Masa Lalu, Doa, dan Energi Masa Depan Kita



ilustrasi (dok.pribadi)
Tentu setiap dirikita memiliki kenangan yang sangat baik tentang masa lalu kita. Mungkin kita punya pasangan hidup yang biasa care pada dirikita, yang biasa nge_chat di wa kita, atau yang biasa suka manggil dengan panggilan amat khusus. Tapi mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi, kata Dr. Aidh Al-Qarni.

Memang setiap masalah akan menimbulkan ingatan khusus tentang memori baik yang telah berlalu. Kita juga merasakan bagaimana masa-masa indah itu menjadikan kebahagian tiada tara dalam rentang usia itu. Serasa semua menjadi begitu indah, dan sangat menyemangati dirikita untuk terus memupuk perasaan itu.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ruang pengelupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam penjara pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan air suangai ke hulu, matahari ke tempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke dalam kelopak mata ? ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam al-Qur’an, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “itu adalah ulah yang lalu.” Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
Syahdan, nenek moyang kita dulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: “janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya.” Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, “mengapa engkau tidak menarik gerobak?”
“aku benci khayalan,” jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah beralalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawan sunah kehidupan!

Begitulah nasehat Dr. Aidh al-Qarni pada kita semua, pada anda, pada saya, dan pada siapapun juga yang masih selalu terikat masa lalu, mengenang apa yang sudah terjadi dan belum bisa move on dari keadaan. Saya yakin Allah punya rencana yang amat baik atas dirikita, sebab kita diberi ujian masa lalu agar kita semakin tangguh menghadapi masa depan. Orang yang kita sayangi, yang kita cintai, dan yang selalu menemani hari-hari kita di masa lalu adalah dia yang telah berjasa membentuk karakter tangguh dalam kehidupan kita, yang telah ikut membangun pondasi-pondasi kesuksesan pada kehidupan kita, sehingga patutlah kita berterimakasih padanya. So i wanna say “thanks a lot” untuk dia yang telah membantu saya membentuk karakter diri yang lebih kuat itu.


Senyuman akan selalu kita berikan kepadanya, ketulusan cinta akan selalu terpupuk untuknya, dan penghormatan selalu menjadi bagian dari kepribadian kita dalam menyanginya. Sebab kita memiliki masa lalu yang sama, yang amat baik bagi kita, dan membantu kita menyusun puzzle-puzzle kehidupan sehingga hidup tak terasa gersang, melainkan seperti taman impian penuh bunga warna-warni nancantik. doa akan selalu terpanjat, agar kebaikan dan kenangan masa lalu menjadi penyemangat masa depan. Kita tidak mungkin kembali pada masa lalu, tapi kita bisa menjadikannya sebagai energy of the future diantara kita. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia