MEMULAI SEJARAH


Berbicara tentang sejarah, maka saya yakin otak kita akan langsung berfikir tentang peristiwa yang dialami oleh suatu bangsa pada masa lalu. Umumnya memang demikian, karena konotasi yang ditampilkan terkait sejarah selalu berkaitan dengan jatuh bangunnya suatu peradaban bangsa.
Tadi pagi kami berangkat untuk menjalankan misi wisata pendidikan. kami ada tiga puluh orang mahasiswa SGI yang dibagi dalam 4 kloter sekolah tujuan. Sekitar pukul 08.00 WIB Bis yang kami tumpangipun berangkat. Selama kurang lebih 2 jam perjalanan, saya berfikir alangkah indah dan majunya sekolah yang akan saya kunjungi.Mengingat manajemen SGI sampai harus keluar daerah untuk sekedar mengajak kami mencari formulasi pendidikan yang tepat.
Jam 10 kurang saya dan rekan-rekan yang lain didampingi pak Agung Pardini dan mas Aslam Syah M sampai di salah satu sekolah Islam yang ada di kawasan bumi Serpong Damai. Sebagaimana dugaan awal saya, ternyta memang benar bahwa sekolahnya tergolong indah dan maju. kenapa saya mengatakan indah dan maju..? karena ada beberapa indikatornya, antara lain:
1. Dari segi gedung sekolah, semuanya tersusun dengan baik, sekolahnya terdiri atas 3 lantai dengan gedung berlatar huruf U.
2. Mengedepankan kebersihan lingkungan, karena setiap ruangan dan kelas memiliki bak sampah sendiri yang terdiri atas bak sampah organik dan non organik.
3. Mengedepakan kesehatan, karena disetiap lorong depan kelas selalu ada krans cuci tangan dengan sabun.
4. Kamar kecil (toilet)nya antara laki-laki dengan perempuan dipisahkan, kebersihan toilet juga tetap dijaga, dan ruang antara BAB dan BAK dipisahkan.
5. Penggunaan strategi pembelajaran yang mengedapankan keaktifan siswa.
6. Ruang kelas yang di design  dengan format sesuai jenjang kelas dan usia. Sehingga pembelajaran berjalan dengan penuh nuansa anak.
7 Ruang kelas yang sejuk karena menggunakan pendingin ruangan.
8. penggunaan alat praga yang baik, dengan melibatkan siswa dan guru secara total.
9. Adanya perasaan saling menghargai antara guru dan siswa, dimana guru mampu menjadi sahabat, kakak, orang tua, dan sebagai pembina dalam mengajar dikelas.
10. Manajemen sekolah yang lebih mengedepankan partisipasi dalam bentuk kemitraan antara orang tua dirumah dengan guru disekolah.
            Terlepas dari bagaimana kepala sekolah mengarahkan semua yang ada dilingkungan sekolahnya, lebih dari itu saya berpendepat bahwa sekolah yang demikianlah yang diinginkan oleh K-13. Lalu bagaimana nasib  sekolah-sekolah lain yang tidak sesuai dengan sekolah diatas..?? agak sulit untuk menjawab hal ini. tapi dengan jujur saya juga harus berpendapat. Bahwa sesungguhnya sekolah-sekolah lain yang tidak memiliki standar minimal dasar seperti 10 poin diatas, terasa agak sulit untuk menerapkan k-13 secara maksimal. Kenapa..? ada beberapa alasannya, antara lain:
1. Fasilitas sekolah yang tidak seberapa banyak
2. Guru yang tidak siap dan belum biasa dengan model pembelajaran seperti yang diinginkan oleh K-13
3. Siswa-siswi yang belum siap untuk dapat diarahkan sesuai model k-13, kalaupun bisa untuk diarahkan, tentu hasilnya tak seberepa baik. hal ini juga menyangkut bagaimana dukungan orang tua dirumah.
4. Kemampuan sekolah membangun mitra dengan pihak orang tua siswa yang belum biasa dilakukan. mengingat selama ini orang tua berfikir, bahwa ketika anaknya pergi ke sekolah, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah, dan sekolah juga berprinsif bahwa ketika anak sudah berada diluar sekolah maka ia bukan lagi menjadi tanggung jawab sekolah. 
5. Anggaran sekolah yang tidak cukup untuk menerapkan semua standar yang ada di K-13, walaupun sudah ada dana BOS (belum ada riset apakah anggarannya cukup atau tidak bagi setiap sekolah). Sebagai tambahan dana BOS memang benar berasal dari pemerintah pusat, tapi sekolah tidak langsung menerima dana ini, karena ia harus masuk melalui pintu Dinas terkait di daerah. 
Oleh karenanya menurut hemat saya, tidak semestinya pemerintah pusat meberikan satu formulasi obat, atas bermacam jenis masalah pendidikan dinegeri ini. Maka seyogyanya pemerintah harus lebih dulu melakukan analisis mendalam apakah rata-rata sekolah sudah dipersiapkan dengan matang untuk menerapkan K-13.
Menjadi pencetak sejarah yang baik, jika pemerintah saat ini yang baru dilantik melakukan evaluasi besar-besaran atas penerapan K-13. Tidak harus membatalkan penerapan  K-13 melainkan memperbaiki implementasinya. Saran saya pemerintah harus  lebih fokus untuk memperbaiki implentasi k-13 sebagai wadah awal membangun pendidikan. Jangan terlalu banyak mengumbar untuk membangun negeri dengan program ini dan itu. Karena kalau system pendidikannya tidak diperbaiki, niscaya pembangunan yang lain juga akan tetap tidak maksimal memberikan hasil.

Komentar

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia