MENANAMKAN KEMBALI INTEGRITAS GURU



kau tahu apa itu integritas..?

Integritas adalah adanya kesamaan antara ucapan dan tindakan atau satunya kata dan perbuatan. Inti dari integritas terletak pada kualitas istiqomahnya, dan pengejawantahannya adalah komitmen dan konsistensi terhadap profesi yang diembannya. Saya yakin banyak guru di negeri ini yang masih memiliki integritas.
Terkadang saya sedih melihat guru, seolah menjadi onyek uji coba dari kebijakan pemerintah. Apakah pemerintah pernah berefleksi tentang bagaimana para guru di daerah terpencil mengajar, dan mendidik siswa siswinya...? bagaimana fasilitas alat praga pembelajaran yang dikirim oleh pemerintah kepada sekolah di daerah terpencil tidak mampu di operasionalkan. Bagaimana guru didaerah terpencil hanya mengajar paruh waktu dari waktu yang seharusnya..?
Pertanyaan pertanyaan refleksi itu mestinya ada di pejabat pengambil kebijakan. Agar kebijakan yang diambil tidak di unifikasi. Sebab beda kualitas guru antara guru di kota dengan guru di daerah terpencil. Antara guru di sekolah swasta elit dengan guru di sekolah terpencil.
Kebijakan untuk guru seharusnya lebih memeberikan suntikan semangat, supaya guru yang menjadi pendidik 0000bagi siswa kembali ke jati dirinya yaitu.. menjadi teladan bagi anak didik dan lingkungan sekitarnya. Uji Kompetensi Guru memang memasukkan soal ujian tentang kompetensi pedagogic, keperibadian, sosial, dan kepemimpinan. Tapi hanya sebatas untuk mengukur pemahaman saja, bukan tindakan.
Faktanya setelah uji kompetensi guru, tidak ada perbaikan signifikan pada guru, baik pada sisi kompetensi mengajarnya, maupun sisi sosial.  Guru bukan sekedar profesi basa basi. Guru juga bukan obyek uji coba suatu kebijakan pemerintah. Tapi guru adalah jiwa pembangun bangsa, ia harus mampu menjadi teladan bagi anak didiknya. Dan membuat guru menjadi teladan bagi anak didiknya adalah Pekerjaan Rumah terbesar bagi pemerintah.
Kita patut was was saat ini, sebab kita sudah sering menonton berita tentang tindakan tak bermoral yang dilakukan oleh oknum guru. Ada guru yang mencabuli siswanya, ada guru yang tidak disiplin dalam mengajar, ada guru yang selingkuh dengan rekan sesama gurunya, ada guru yang terlibat korupsi, ada guru yang jarang masuk dikelas.
Merubah guru bukan hanya merubah mental dan keperibadian, tapi juga merubah kesejahtraan guru. Saat ini barangkali pemerintah bisa berbangga dengan mengatakan bahwa separuh dari jumlah guru telah disertifikasi, dan menandakan tunjangan sertifikasi telah sedikit tidak merubah kesejahtraan guru.
Tapi bagaimana dengan guru yang lain, para guru honor yang hanya mendapatkan  600 ribu sampai 800 ribu rupiah  perbulan, dengan beban mengajar yang lebih besar dari guru PNS. Hal seperti ini mesti jadi perhatian pemerintah juga. Demo guru yang dilakukan beberapa waktu lalu supaya diangkat jadi PNS adalah suatu bentuk keperihatinan juga .
Seperti yang dikatakan Asep Sapaat (Murid Pasif pangkal guru kreatif, 2015) ada dua hal utama yang meneyebabkan tata kelola pendidikan di Indonesia, yaitu 1) Dasar pengambilan kebijakan tak berbasis riset, 2) opsi kebijakan cendrung selalu bersifat top down. Konsekuensi logisnya, pemerintah kita gagal membangun visi dan filosofi komunitas belajar di semua lemen masyarakat ( praktisi, guru, kepala sekolah, akademisi, orang tua, dinas pendidikan).
Maka saatnya kini kita kembali bereflesi, agar para guru yang menjadi pendidik generasi penerus bangsa dapat mengajar dan mendidik dengan tulus dan penuh rasa keadilan, maka pemerintah mesti melakukan lima hal berikut;
a.       Mereformasi pendidikan muali dari level sekolah
b.      Reformasi pembelajaran
c.       Perbaikan kurikulum
d.      Penataan program pengembangan professional guru
e.       Dan meningkatkan kesejahtraan guru, tanpa terkecuali.
Juga mesti ada sanksi yang tegas kepada guru yang tidak bisa menjalankan tugasnya secara professional, tidak mampu member keteladanan pada anak didiknya, dan berlaku amoral.  Artinya pemerintah harus mampu melahirkan guru berintegritas, bukan asal rekrut .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

TEORI IJTIHAD IMAM SYAFI’I

Jalan Kerja