MALAM MINGGU DI JOGJA
doc.pribadi |
Malam minggunya memang tidak salah. Sama
sekali tidak ada yang salah dengan malam minggu. Tapi frame berfikir kita sudah dibentuk jadi salah, sejak dulu kita mengenal istilah kalo malam
minggu mesti ngapel ketempat pacar, jalan-jalan keluar sama pacarlah, dan nongkrong
di cafe ini dan itu. Sama dengan malam tahun baru yang harus dirayakan, yang begini frame berfikir kita dibentuk salah. Yang ngebentuk menjadi salah adalah media massa. Dan bodohnya kita adalah, suka ikut-ikutan.
Sayangnya kesalahan ini berlanjut
hingga sekarang. Frame yang sudah terbentuk dari dulu nampaknya agak susah
dirubah. Atau diputer dikit, jadi malam minggu kumpul baca dimana..? atau malam
minggu ngumpul diskusi dimana? Atau yang pling bagus malam minggu tahajud
bareng yuk..?
Saya sendiri baru mimpiin nih yang
begini. Malam minggu saya tetap akan di Jogja. Sebab sabtu minggu jadwal kuliah
saya. Apalagi besok mata kuliahnya Ushul fiqh, mata kuliah yang menuntut saya
terus harus membaca dan berfikir. Jadi sebenarnya gak ada waktu untuk
santai-santai nongkrong malam mingguan dimana dan kemana.
Yang ada.., malah saya kehilangan
banyak waktu. Ngetik tulisan ini aja sebenarnya mata saya sudah ngantuk. Tapi karena
ini adalah target, maka jari jemari ini tidak terasa dengan cekatan memencet
tombol tombol huruf di keybord laptop saya. Walaupun begitu ya.. saya bangga. Inilah
saya, malam minggu di jogja penuh tantangan, bersama diri dan laptop mencoba
untuk bisa terus produktif.
Oo ya.. ada juga yang bertanya. Kenapa
gak bikin status di fb atau bikin tulisan di blog tentang aksi 4 november
kemarin.? Bukannya gak mau, tapi saya fikir lebih baik saya diam daripada
memperkeruh suasana. Saya tetap mendukung POLRI menuntaskan kasus itu. Dan mendukung
rekan-rekan aksi menyampaikan aspirasi. Masalah si terduga akan di jadikan
tersangka atau tidak, biarlah POLRI menunjukkan profesionalitasnya. Kalo melenceng
dari perkiraan kita, maka tandanya POLRI belum mereformasi dirinya sendiri.
Jadi, malam minggu di jogja. I am
stay here. Bikin tulisan dengan mata 5 watt. Sorry kalo banyak tiponya. Tambahan
pernyataan saya terkait dengan aksi kemarin. Menurut saya aksi tersebut sudah
berjalan dengan damai dan tertib. Hanya ada segilintir oknum yang membikin aksi
menjadi terlihat ricuh. Dan kericuhan ini diangkat oleh media (penyokong) yang memang
menginginkan berita bad news.
Maka aktor politiknya adalah media
yang suka memanas manasi, kayak kompor gas yang mbeledak. POLRI juga belum sigap menjadi penentu penegakan hukum yang baik, untuk menjadikan bangsa ini adil pada rakyatnya. Tak usahlah kita berharap pada presiden. Karena
dalam negara hukum presiden tidak boleh intervensi penegakan hukum. Lagian kita
juga sudah mafhum keadaan presiden kita,...iyakan...?
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih