Pak Syahril, SGI VII, dan Berkah Penempatan
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJxQf_aRBLSv4MnJs_-2-aa5g5dxDJ3rGghPV77sX4EJm4g_ApEj8pbuHkyC2qXcVxxEdYQgHut9qCkqeCKWNNRKh6VSFf_g30Fx_TNhCltItg-DoA2FftNd906us3NWzLA8t1sU_3CbU/s320/IMG-20150202-WA0010.jpg)
Agenda yang
pertama sudah saya kerjakan, seketika sampai di Pontianak saya langsung menuju
ke bank Syariah mandiri untuk teransfer uang. Uang itu merupakan uang yang
dititipkan bu Is (warga desa penempatan saya) untuk dikirimkan ke suaminya yang
ada di Lombok. Tapi karena suaminya tidak punya rekening bank, maka saya
teransferkan via rekeningnya S. R. Ana (teman semasa kuliah di kampus). Uang tersebut akan digunakan untuk
membeli tiket pesawat rute Lombok ke Pontianak. Suami bu Is bernama pak
Syahril, mereka menikah sekitar 15 tahun yang lalu. Saat itu, kata bu Is pak
Syahril datang ke Mengkalang (desa penempatan) hanya sebatang kara.
Sekitar akhir tahun 98 Ia datang
kesini setelah kena rampok di Medan. Pak Syahril dulu adalah seorang TKI yang
bekerja di Malaysia. Ketika ia akan pulang kampung ke Lombok, ia kena rampok di
Medan Sumatera Utara. Karena barang bawaan habis dirampok, akhirnya ia ikut
temannya untuk bekerja di Kalimantan sebagai buruh penebang kayu hutan. 2 tahun
bekerja sebagai buruh penebang kayu hutan, ia tidak mendapatkan hasil apapun.
Dengan bermodal nekat, ia melarikan diri dari perusahaan tempatnya bekerja dan
hijrah ke desa mengkalang sebagai nelayan.
Perjalanan
cintapun dimulai, tak lama setelah saling mengenal mereka kemudian menikah. Pak Syahril yang asli orang Lombok, tidak bisa berkomunikasi lagi dengan keluarga
yang ada di Lombok sebab nomor telepon yang waktu itu dipegangnnya hilang
bersama barang yang dirampok. Ia tidak tahu harus menghubungi siapa, dan ia
sebenarnya sangat ingin balik ke Lombok. Tapi keadaan keuangan saat itu belum
memungkinkannya.
Pak Syahril
telah memiliki dua orang anak disini, mereka adalah Nurjanah dan (kini kelas 6 SD) Chandra (Kelas 5 SD) hasil
pernikahannya dengan Bu Is. Sekitar awal 2010 Ketika perusaan perkebunan sawit masuk di Kalimantan dan
banyak orang dari Lombok yang bekerja
disini, ia tidak tinggal diam untuk menanyakan alamat keluarganya yang
bisa dihubungi disana. Tapi para pekerja asal Lombok itupun tidak tahu alamat
yang dimaksud. Pak Syahrilpun hanya bisa pasrah dengan keadaannya tersebut.
Sampai pada
awal 2015 lalu saya ditempatkan di desa ini. Banyak warga yang menginformasikan ke saya,
bahwa disini juga ada warganya dari Lombok. Namun ia tak pernah pulang kesana.
Sebab tidak tahu harus menghubungi siapa, cerita para warga. Sayapun berangkat
menemui pak syahril kerumahnya. Saya coba ngobrol dengan bahasa Lombok “mbe
leman pelinggih de..? (dari mana asal abang..?)”. ternyata ia sudah tidak bisa menjawab dengan bahasa
Lombok, namun masih faham dengan apa yang saya tanyakan.
Dua bulan saya berada di Mengkalang, saya hubungi
teman saya di Lombok yaitu S. R. Ana. Saya minta dia mencari alamat
keluarganya pak Syahril dan mencari tahu apakah keluarganya masih hidup.
Alhamdulillah dengan bantuan Allah, S R. Ana bisa menemukan keluarga pak Syahril di Lombok. Semua sudah diatur olehNya. Dengan aplikasi whatsapp saya
kirimkan photo pak Syahril agar keluarganya bisa melihat wajah pak Syahril
kini. S. R. Ana juga mengirimkan photo ibunya pak Syahril. Merekapun saling
bisa mengobati rasa kerinduan ibu dan anak. Kerinduan yang sudah terpendam
lebih dari 15 tahun.
Tak lama
setelah itu, saya fasilitasi pak Syahril balik ke Lombok. Dan kini 6 bulan sudah pak Syahril berada di
Lombok, dan saat ini saya sedang berusaha untuk mengirimkan biaya tiket balik
ke Kalimantan. Karena disini anak dan istrinya sudah merindukan dia.
Agenda yang
kedua yaitu bertemu dengan pak Syahril, dalam rangka membicarakan program
pendampingan sekolah kerjasama DD, DU, dan Hypermart. Sekolah yang akan di
dampingi adalah SDSI Sirojudin Jadid. SD swasta yang terlatak di sebalah barat
kota Pontianak. Walaupun berada di kota, tapi secara fasilitas masih
kekurangan. Oleh Makmal Pendidikan DD, SD inilah yang terpilih untuk
didampingi. Karena merupakan SD pendampingan, maka akan ada satu orang gurunya
yang akan dikirim ke BPI DD Bogor untuk mengikuti program pendidikan SGI E
Class.
Tanggal 23
agusuts adalah tanggal keberangkatan menuju ke BPI. Mau tidak mau sayapun harus menyempatkan
diri untuk mempersiapkan segalah hal yang berkaitan dengan tools seleksi guru. Sebab, walaupun
satu orang guru yang dikirim, prosedur pra keberangkatan harus tetap dijalani,
seperti microteaching dll. Mungkin akan ada beberapa guru yang akan jadi calon
untuk dikirim, lalu dipilih salah satunya yang sesuai kriteria yang tepat.
Pak Syahrul
sendiri adalah pegawai DU Kalbar yang selama ini memberi jalan bagi kami untuk
melakukan asesstmen mengenai sekolah yang akan dipilih. Karena hari ini saya mesti balik ke lokasi
penempatan, jadi poin yang ingin saya bicarakan dengannya adalah siapa guru yang
akan dipilih, dan kapan waktu akan dilaksanakannya seleksi.
Serasa takdir memang telah berbicara bahwa saya menjadi jembatan bagi pak Syahril untuk balik kampung, dan saya menikmati semua proses ini. Begitulah kami di didik di SGI, selain menjadi guru, kami juga harus mampu melakukan tugas sosial lainnya. Bagi saya ini adalah pengalaman yang luar biasa. Menyambung kembali kerinduan anak dengan ibunya yang selama belasan tahun tak diketahui rimba sang anak. Gara - gara dulu pernah izin menjadi TKI di Malaysia.
Semoga semua
perjalanan ini bisa dimudahkan,, amin..
Hadapi,
hayati, dan nikmati.. i love this jobs...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih