MERAIH MASA DEPAN
Hitunglah kini pendapatan kita berapa. Jika hari ini
pikiran kita tidak berubah tentang masa depan. Maka itu adalah sebuah
kecelakaan besar. Memang seperti yang kita alami, terus terang kita masih galau
melihat masa depan. Sebab semua kemungkinan bisa saja terjadi. Dengan sedikit
analisis tentang kemampuan diri, tentu saja ada keraguan maraih masa depan
yang diimpikan.
Tapi daripada meragukan akan masa depan. Lebih baik kita
membuat planning yang lebih tepat. Walaupun kita tahu bahwa kemungkinan gagal
dan kecewa selalu ada atas impian yang belum tercapai. Namun setidaknya 50 % daripada
keinginan itu telah kita dapatkan.
Al-Qur’an sendiri mengungkapkan bagaimana kita harus
memikirkan masa depan. Dalam Q.S Al-Mulk ayat 10, Allah berfirman:
وقالوالوكنانسمع اونعقل ماكن فى اصحا ب
اللسعىر
“...dan mereka berkata, seandainya kita mendengarkan dan
memikiran, tidak mungkin kita akan menjadi penghuni neraka...”
Neraka (keburukan/kerugian) masa depan kita selain
di akhirat tentu adalah kesusahan hidup di dunia. Sebab kita tidak pernah
memikirkan kesuksesan hidup di masa depan, dan mempersiapkannya mulai dari hari
ini dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, adigium yang menyatakan “orang cerdas
adalah orang yang berfikir masa depan”, menjadi kalimat yang perlu mencambuk
diri kita agar mempersiapkan segalanya lebih awal. Yang kedua, waktu sekolah
dulu, guru kita selalu mengajarkan tentang hadist Nabi SAW yang berbubnyi “orang
yang hari ini lebih buruk amalnya daripada kemarin adalah orang yang rugi,
orang yang hari ini sama amalnya dengan hari kemarin juga adalah orang yang
rugi, dan orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik amalnya
dari hari kemarin”.
Hidup ini adalah perlombaan kawan, kita sedang berlomba
menjadi sebaik-baik manusia. Kita juga sedang berlomba menjadi
sebermanfaat-manfaat manusia. Dan kita sedang berlomba di era mileneals. Era di
mana kemajuan teknologi menjadi dewa dalam kehidupan kita. Sebab kita sudah sangat bergantung dengan teknologi, dan semuanya rawan dengan perubaha.
Maka sudah saatnya kini, kita bergerak maju. Pikirkan baik-baik
masa depan yang ingin diraih. Jangan mengeluh dengan keadaanmu hari ini. Bisa
jadi keadaan kita hari ini adalah sebuah masa dimana Allah mempersiapkan mental
terbaik kita untuk mengisi masa depan yang kita ingin wujudkan.
Saya kutifkan dari buku “Self Driving” karangan Prof.
Rhenald Kasali, beberapa hal yang harus kita lakukan untuk mempersiapkan diri sebagai
seorang driver (pemimpin diri) mulai dari saat ini menuju masa depan yang lebih baik: 1,
inisiatif adalah bekerja tanpa ada yang menyuruh, berani mengambil langkah
berisiko, responsif, dan cepat membaca gejala. 2, melayani adalah orang yang
berpikir tentang orang lain, mampu mendengar, mau memahami, peduli, dan
berempati. 3, navigasi yaitu memiliki keterampilang membawa gerbong ke tujuan,
tahu arah, mampu mengarahkan, memberi semangat, dan menyatukan tindakan. Memelihara
“kendaraan” untuk mencapai tujuan. 4, tanggung jawab yaitu tidak menyarahkan
orang lain, tidak berbelit belit atau menutupi kesalahan sendiri.
Inisiatif, melayani, navigasi, dan tanggun jawab, semuanya
adalah prinsip bagi diri kita untuk menumbuhkan optimisme menghadapi masa
depan. Apapun yang kita lakukan saat ini tentu akan sangat terkait dengan
proyeksi masa depan yang akan kita dapatkan. Jika kita tidak pernah
merencanakan masa depan kita, maka kita tidak akan tahu kita mau jadi apa,
hendak kemana, dan akan berkontribusi seperti apa.
Tahun lalu saya menulis tentang satu wacana, dimana pada
satu waktu saya membuka email di tahun 2018. Alhamdulillah salah satu email yang masuk dari Harvard University (USA) menyatakan “saya lulus untuk lanjut study S3 dengan beasiswa penuh”. Kau tahu kawan impian ini sudah dekat. Saya bilang sudah dekat karena, semester ini di kuliah S2 saya dalam mata kuliah "Fiqh Legal Maxim" saya di didik oleh Prof. H. Yudian (Rektor UIN Sunan Kalijaga) yang merupakan lulusan Harvard. Jadi setidaknya harum wanginya Harvard sudah mulai saya rasakan..hehehehe.
Saat
ini memang masih menjadi sebuah mimpi yang terus terawat dan terus terucap
dalam doa. Saya tahu semua kemungkinan pasti terjadi, tetapi saat kita
menancapkan gas untuk meraihnya, maka pada saat yang sama kita akan
menemukan jalannya. Orang Barat mengatakan “if teher is a will there is a way”.
Sebagai orang yang ingin menciptakan masa depan diri yang
lebih baik. Ada beberapa hal yang harus ada dalam diri kita saat ini. Sebagaimana
Prof. Kasali mengungkapkannya antara lain; 1, tidak puas dengan keadaan
sekarang (status quo). 2, menyukai tantangan-tantangan baru, mengeksplorasi
diri dengan peluang-peluang baru. 3, memecahkan masalah bersama, menginspirasi
orang lain. 4, bekerja dengan hati, mencintai sesama, menjaga hubungan baik,
dan memiliki kepedulian. 5, memimpin dengan pertanyaan, memperbaiki cara
berpikir penumpang-penumpangnya (pengikut). 6, memberikan arah jalan yang jelas,
merangkul orang-orang yang berbeda paham dengan kita. 7, berani melakukan
kesalahan-kesalah kecil dan mengambil resiko terukur. 8, sangat mencintai
perubahan, namun rendah hati, dan penum empati. 9, dikendalikan oleh creative
thinking. 10, selalu belajar tentang hal-hal baru. 11, membebaskan para sandera
dari penumpang yang menjebak organisasi, atau dalam bahasa saya membebaskan
diri kita dengan keadaan nyaman yang kita rasakan.
Sudah saatnya kita sadar, bahwa dunia semakin berubah,
tentu saja masa depan juga akan berubah. Orang-orang yang sudah merasa nyaman
saat ini dan lupa berfikir untuk masa depannya, akan terkalahkan oleh
orang-orang yang memiliki tantangan hidup dan sedang berfikir kesuksesan untuk
masa depannya. Boleh jadi kita melihat teman kita lebih bahagia saat ini, dan
hidup kita sedang mengalami keterpurukan, tetapi kita lebih baik darinya,
karena kita sedang ditempa untuk meraih masa depan yang lebih hebat darinya.
Terakhir, saya tambahkan 6 tips dari Prof. Kasali yang
menjadi kunci mempersiapkan masa depan yang lebih baik; 1. disiplin diri, 2.
menghadapi resiko, 3. bermain untuk menang, 4. kekuatan berpikir simple (stop
thinking, start traveling..heheheh), 5. 2C (ritical & Creatice Thinking), 6. Mindset
yang tumbuh.
Boleh jadi orang-orang sedang mencemooh keadaan kita saat
ini, memandang rendah diri kita saat ini, dan meremehkan kemampuan diri kita. Tapi
jangan ambil hati, gak usah terlalu dipikirkan apa kata orang lain, jalani dan
lakukan saja apa yang kita bisa lakukan, kerjakan semua yang mesti di kerjakan.
Dan berbuat baiklah untuk semua, sebab itu akan membuka kunci-kunci kesuksesan
masa depan yang mau kita dapatkan.
Thanks for Read..,
Yogyakarta,8/10/2017
Ahmad Rizal Khadapi
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih