Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

BIOGRAFI SINGKAT AL-KINDI

Gambar
Membicarakan Al-Kindi Al-Kindi adalah Filsuf yang pertama kali muncul di islam, usianya berkisar antara tahun ilustrasi 185 H/801 M-260 H/873 M. Dalam buku History of Muslim Philosophy , Al-Kindi disebut sebagai “ahli filsafat Arab”, ia adalah keturunan bangsawan Arab dari suku Kindah, suku bangsa yang di masa sebelum Islam bermukim di Arab selatan. Nama lengkap Al-Kindi adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq ibn Sabbah ibn Imran ibn Ismail bin Muhammad bin Al-Ash as bin Qasi Al-Kindi. Ayahnya adalah gubernur Basrah pada masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah   Al-Hadi dan Harun Ar-Rasyid (170 – 194 H). Al-Kindi lahir di Kufah. Ia memperoleh pendidikan kecilnya di Basrah, tetapi tumbuh, dewasa, dan meninggal di Baghdad.   Di kota Baghdad ia terlibat dalam gerakan penerjamahan dan cukup memiliki harta untuk menggaji banyak orang guna menerjamahkan atau menyalin naskah-naskah ilmu pengetahuan dan filsafat dalam rangka mengisi dan melengkapi perpustakaan pribadinya, perpustak...

HOS Tjokroaminoto, Refleksi dan Bayangan Kebangsaan Kita

Membicarakan HOS Tjokroaminoto Pagi menjelang.., hari ini jam sekolah tidak menuntut saya untuk kesana. Saya lebih memilih aktivitas bebas namun tetap bermanfaat, dan pilihan itu adalah jalan-jalan menggunakan sepeda ke taman kota. Sambil bergegas menyiapkan berbagai macam keperluan, saya pikir asyik juga kalau bisa membuat satu tulisan tentang tokoh nasional di sana. Pikiran rileks karena suasana taman yang indah nan asri membuat semua itu lebih besar potensinya untuk berhasil.  Saya masukkan saja buku berjudul “50 Pendakwah Pengubah Sejarah” buku yang ditulis oleh  M Anwar Djaelani ini merupakan terbitan Pro-U Media. Akhirnya sampai juga di taman kota Selong, taman ini meruapakan taman yang cukup startegis, berada disisi timur masjid Agung Selong, sebelah selatan sisi Pendopo Bupati, sebelah barat sisi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Lombok Timur, dan sebelah utara gedung Pemuda Lombok Timur. Namun begitu melihat tidak ada bangku yang representatif untuk duduk ...