GURU AGUNG DAN TAUJIH KEPEMIMPINAN FOR TEAM LEADER


Selepas sholat magrib di masjid Al-Insan Bumi Pengembangan Insani (BPI) DD Bogor, kami semua tim ikhwan berkumpul berdiskusi bersama guru Agung direktur Sekolah Guru Indonesia (SGI). Nasehatnya begitu menyentuh jiwa, banyak cerita tentang masa lalu SGI yang beliau ceritakan, baik tentang SGI 1 sampai dengan SGI 3.
            Sekitar pukul 06.45 WIB sampai dengan azan isya tadi diskusi kami terus berlangsung. Saya, Budi, Dendi, Dena, Dedi, Abdi, Andi, Ricky, Suko, dan teman-teman lainnya mendengarkan dengan seksama kata demi kata yang beliau utarakan.
            Khususn bagi saya, taujih kepemimpinannya beliau memang sangatlah menyentuh. Karena bagiamanapun juga saya masih kering dengan pengalaman kepemimpinan. Sebagaimana diketahui, untuk penempatan kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat, saya menjadi team leader (ketua tim). Tentu ini bukan tugas yang ringan, karena harus memimpin teman-teman yang memiliki kapasitas keilmuan jauh lebih baik daripada saya.
            Menyadari hal tersebut, sebenarnya saya juga sudah mencari dan membaca berbagai artikel tentang kepemimpinan yang bisa meneguhkan dan meyakinkan saya untuk dapat memimpin tim dengan sebaik-baiknya dalam masa penempatan setahun kedepan, tapi membaca saja tidak cukup harus dipraktikkan dan disertai rasa ikhlas untuk memimpin.
            “Ingat.. team leader itu bukan karena ia terbaik, kemudian kami pilih..” ujar beliau. Tapi lebih karena berbagai pertimbangan dengan pengamatan yang telah kami lakukan serta rekomendasi ketika kalian mengisi formulir kesiapan penempatan beberapa waktu yang lalu, ujar beliau lebih lanjut.
            Saya termasuk yang meyakini apa yang beliau katakan, sebagaimana pola fikir dalam diri saya. Bahwa saya tak terbiasa secara langsung menerima setiap keputusan menyangkut diri saya, yang saya anggap hal tersebut bukanlah keahlian saya, termasuk dalam hal ini menjadi seorang team leader. Sehingga saya terus merenungkan kenapa dan apa yang membuat manajemen  menjatuhkan pilihan bahwa team leader penempatan Kubu Raya adalah saya.
            Untuk meyakinkan diri lebih lanjut, saya mencoba berefleksi diri atas semua proses yang saya jalani selama pembinaan di SGI, dan yah… saya memutuskan untuk meyakinkan diri, bahwa ini semua adalah ajang belajar, yang akan membuat saya lebih baik. Karena memang nilai-nilai dari SGI yang ingin ditelrukan untuk mahasiswanya adalah  Guru Sebagai Pemimpin.
            Sekitar 30 menit diskusi berlangsung, Dena dan Mas Suko lebih dulu beranjak ke lantai 3 gedung SGI meninggalkan diskusi kami. Sesaat setelahnya guru Agung mulai memberikan taujih kepemimpinan kepada kami, khususnya kepada tim leader. Beliau berkata empat hal yang menjadi pertimbangan kami untuk memilih seorang team leader, diantaranya:
1. Kemampuan manajerial yang dia miliki, dalam hal ini ia harus mampu melakukan manajerial atas anggota-anggotanya. Dalam hal Manajerial ada 3 hal yang kami perhatikan yaitu pada kemampuannya membuat planning, staffing, dan controlling.
2.  Leader as commando, yaitu ketegasan dalam memberikan dan mengarahkan instruksi bagi timnya, sehingga ia mampu mengarahkan tim pada tujuan yang ingin di capai.
3.  Leader as thinker, yaitu kemampaun yang dimiliki oleh seseorang sebagai pemimpin untuk berfikir jauh kedepan, terhadap visi misi yang ingin di capai.
4.  Kemampuan spiritual (Jiwa yang stabil), yaitu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin untuk mengontrol emosi dalam dirinya, pun juga emosi antar anggotanya, sehingga dalam hal ini ketika antar anggotanya terjadi konflik, ia tidak terjabak pada konflik diantara mereka, melainkan ia mampu menjadi penengah dan pendamai yang egaliter bagi anggota-anggotanya.
Taujih yang sangat mengena bagi saya sebagai team leader. Saya meyakini proses ini sebagai suatu pembelajaran yang besar. Memang tidak mudah menjadi pemimpin, karena ada banyak hal yang harus di pertanggung-jawabkan ketika seseorang di tunjuk sebagai pemimpin bagi orang lain. Namun demikian, jikalau amanah sudah di berikan kepada kita, maka tugas kita adalah menjalankan amanah itu dengan ikhlas dan  sesuai garis agama.
            Sebagaimana khalifah Abu Bakar mengatakan ketika beliau baru terpilih sebagai khalifah”.. aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian, maka jika dalam kepemimpinan-ku terdapat kesalahan yang telah keluar dari syariat, maka tegurlah aku. Namun jika dalam kepemimpinan-ku, senantiasa berada dalam garis syariat (kebenaran) maka ikutilah aku”.
            Tentunya sebagai manusia biasa saya juga tak lepas dari khilaf dan salah. Oleh karenanya saya menyadari betul, akan ada kekhilafan dalam memimpin nanti, maka sebaik-baik cara berefleksi adalah melakukan istighfar. Insya Allah selama niat kita memimpin untuk  mendapat ridho_Nya, maka Allah akan memberikan kemudahan dalam segala bentuk proses kehidupan kedepan.
            Hampir 50 menit kami melakukan diskusi bersama dengan beliau, saya dan Dendi sebagai team leader mensyukuri diskusi luarbiasa ini. dan  akhirnya azan isya pun berkumandang dari masjid Al-Insan kompleks BPI. Kami beranjak menuju masjid, dan mengakhiri diskusi sekaligus taujih dari guru Agung. 
"ya Allah Berilah kami kemampuan dan kemudahan untuk menjadi team leader yang tangguh selama menjalankan amanah ini di daerah penempatan kami masing-masing"
 Amin Ya Robbal Alamin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia