Siapkan Mental Baja Saat Membuka Busnis Baru
Dunia usaha sedang terpuruk, benarkah demikian..? sepertinya memang begitu. Covid 19 telah membuat perekonomian benar-benar tertunduk lesu. Terutama sector pariwisata, bisnis jasa transportasi udara, dan beberapa sector lain yang sudah kelihatan dari awal kemunculan virus ini. Seorang sahabat saya terpaksa harus di rumahkan dari pekerjaannya di sebuah hotel terkenal yang ada di Gili Terawangan.
Setelah mendapatkan keringan pembayaran cicilan rumah, bulan depan ia sudah harus mulai mencicil lagi, namun apa boleh buat.., ia ternyata belum memiliki pekerjaan.
Ditambah kondisi istri yang lagi hamil anak kedua, membuatnya merasa pusing terus menerus. Ia berencana pergi ke Jambi bekerja sebagai buruh sawit disana, namun istrinya belum berkenan memberikan izin, begitupun dengan mertua dan kakaknya.
Covid 19 telah membuat sebagian besar diantara kita memiliki kesulitan ekonomi. Banyak diantara kita terpaksa menjual harta benda yang tersedia demi mencukupi kebutuhan keluarga. Paman saya tidak lebih parah dari sahabat saya itu. Paman terpaksa menjual mobil yang selama ini dipakai untuk bekerja mengantar para calon tenaga kerja Indonesia ke bandara. Sudah hampir setahun setengah sejak covid melanda, ia tak lagi memiliki akses untuk membawa para calon TKI ke Malaysia. Pekerjaannya sebagai “tekong” kini terpaksa dia hentikan, dan hanya menjalani hari-hari dirumah saja.
Mungkinkah ekonomi akan segera pulih kembali..? sebuah misteri yang tak gampang dijawab, prediksi dari para ahli ekenomi juga tidak berarti apa-apa. Di perusahaan yang sudah setahun berdiri dan juga sudah hampir setahun saya ikut disini hampir bernasib sama. Dalam proses pembangunan perumahan mengalami pelambatan, pembayaran lahan juga belum mampu dituntaskan, terpaksa pemilik lahan menutup akses keluar masuk ke tanahnya.
Sampai kapan ini akan terjadi, butuh waktu untuk menjawabnya. Sebab sampai dengan saat ini juga belum ada kejelasan apakah akan segera ada dana untuk dapat melunasi hutang-hutang pembayaran lahan itu. Ibarat sebuah Negara yang sedang mengalami krisis, kira-kira yang dapat kita lakukan saat ini adalah membaca, menulis, menganalisis, dan berdoa.
Hari ini pak Junaidi, kontraktor yang membangun perumahan kami datang minta pembayaran rumah yang sudah dituntaskannya. Sayangnya perusahaan belum memiliki dana, dan dengan terpaksa mengundur jadwal pembayaran. Belum lagi hutang kepada beberapa orang antara lain; hutang pembayaran laha, hutang kontraktor H. Dolah, hutang Kontraktor Ahmadi, Hutang Kontraktor H. Napsin, Hutang biaya material dari pak Denny, Hutang Konsumen yang di reject bank, hutang janji ke makelar tanah, hutang pembayaran mobil (cicilan), hutang pembayaran KYG.
Ribet juga kalau dipikirkan apalagi kalau sudah menyangkut hutang piutang. Tidak gampang ternyata membuat usaha, namun yang patut kita syukuri bahwa perjalanan setahun ini telah mengenalkan saya pada banyak hal tentang bisnis properti. Tidak semudah yang kita dengar dan dilihat pada seminar-seminar motivasi bisnis. Semua yang menyangkut kesuksesan tidak gampang untuk diraih dan kita sedang mencoba menuju kearah sana. Apa indicator kesuksesan seseorang atau perusahaan yang sedang berjalan. Oleh karena itu,, membuka usaha atau bisnis perlu mental yang kuat, dan tak pantang menyerah..!!!
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih