong adalah tidak akan
mendapatkan keberuntungan kapan dan dimanapun mereka berada. Walaupun dengan
kebohongan itu mereka merasa terselamatkan, namun nilainya hanya sesaat. Kebohongan
hanya akan melahirkan kebohongan lainnya sehingga akan terus diguncang rasa
bersalah dan berdosa. Perasaan ini akan melemahkan imunitas tubuh, dan dapat
membawa penyakit dalam dirinya. Sehingga kebohongan sangat berkorelasi positif
dengan ketidak beruntungan. Dalam ayat lain al-Qur’an juga menyatakan;
فَمَنِ افْتَرٰى
عَلَى
اللّٰهِ
الْكَذِبَ
مِنْۢ
بَعْدِ
ذٰلِكَ
فَاُ
ولٰٓئِكَ
هُمُ
الظّٰلِمُوْنَ
"Maka barang siapa
mengada-adakan kebohongan terhadap Allah setelah itu, maka mereka itulah
orang-orang zalim." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 94).
Kebiasaan berbohong akan membawa
manusia untuk berbuat zalim. Sebab itu Allah secara tegas menyatakan bahwa
mereka yang sering mengadakan kebohogan adalah orang orang yang zalim. Sebab orang
yang dibohongi tentu akan merasa kesal, sakit hati, jengkel, dan berburuk
sangka pada dirinya. Kebohogan tidak akan pernah membawa manfaat, justru akan
membawa mudarat dan mafsadat yang lebih besar. Tidak ada satu ayat pun dalam
Qur’an yang membenarkan seseorang berbuat dan berprilaku buruk berupa berbohong
pada orang lain yang hukumnya dijatuhkan sama yaitu berbohong di mata Allah. Allah
Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَنْ يَّكْسِبْ
خَطِيْۤــئَةً
اَوْ
اِثْمًا
ثُمَّ
يَرْمِ
بِهٖ
بَرِيْۤـئًـا
فَقَدِ
احْتَمَلَ
بُهْتَا
نًا
وَّاِثْمًا
مُّبِيْنًا
"Dan barang siapa berbuat
kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah,
maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata." (QS.
An-Nisa' 4: Ayat 112)
Dari surat an-Nisa 112 kita
mengetahui bahwa berbohong berkorelasi dengan dosa. Jika dia yang berbohong dan
menuduhkan kesalahan itu pada orang lain maka hal itu adalah dosa yang nyata. Dosa
tidak bisa dihapus kecuali dengan taubat, dan relevansi dari taubat tidak cukup
hanya dengan taat beribadah menjalan kewajiban namun juga berhenti dari
melakukan hal yang sama, tidak akan pernah lagi mengulanginya, dan memohon
ampunan atas hal tersebut. Sehigga benar kata baginda Nabi saw; orang
munafik memiliki tiga ciri ciri, 1 jika di percaya ia khianat, 2 jika berjanji
ia ingkari, 3 jika berkata ia dusta (bohong). Ciri orang munafik salah
satunya adalah berlaku bohong. Maka sekali lagi agar kita tidak termasuk
didalamnya, segeralah berprilaku jujur, bertaubat, dan menjauhi segala
kebohongan. Hakekat kebohongan hanya akan menimbulkan tiga item yaitu ; tidak
akan pernah beruntung alias akan buntung terus menerus, menjadi orang yang
zalim, mendapatkan dosa disisi Allah swt. Wallohua’lam...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih