Bekerjalah Dengan Ketulusan
Sebagian dari kita mungkin sulit untuk menerima pekerjaan yang bukan keahlian kita, sebagian lagi mendambakan pekerjaan yang orang lain tekuni, dan ada sebagian yang bekerja dengan penuh keterpaksaan. Seorang sahabat yang bekerja sebagai humas di salah satu perguruan tinggi negeri menyatakan penyesalannya bekerja disana. Walaupun statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil, tapi ia belum menikmati pekerjaannya, sebab menjadi dosen adalah cita citanya.
Bagi kita dengan statusnya sebagai PNS bisa jadi itu adalah pekerjaan impian, tapi tidak baginya, sebab hal tersebut belum dapat membuatnya merasa senang menjalankan profesi. Jadi pekerjaan apa yang sebenarnya kita cari dan inginkan..? Satu pertanyaan yang mau tidak mau harus kita jawab. Ada orang mengatakan "cintailah pekerjaanmu, dan lakukan pekerjaan yang kamu cintai". Dua kalimat dengan konotasi berbeda dijadikan satu memiliki tafsiran ganda. Tapi biar saja, seperti kata Ridwan Kamil semasa menjadi walikota Bandung dulu "pekerjaan yang paling bagus adalah hobi yang dibayar". Pertanyaannya sekarang apa hobimu..?
Jika kamu sudah tahu hobimu, lakukan ia sebagai sesuatu yang membuatmu tambah beruntung. Sebab dengan menjalankan hobi sebagai pekerjaan maka berpotensi untuk membuat kita mencintai apa yang kita kerjakan dan mencintai profesi tersebut. Butttt....!!!, apapun pekerjaanmu saat ini coba jalani dengan tulus walaupun kamu tidak benar-benar suka dengannya.
Siapa tau ketulusan dalam bekerja membuatmu menemukan jalan untuk mencintai profesi yang kamu ingin tekuni. Sebab kita kan tidak pernah tau kapan pekerjaan yang kita impikan akan kita dapatkan. Seorang sahabat yang lain bernama Agus anggota TNI akan segera ditugaskan ke Timor Leste untuk PamTas (Pengamanan Perbatasan) selama satu tahun kedepan terhitung sejak awal februari. Ia bercerita amat berat meninggalkan sang istri yang baru dinikahi sekira 3 bulan yang lalu.
Namun karena pilihan hidupnya untuk bekerja sebagai anggota TNI, tentu saja mau tidak mau dia wajib menjalankannya denga penuh ketulusan. Tanpa ketulusan menekuni pekerjaan yang jadi dambaan maka akan selalu ada rasa malas dan lelah setiap kali bekerja. Lelah bukan karena capek namun karena tiadanya ketulusan dalam hati.
Adalagi sahabat yang setahun belakangan bekerja disebuah perusahaan namun tidak memiliki gaji cukup. Perusahaan menjanjikan akan merembes semua hutang gajinya pada sang karyawan. Sang karyawan merasa amat berat menjalani hari-hari bekerja disini. Sudah tercebur lumpur, mau keluar sudah tanggung, dan lagipula sudah terlalu banyak pengorbanannya untuk tempat kerjanya ini. Dia setiap pagi berangkat kerja pukul 6.45 dan sampai di kantor sekira pukul 7.30 pagi. Jarak tempuh rumah ke lokasi kerja mencapai puluhan kilometer. Tidak sempat melihat anaknya terbangun untuk diantar sekolah setiap pagi, apa daya semua demi melihat dapur tetap mengepul.
Hanya dengan ketulusan hati, maka apa yang dilakukan sang karyawan saat ini dicatat sebagai amal baik di sisi Allah swt. Acapkali ia mengatakan "tidak apa-apa digaji 2,5 jt" asal pasti daripada dijanjikan gaji tinggi namun masih dalam mimpi. Yah...semuanya punya tafsiran masing masing. Sang karyawan punya tafsiran atas harapan kecilnya untuk mendapatkan gaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR) sementara sang owner punya mimpi untuk mengangkat harkat sang karyawan. Saat ini sang karyawan memiliki besaran gaji 1 juta dan beban hutang perusahaan padanya 3 juta 250 ribu setiap bulannya. Baru 25% dari total gaji yang harusnya dibayar di terima. Semoga Allah mudahkan semuanya untuk dituntaskan.
Bekerja memang harus selalu disyukuri.., saya sendiri belum mampu menikmati apa yang jadi profesi saya kini. Namun saya berusaha untuk menyukainya, menjalani dengan ketulusan, dan berharap suatu hari bisa lebih baik dari saat ini. Penghasilan boleh dibilang masih kurang, tapi harus tetap di syukuri, sebab kita tahu Allah melihat usaha dan kerja keras kita meraih ridho dan rizkiNya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih