Ketika Dunia Terasa Sempit
Dunia kian terasa sempit, bukan hanya waktu yang terasa berlalu begitu saja tanpa ada impact besar dalam diri saya. Melainkan pergaulan kuga terasa amat menjadi kecil. Sistem pergaulan hanya terpaku pada anggota keluarga semata, dan tak lebih dari itu. Untuk mengisi waktu luang pun sudah tidak bisa lagi, semisal membaca buku menjadi amat berat bagi mata, karena terbawa suasana lelah badan dan pikiran dari tempat kerj. Disamping memang rasa tidak puas terhadap finansial yang ada. Bukannya kurang melainkan keadaan finansial seperti ini tidak elok untuk dipertahankan terus, tersebab karena korona semua menjadi serba terbatas juga.
Kini kita berusaha mencari jalan keluar.., adakah jalan keluar itu makin dekat dari lorong gelap yang selama ini menghantui ataukah ia masih berada si zona waktu yang berbeda. Tapi lebih dari itu.., sekali lagi kita perlu bersyukur akan hidup ini. Kita tidak pernah bisa menebak masa depan, kita bisa merencanakannya, tapi ada takdir Tuhan yang akan kita terima di masa depan, tugas kita adalah berlapang dada untuk menerima semua keadaan.
Tidak perlu merisaukan sesuatu yang tidak ada dalam dirikita. Sebab kerisuan akan membawa kita pada penyakit hati. Terima saja semuanya dan jalani. Berat memang, tapi kalau terus menerus dijalani lama lama akan terbiasa juga. Kondisi tidak akan jauh berbeda walaupun keadaan berbeda. Misalnya kondisi masih sama dengam dua tahun lalu, pasti pikiran kita menginginkan sestau yang baru dalam hidup. Sebab manusia memang diciptakan sebagai mahluk yang kudah bosan, cepat ingin berubah, dan terus mau tumbuh, tidalk mau mundur. Takut dengan keburukan, takut dengan kekurangan, dan juga takut dengan ketiadaan.
Begitulah dunia yang makin terasa sempit. Ia hadir dalam hati dan pikiran manusia karena hilangnya rasa syukur dan apresiasi atas pencapain selama ini. Terlalu fokus pada kekurangan yang ada dan lupa bahwa banyak kwlwbihan yang telah digaapai selama ini. Maka dunia yang makin terasa sempit, bukan karena dunianya yang menyempit, melainkan hati yang mulai keruh olwh keinginan keinginan yang tak jelas munculnya darimana.
Berbahagialah dan nikmati peranmu kini walaupun dalam peran yang kau kalani kini banyak hal yang belum kamu dapatkan. Nikmati saja semua proses ini, walaupun ia terasa amat pedih untuk dilalui. Anggap semuanya akan segera berlalu dan berganti menjadi nasib baik. Semuanya kembali pada kadar kesyukuran, semakin kita bersyukur, maka dunia akan semakin terasa luas, tidak semput lagi. Lihatlah mereka yang dibawah kita dan syukuri apa yang Tuhan titipkan dengan jalan yang sudah Dia gariskan. Jangan melawan takdir, karen ketika kita melawan takdir maka disanalah dunia akan terasa amat sempit dan nyesak dalam hati.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih