2018 "Mendorong Anak Memiliki Visi Hidup"
Tiba tiba saya di sodorkan satu pertanyaan oleh hati
kecil saya, "bagaimana masa depan anak didik saya disini..?". Ada
semacam ke khawatiran yang terpendam tentang masa depan mereka.
Sepekan yang lalu saat tahun baru menginjakkan kaki di
hari pertama, saya ajak anak didik saya untuk membuat prioritas hidup mereka
satu tahun ( 2018). Ternyata di luar dugaan saya mereka tidak memiliki impian
apapun untuk hidup mereka setahun akan datang. Saya berfikir mungkin karena
usia mereka masih anak anak jadi saya wajarkan. Namun saya mulai melatih mereka
untuk memiliki mental sebagai seorang pemimpi, memiliki keinginan yan terencana
dan berusaha meraihnya.
Saya tidak peduli apakah cita cita itu akan mereka
dapatkan pada tahun ini sesuai target atau setelah tahun ini berlalu. Yang
jelas saya hanya katakan dalam hati bahwa mereka harus belajar memiliki mimpi.
Agar mereka tahu kemana arah hidup mereka. Satu pernyataan menarik dari Prof.
Rhenald Kasali "kalau setiap hari melakukan hal yang familier/rutin
atau dibimbing orang lain, maka manusia punya kecendrungan untuk menjadi
penumpang bagi orang lain".
Anak-anak yang setiap hari menjalani rutinitas seperti
biasa, sekolah, bermain, makan, tidur, dan tidak memiliki impian yang tepat
maka sudah tentu masa depan mereka akan menjadi korban kebijakan penguasa. Kadang
saya suka kesal sendiri, setiap kali saya menanyakan cita-cita atau impian
hidup mereka jawabannya selalu sama. Jadi tentara, polisi, guru, dokter,
cita-cita ini memang bagus, tapi sudah tidak kreatif lagi. Anda tahu..? Ini
cita cita yang di tanamkan orang tua saya dua puluh tahun lalu masih saya
temukan pada anak didik saya saat ini. Baik anak didik saya yang di Tasik,
Bogor, Pontianak, Mataram, dan kini Purworejo. Frame cita cita anak kita
ternyata adalah pengikut. Sebab kita tidak pernah melatih mereka menemukan cita
cita yang trpat dan di luar hal hal lama.
Maka, Penting bagi saya disini untuk melatih mereka
memiliki target hidup. Skill yang mesti mulai terasah dari dini. Keberanian
yang harus mulai tumbuh sejak usia dini dan identitas diri yang harus sudah
mulai terbentuk sejak dini. Sebab kita tidak bisa membiarkan anak didik kita
berproses, tanpa mereka sadari ujung proses yang merkea tuju. Sekolah memang
mengajarkan mereka untuk belajar, tapi sekolah juga telah menjadi rumah yang
menakutkan bagi mereka, sebab di sekolah mereka kehilangan identitas. Di
sekolah mereka tidak menemukan sesuatu yang mereka cari. Tanyakan pada anak
anak kita, apa target hidup yang kita tanamkan pada mereka setahun kedepan..?
Kalau kita tidak menanamkan sikap seperti ini,
anak-anak kita akan mudah prustasi ketika mereka kelak telah lulus sekolah, dan
kecendrungannya adalah mengikuti alur. Kemana temannya berada disitu mereka
ikut. Mereka tidak punya identitas yang terbentuk. Kewajiban selanjutnya pada
dirikita sebagai orang tua adalah, mulai belajar membesarkan hati anak kita.
Jika kita mendorong mereka untuk memiliki target hidup, maka kita harus belajar
meyakinkan anak anak kita, bahwa mereka mampu mendapatkan impian itu. Hal ini
bertujuan untuk membuat anak memiliki keyakinan, dan menumbuhkan rasa percaya
diri dalam hati mereka.
Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai orang tua
mulai menyadari urgensi menanamkan target hidup pada anak anak kita. Sebagai
contoh, kita tahu bahwa anak kita tidak memiliki kemampuan yang bagus dalam
bidang pelajaran Matematika, maka saat itu kita harus mulai mendorong anak kita
untuk memiliki target mampu menguasai Matematika. Atau contoh lain kita tahu
anak kita suka makan bakso, maka kita mulai mendorong anak kita untuk memiliki
skill membuat bakso sendiri. Dengan demikian anak kita akan memiliki visi misi
hidup.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih