Dawaman Qur'an Lelaki Setengah Baya
Tuaq Hae atau dalam bahasa Indonesia di sebut "om Hae" adalah panggilan akrab dari lelaki setengah baya bernama lengkap Haerudin. Ia adalah merbot masjid Al Hidayatul Munawarah di kamping saya. Tugas utamanya sebagai mauazin namun biasanya merangkap juga sebagai tukang kebun masjid, tukang listrik masjid (fasilitator) dan tukang kebersihan masjid. Lelaki serbaguna untuk maajid di kampung saya. Pendidikannya tak sampai lulus SD tapi keahliannya melampui alumni S2 seperti saya.
Ramadhan kali ini ia terpaksa di rumah saja. Pekerjaannya sebagai asisten harian Perusahaan Listrik Negara untuk instalasi listrik di rumah warga sudah lama redup karena pandemi covid_19. Tak ada kesibukan sehari hari untuk menghasilkan pundi phndi rupiah. Namun demikian iya tetap yakin Allah maha memelihara hambanya. Itulah keyakinan yang kuat dalam dirinya, sebuah tekad tauhid yang tertanam sejak kecil dari orang tua. Sejak belia memang Om Hae sudah didik dekat dengan agama, bahkan untuk urusan membaca Qur'an beliau sempat menjadi delegasi (kafilah) Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat kabupaten lombok timur.
Kemampuan olah vokalnya dalam mendawamkan Qur'an Insya Allah amat bagus. Bahkan kala saya masih SD dulu sempat juga menjadi murid beliau belajar Tilawatil Qur'an dengan berbagai model melodi seperti nahawand, bayati, dll, sayangnya saya tidak serius belajar, jadi saat ini olah vokal bacaan Qur'an saya tidaklah terlalu baik untuk tidak mengatakan tidak terlalu buruk.
Membaca Qur'an seperti diisayaratkan baginda Nabi SAW dalam hadist yang diriwayatkan Aisyah RA " orang orang yang mahir membaca Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al Qur'an sementara ada kesulitan dalam membacanya maka baginya dua pahala (H.R Bukhari Muslim). Dengan hadist ini kita bisa mengetahui bahwa terbata bata membaca Qur'an pun tetap miliki ganjaran baik, apalagi saat bulan Ramadhan.
Hal inilah yang menjadi penyemangat tuaq Hae setiap bulan ramadhan senantiasa menyempatkan diri ikut tadarus Al-Qur'an di masjid. Walaupun beliau sudah luar biasa bacaan Qur'annya, beliau tetap belajar terus menerus mengasah kemamluannya. Seperti tiga malam pertama Ramadhan ini beliau senantiasa hadir selepas sholat terawih untuk ikut. Tidak ada rasa tinggi hati pada dirinya, sebab iya tahu bahwa ganjaran terbaik bagi yang suka baca Qur'an adalah syurga. Demikian yang di wasiatkan baginda Nabi SAW kepada Abu Dzar Al Gifari "Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan amal dj langit (HR Ibnu Hibban dalam hadist yang panjang).
Akhir kata, mari kita belajar dari tuaq Hae yang senantiasa punya waktu membaca Qur'an dan terus belajar, serta mwngamalkannya. Di tengah pandemi covid 19 yang memaksa kita tetap di rumah, bekerja dari rumah, dan tak bisa bepergian jauh, maka sudah sepatutnya Qur'an menjadi teman duduk kita, sambil meniatkan bacaan Qur'an yang kita lantunkan untuk kesembuhan setiap pasien yang positif, lwbih dari itu tentu saja agar Allah SWT menurunkan cahaya Qur'an di bumi untuk membasmi gelapnya pandemi global covid 19 Aamiin Yaa Robbal Alamin.
Ramadhan kali ini ia terpaksa di rumah saja. Pekerjaannya sebagai asisten harian Perusahaan Listrik Negara untuk instalasi listrik di rumah warga sudah lama redup karena pandemi covid_19. Tak ada kesibukan sehari hari untuk menghasilkan pundi phndi rupiah. Namun demikian iya tetap yakin Allah maha memelihara hambanya. Itulah keyakinan yang kuat dalam dirinya, sebuah tekad tauhid yang tertanam sejak kecil dari orang tua. Sejak belia memang Om Hae sudah didik dekat dengan agama, bahkan untuk urusan membaca Qur'an beliau sempat menjadi delegasi (kafilah) Musabaqah Tilawatil Qur'an tingkat kabupaten lombok timur.
Kemampuan olah vokalnya dalam mendawamkan Qur'an Insya Allah amat bagus. Bahkan kala saya masih SD dulu sempat juga menjadi murid beliau belajar Tilawatil Qur'an dengan berbagai model melodi seperti nahawand, bayati, dll, sayangnya saya tidak serius belajar, jadi saat ini olah vokal bacaan Qur'an saya tidaklah terlalu baik untuk tidak mengatakan tidak terlalu buruk.
Membaca Qur'an seperti diisayaratkan baginda Nabi SAW dalam hadist yang diriwayatkan Aisyah RA " orang orang yang mahir membaca Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Dan barangsiapa membaca Al Qur'an sementara ada kesulitan dalam membacanya maka baginya dua pahala (H.R Bukhari Muslim). Dengan hadist ini kita bisa mengetahui bahwa terbata bata membaca Qur'an pun tetap miliki ganjaran baik, apalagi saat bulan Ramadhan.
Hal inilah yang menjadi penyemangat tuaq Hae setiap bulan ramadhan senantiasa menyempatkan diri ikut tadarus Al-Qur'an di masjid. Walaupun beliau sudah luar biasa bacaan Qur'annya, beliau tetap belajar terus menerus mengasah kemamluannya. Seperti tiga malam pertama Ramadhan ini beliau senantiasa hadir selepas sholat terawih untuk ikut. Tidak ada rasa tinggi hati pada dirinya, sebab iya tahu bahwa ganjaran terbaik bagi yang suka baca Qur'an adalah syurga. Demikian yang di wasiatkan baginda Nabi SAW kepada Abu Dzar Al Gifari "Bacalah Al-Qur'an karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan amal dj langit (HR Ibnu Hibban dalam hadist yang panjang).
Akhir kata, mari kita belajar dari tuaq Hae yang senantiasa punya waktu membaca Qur'an dan terus belajar, serta mwngamalkannya. Di tengah pandemi covid 19 yang memaksa kita tetap di rumah, bekerja dari rumah, dan tak bisa bepergian jauh, maka sudah sepatutnya Qur'an menjadi teman duduk kita, sambil meniatkan bacaan Qur'an yang kita lantunkan untuk kesembuhan setiap pasien yang positif, lwbih dari itu tentu saja agar Allah SWT menurunkan cahaya Qur'an di bumi untuk membasmi gelapnya pandemi global covid 19 Aamiin Yaa Robbal Alamin.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih