WAKTU

-

doc.pribadi

Hari hari terus berulalu, silih berganti begitu saja. Terasa cepat waktu datang dan pergi. Satu jam seperti sat menit, sedangkan satu hari terasa seperti satu jam. Kemarin hari Jumat, tiba tiba kini sudah hari jumat lagi. komunikasi sudah tak lagi memiliki batas. Jam 12 tengah malampun kadang mata anda masih melek melihat gadget sambil memainkan jari jemari anda.

Kita banyak membuang-buang waktu. Waktu waktu dan waktu kita kini hanya sebatas kata-kata, begitu gampang ia pergi tanpa termanfaatkan dengan baik seperti kita mengucapkannya. Kata orang dunia ini sudah tua, sebentar lagi kiamat. Tapi kita semakin tak sadar, kita justru semakin jauh dari sang Pencipta.

Yang muda malam minggu nongkrong disana sini. Katanya mau habiskan waktu. Oh..Tuhan...nogkrong sambil kongkow kongkow dengan entengnya dikatakan menghabiskan waktu. Sedangkan saya setiap saat ingin sekali menambah waktu. Ketika membaca buku tidak terasa tiba-tiba waktu menunjukkan jam 12 siang. Padahal baru jam 7 ini saya mulai baca, eh kok belum habis bukunya say abaca sudah jam 12 aja.

Ada perasaan sesal..., karena waktu telah habis, sementara bacaan buku saya belum habis. Sementara setelah jam 12 ini agenda lain menanti. Alloh ya Robb... begitu cepat rasanya waktu berlalu.
Buka hp dengan aktifkan paket data. Tiba-tiba pesan di wa seabrek, baik dari group dan individu. Akhirnya chattingpun dimulai. Sambil senyum senyum baca dan tulisan pesan. Tau tau sudah magrib. Perasaan barusa asar hati ini begumam, kok sudah azan magrib. Seolah-olah hati ini protes begitu cepat waktu berlalu.

Rasa sesal muncul dalam hati, kenapa saya terjebak pada hal-hal macam ini. Selalu saja tak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Padahal agenda pribadi sudah disusun juga. Kenapa malah asik mengerjakan sesuatu diluar agenda..., huhhh...entahlah.

Sekali lagi, waktu terasa begitu cepat berlalu. Senin lalu saya balik ke Purworejo dari jogja, ternyata sabtu ini sudah balik lagi ke Jogja.., oh..Tuhan ..kau yang telah menciptkan waktu. Begitu cepat rasanya waktu datang dan pergi. Tolong kami agar kami bisa memanfaatkan waktumu yang terbatas ini.        
 Jogjakarta, 5 Nopember 2016
23.17

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

-
Indonesia Yang Hilang Kemana kita mencari Indonesia yang asli.? Indonesia yang ramah, penuh sopan, dan santun. Tak kenal lelah berjuang untuk bebas dari penindasan. Yang selalu memiliki keinginan untuk berdiri sendiri. Indonesia..., Aku kini makin heran Tak di Jawa Tak di Kalimantan Tak di Lombok Aku melihat hal yang sama Semua pergi meninggalkan mu Banyak anak anak remaja kita yang sudah tak lagi cinta padamu Mereka lebih cinta pada budaya budaya luar, bukan budaya yang kau lahiran Ada juga orang tua Yang semakin hari semakin tidak peduli padamu. Mereka membiarkan anak anak mereka hilang arah, terjebak pergaulan bebas, dan kehilangan pegangan agama. Ada yang beragama, tapi terlalu Panatik pada prinsipnya hingga lupa bahwa ini Indonesia, bukan timur tengah. Ada juga yang beridiologi, hingga lupa bahwa ini Indonesia bukan Amerika Latin. Ada lagi yang berprinsip tapi terlalu bebas, hingga lupa bahwa ini Indonesia bukan Eropa ataupun Rusia, juga China. Indonesia Aku r...
Read more »

HUJAN

-
Gambar
Hujan Sore ini hujan telah turun Angin bertiup kencang Hampir memporak porandakan semua bangunan yang ada Sebelah sana katanya pohonpun tumbang Tak lama setelah itu listrik padam Tak jadi azan ashar berkumandang Untung saja anak anak sudah di dalam musholla Mereka siap siap melaksanakan sholat asar berjamaah Tapi tak bisa dengan suara azan Amply tak bisa di hidupkan Listrik mati. Rupa-rupanya pohon tumbang itu jatuh tepat di lintasan kabel listrik yang di lalui Kabel listrik itupun putus Seluruh isi kampung gelap Di luar rumah gelap karena awan Di dalam rumah gelap karena mati listrik Saat hujan makin deras Petir menyambar nyambar Udara kampung pun makin sejuk Tak ada yang bisa dinikmati Hujan membawa kedinginan di tengah kesindirian Tak ada yang lebih syahdu rasanya Kalau ada secangkir kopi dan sebuah buku Apalagi kalau ada istri, pastilah makin syahdu Sayangnya masih sebentuk harapan. Hujan dan gelap ini juga mengingatkan akan kampung halaman Entah b...
Read more »

Nazwa Aulia

-
Gambar
Lirih senandung angin seolah bernyayi dan menggoyangkan tangkai juga para daun yang terlihat begitu rindang nan meneduhkan. Atap –atap rumah menyelinap diantara hamparan hijau pepohonan disebuah kampung perbukitan. Derasnya hujan yang baru saja datang, membuat jalanan yang menanjak dan berliku menjadi becek dan sulit untuk dilewati. Namun inilah harta kami, tempat segala harapan dan mimpi digantungkan, hingga datanglah sebuah bencana yang kini kami menyebutnya sebagai sebuah pelajaran. Teman-teman pernah dengar bencana longsor Purworejo yang beberapa waktu lalu rame diberitakan media...? Yah... disanalah desaku   berada. Desa Sidomulyo, Ngrukem, Purworejo sebuah kampung rawan bencana yang swaktu-waktu bisa terkena longsor ketika hujan deras datang bertandang. Disini, aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan seorang kakak laki-lakiku. Sebuah keluarga sederhana yang selalu menyelimutiku dengan kebahagiaan dan kehangatan. Terlahir di bulan februari tanggal 23 sembilan tahun...
Read more »