Dunia Properti
Bekerja adalah salah satu jalan untul mendapatkan rizki dari Allah swt. Apa jadinya jika selama bekerja justru tidak ada hasil atau keuntungan yang didapat. Barangkali hal tersebut yang dirasakan oleh haji Dolah. Seorang kontraktor yang bersedia menghabiskan puluhan juta uangnya untuk membangun rumah ke sebuah perusahaan peoperti. Ia tak meneken janji kontrak dengan perusahaan, melainkan dia mendapatkan proyek tersebut dari orang lain yang meneken dengan perusahaan. Dia adalah pihak ketiga dari kontraktor yang mengadakan perjanjian dengan perusahaan.
Haji Dolah berasal dari Bima, ia tinggal di Mataram dan terbiasa mengerjakan proyeks infrastruktur dari pemerintah. Baru kali ini setelah covid 19 melanda, ia banyak kehilangan kob di pemerintah lalu menggantinya dengan proyek dari perusahaan swasta. Sayangnya eskpektasi awal tidak sesuai dengan hasil akhir. Walaupun demikian, saya tahu dia orang baik selama melihatnya beberapa kali. Ia menagih apa yang menjadi haknya, dan menuntaskan kewajibannya membangun unit rumah. Namun hanya karena perusahaan tidak mengadakan perjanjian dengannya secara langsung, maka diapun tidak bisa mendapatkan haknya secara lancar. Dibalik ini semua sesunguhnya bukan karena perkara iru haknya kurang lancara di bayarkan, melainkan karena berbagai aspek lain yang seharusnya tidsk diperhitungkan. Seperti kurangnya kas perusahaan, orientasi modal perusahaan untuk membeli aset lain, atau membayar hutang yang lain lebih dahulu.
Dan ini adalah dunia kerja yang saya hadapi, dunia yang terlihat mewah dari luar, namun sesungguhnya amat memprihatinkan dari dalam. Apa yang pak Dolah rasakan merupakan sebagian kecil dari penomena dunia kerja yang masih banyak misterinya. Dunia yang masih terasa asing bagi saya, namun harus tetap saya jalani karena sidah menjadi garis jalan hidup saya. Walaupun dahulu saya tidak pernah membayangkan bagaimana saya akan bekerja di perusahaan properti, tapi di dunia properti saya menemukan jodoh dan takdir rizki.
Dunia properti seakan mengajarkan kesabaran, bisnis yang menghempaskan kita kedelam ijtihad paling besar antara hutang, modal, dan keuntungan. Tempat bertarungnya antara kejujuran dan kemunafikkan, walaupun kita sungguh ingin terbebas dari kemunafikkan dalam keadaan tertentu kita tiba tiba berubah menjadi amat munafik. Bila berjanji ia ingkar, bila berkata ia bohong, dan bila dipercayai ia khianat. Tiga kategori kemunafikkan itu mungkin saja melekat dalam dirikita saat ini, namun mau tak mau kita harus bisa mengatasi dan melaluinya. Sebab di dunia inilah infak terbesae kita keluar, nominalnya mencai 10 juta dan itu adalah infak terbesar dalam sejarah hidup saya.
Dalam Hadist disabdakan "barang siapa keluar mencari rizki lalu meninggal dunia, maka ia syahid". Tentu kita tidak menjadikan usaha dibidang peoperti ini sebagai sarana untuk berpura2 hidup mencari rizki, namun sungguh ia adalah usaha dan ikhtiar, sekalipun kelak meninggal.dunia dalam keadaan bekerja, semoga saja menjadi pemantik iman dan takwa dalam dirikita.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih