Ahmad Rizal Khadapi

 Aku rasanya ingin pulang..,  pulang menemui masa laluku yang hilang Dan selalu menyenangkan Aku rasanya ingin pulang.., Pulang untuk berjalan... Dan menatap wajah ibdahmu... Ibu... Aku rasanya ingin pulang... Pulang berdiri dihadapanmu Dan menyintas senyum manismu... Ibu... Aku rasanya ingin pulang... Pulang mengarungi lautan nan luas... Dan membalas segala budi baikmu Ibu... Aku tak tahu hendak kemana Tapi aku rindu dengan semuanya Dengan senyummu Dengan masakanmu Dengan kekalemanmu Dan sedikit kemarahnmu Ibu... Kini kutuliskan rasa cintaku Cinta yang tak akan pernah pudar Untukmu... Wahai ibuku... Aku..anakmu Yang nun jauh berada disana Ingin segera memelukmu... Pulang.., dan tertidur di pangkuanmu.. Ibu.... #######

 “Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi oleh cinta dan dipandu oleh ilmu pengetahuan.” - Bertrand Russell. Seorang kawan menerima surat mutasi pada departemen yang bukan menjadi budah keahlianya. Walaupun demikian ia menerima keputusan atasannya tersebut. Jengkel rasanya dalam hati, sebab hal itu terjadi  secara mendadak, ia merasa si zolimi atas keputusan tersebut. Namun tak banyak yang bisa dilakukan. Ia hanya diam termenung, sambil meggumam dalam hati.."kejam". Hidup sekali lagi...., hidup seperti sesang tidak berpihak padanya. Apa yang terjadi sebenarnya, apa salah yag sudah dilakukan, sehingga terasa semakin pahit saja keadaan diri. Mungkikah akan seperti ii terus menerus. Dan entah sampai kapan akan seperti ini terus..? Pertanyaan yang muncul dalam hati dan pikirannya. Kusut sudah rasanya nasib ini. Pengorbanan selama berbulan bulan pergi pagi pulang malam seolah tidak dilihat sebagai buah kerja keras. Sedikit saja kesalaha dan fitnah daei orang yang dengki deng...

  Sekali lagi tahun 2021 kita kembali dikejutkan dengan bertubi tubi bencana mendera bangsa. Belum selesai pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, datang lagi bencana gempa di Mamuju Sulawesi Barat, lalu di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Apa hikmah dibalik semua bencana yang mendera bangsa.? Kira kira seperti itu pertanyaan yang muncul. Sebab kita sebagai manusia seringkali lupa dengan jati diri kita sebagai hamba. Banyak perbuatan dosa yang sering dilakukan, dan minimnya intensitas taubat serta ibadah yang harusnya kita tunaikan.  Sering muncul di media sosial dan berita televisi maraknya perampokan, pencurian, perzinahan, korupsi, tawuran antar pelajar dan berbagai macam penyakit sosial lainnya. Sehingga negeri yang harusnya adil makmur ini kehilangan arah sebab tertipu dengan perilkau diri sendiri.  Semakin tahun kita lihat, intensitas tingkat kriminalitas semakin meluas dan tinggi di tengah masyarakat. Perjudian, minuman keras, perzinahan seolah menjadi kons...

 Manusia tak ubahnya seperti wayang, ia hidup dibawah panduan sang sutradara kehidupan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam setiap hal yang melekat pada diri manusia sudah dituliskan takdirnya sejak seribu tahun sebelum ia diciptakan. Termasuk itu rizki, maut, jodoh, keberuntuhan dan kepiluan atau duka. Tahun 2021 awal ini kita banyak dikejutkan dengan rentetan bencana yang menimpa bangsa. Mulai dari pesawat jatuh, bencana banjir di Kalimantan Selatan, gempa di Mamuju Suawesi Barat, hingga gunung meletus di Jawa Timur. Kita sebagai manusia tidak punya daya dan upaya atas hidup ini. Boleh kita berandai andai untuk hidup kita dimasa depan, namun tetaplah ada ketentuan Allah yang mengaturnya. Tak bisa kita me.prediksi akan seperti apa kita nantinya. 

  Hal kecil yang kita syukuri, pasti akan membawa nikmat dalam hidup kita. Demikianlah kalimat yang tertera dalam stoey whatsapnya Bu Sri Nurlaeli, notaris kelahiran Mataram yang lulus progeam MKn di UII sekira sepuluh tahun lalu. Saya mengenal beliau sejak menekuni peofesi sebagai developer setahun belakangan. Kerjasama kami dalam proses jual beli lahan dan akad KPR Rumah subsidi di BTN Syariah. Seorang wanita jenius yang telah saya anggap sebagai kakak sendiri, biasa saya panggil beliau dengan sebutan mba Yu. Sejauh pengalaman saya kerja di bidang properti saat ini. Memungkinkan saya dapat sedikit menganalisa berbagai macam permasalahan yang timbul berkaitan dengan lahan, notaris, makelar, kontraktor, bank, dan konsumen. Semua komponen inti dalam perjalanan sebuh perusahaan properti yang bermimpi menjadi besar. Hampir setahun ini penuh dengan dinamika, mulai dari belum tuntasnya pembayaran lahan dan Insya Allah akan segera tuntas, kontraktor yang nagih pembayaran, hutang pinjaman...

 Sebagian dari kita mungkin sulit untuk menerima pekerjaan yang bukan keahlian kita, sebagian lagi mendambakan pekerjaan yang orang lain tekuni, dan ada sebagian yang bekerja dengan penuh keterpaksaan. Seorang sahabat yang bekerja sebagai humas di salah satu perguruan tinggi negeri menyatakan penyesalannya bekerja disana. Walaupun statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil, tapi ia belum menikmati pekerjaannya, sebab menjadi dosen adalah cita citanya. Bagi kita dengan statusnya sebagai PNS bisa jadi  itu adalah pekerjaan impian, tapi tidak baginya, sebab hal tersebut belum dapat membuatnya merasa senang menjalankan profesi.  Jadi pekerjaan apa yang sebenarnya kita cari dan inginkan..? Satu pertanyaan yang mau tidak mau harus kita jawab. Ada orang mengatakan " cintailah pekerjaanmu, dan lakukan pekerjaan yang kamu cintai ". Dua kalimat dengan konotasi berbeda dijadikan satu memiliki tafsiran ganda. Tapi biar saja, seperti kata Ridwan Kamil semasa menjadi walikota Bandung dulu ...

 Sore sekitar jam 17.00 WITa ada janji bertemu dengan mas Irham di BTN Syariah Mataram (BTN Kantor Cabag Syariah Mataram, red). Saya janji via wa dari pukul 11.00 sebab permintaan untuk diberikan souvenir kalender dan buku notepad tahun 2021. Setelah menunggu hujan reda, sekira jam 16.30 saya berangkat dari kantor di kawasan Jl. Bung Karno Mataram. Lebih lama dari biasanya perjalanan 15 menit menjadi 20_an menit. Setelah sampai BTN Syariah saya menunggu mas Irham keluar. Rumah Impian..,.adalah tema pembicaraan kami. Mas Irham yang bertugas sebagai bagian bisnis dan pembiayaan KYG (Kredit Yasa Griya) untuk perusahaan yang saya kembangkan menjelaskan, bahwa kebanyakan rumah KPR tidak memiliki desain yang menarik. Satu diskusi yang lumayan berisi terkait rumah KPR khususnya rumah subsidi.  Harga rumah KPR Subsidi sebagai rumah impian kebanyakan orang saat ini bagi milenial adalah satu yang mewah. Sebab sebagian besar diantara kita yang notabene milenial walaupun sudah menikah ber...

  Sebuah pertanyaan yang jadi pemikiran saya mendalam "apa yang semakin baik dari kita..?". Malam ini serasa mata tidak bisa tidur, sudah tiga kali berturut turut sejak malam senin lalu. Lalu tidak lama swtelah mencoba tidur sekira jam sepuluh tadi, mata saya tak jua bisa terpejamkan. Sejenak gelisah, dan pikiran kemana-mana sembari mulut saya tak berhenti membaca istigfar. Tentu ada yang sedang kurang tepat dengan diri saya, refleksi saya dalam hati. Seolah mengkhawatirkan sesuatu yang kadang tidak jelas apa itu. Begitulah hati terasa gersang. Karena mungkin tak pernah bisa semakin baik dari hari kehari. Kini ibadah semakin berkurang intensitasnya dan kita sadari itu. Apa yang semakin baik dari kita, mungkinkah kegelisahan datang karena ruhiah yang hilang, bisa jadi. Dunia seolah telah masuk dalam hati, lwbih penting rasanya dunia ini daripada akhirat. Hal yang merubah pandangan saya sejak bergaul dengan orang orang peoperti. Untung saja saya maaih tersadarkan untuk dapat ke...

Mungkin beberapa hari ini saya sedang merefleksikan betul hidup saya. Hidup yang kian hari kian berputar putar di satu arah saja.., rumah, tempat kerja, rumah. Serasa tidak ada hal lain yang selalu terjadi setiap hari kecuali hal ini. Di rumah suasananya membawa kita menjadi amat manja karena rasa lelah dari tempat kerja seharian maka setelah sampai rumah bawaannya mau istirahat. Tak ada hal lain yang bisa dilakukan karena badan sudah terasa capek. Kadang saya merindukan berjalan keliling kamlung menghadiri acara tahlilan. Namun begitulah hidup, lain dulu lain hari ini. Dunia kian terasa sempit, bukan hanya waktu yang terasa berlalu begitu saja tanpa ada impact besar dalam diri saya. Melainkan pergaulan kuga terasa amat menjadi kecil. Sistem pergaulan hanya terpaku pada anggota keluarga semata, dan tak lebih dari itu. Untuk mengisi waktu luang pun sudah tidak bisa lagi, semisal membaca buku menjadi amat berat bagi mata, karena terbawa suasana lelah badan dan pikiran dari tempat kerj. D...

  Apa yang kita cari dalam hidup ini dengan bekerja tanpa henti..???? Jika bekerja adalah jalan mendapatkan rizki, adakah jalan yang lainnya..??? Saya terbangun pagi ini dengan rasa hati yang amat berat, seolah penuh rasa tidak syukur. Badan ini belum lelap beristirahat sudah terbangun kembali untuk memulai hari. Oh...hari yang teramat berat, hari selasa saya kira sudah hari rabu, berharap besok Sudah hari minggu lagi. Jam kerja teramat padat rasanya, seharian bisa berada dikantor atau di lokasi proyek keliling kesana kemari. Dan tidak pernah kita tahu bahwa akan seperti apa nantinya, tidak waktu berada di rumah. Rumah hanya menjadi tempat singgah, belum menjadi baiti jannati . Hari hari kerja.., hari yang tak bisa kita lewati sebagai manusia. Setelah dewasa seolah waktu terasa sangat cepat berlalu, penuh dengan kesibukan kerja dan minim waktu untuk keluarga. Kerja untuk menghasilkan uang, namun sayang tidak pernah terasa cukup untuk hidup sehari hari.  Biarkan saja semua berl...

  Bekerja adalah salah satu jalan untul mendapatkan rizki dari Allah swt. Apa jadinya jika selama bekerja justru tidak ada hasil atau keuntungan yang didapat. Barangkali hal tersebut yang dirasakan oleh haji Dolah. Seorang kontraktor yang bersedia menghabiskan puluhan juta uangnya untuk membangun rumah ke sebuah perusahaan peoperti. Ia tak meneken janji kontrak dengan perusahaan, melainkan dia mendapatkan proyek tersebut dari orang lain yang meneken dengan perusahaan. Dia adalah pihak ketiga dari kontraktor yang mengadakan perjanjian dengan perusahaan. Haji Dolah berasal dari Bima, ia tinggal di Mataram dan terbiasa mengerjakan proyeks infrastruktur dari pemerintah. Baru kali ini setelah covid 19 melanda, ia banyak kehilangan kob di pemerintah lalu menggantinya dengan proyek dari perusahaan swasta. Sayangnya eskpektasi awal tidak sesuai dengan hasil akhir. Walaupun demikian, saya tahu dia orang baik selama melihatnya beberapa kali. Ia menagih apa yang menjadi haknya, dan menuntaska...

  Bahagia kala bersamamu... Menjalani hidup rumah tangga adalah fase ke empat dalam perjalanan hidup kita sebagai manusia. Setelah kelahiran dan menjadi bayi.., kita kemudian melewati masa kanak kanak yang mengasyikkan, dilanjutkan dengan masa sekolah, remaja, dan kerja, fase ini membawa kita tumbuh menjadi orang dewasa yang berpikir sangat luas. Kadang kita menemukam banyak kebingungan dalam diri tentang sosok apa sebenarnya dirikita sendiri.  Setelah masa kebingungan itu selesai, kita dihadapkan dengan titik jenuh dalam hidup, lalu tantangan yang kita hadapi adalah menuntaskan stigma orang yakni menikah adalah bagian dari sosialisme manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk religius. Sebagai makhluk biologis manusia membutuhkan pasangan untuk terus berkembang biak. Sementara sebagai makhluk religius manusia membutuhkan isntitusi pernikahan untuk dapat dikategorikan pwngikut Sjnnah Nabi saw yang taat.  Bagi saya..fase itu kini sedang saya jalani dan lakoni. Taha...

  Aku seolah tak bisa melihat realita. Mataku masih saja memandang masa lallu, dan tak melihat apa yang sedang terjadi dengan diriku kini. Entah kenapa..? Tapi jujur aku berharap situasi seperti ini tidak akan berlangsung lama. Namun setahun belakangan ini, menjadi amat sulit bagiku,selalu saja bingung dengan situasi yang terjadi. Rasa rasanya semua belum sebaik yang dulu. Pulang kampung bukanlah pilihan yang mudah, tapi harus ku lakukan sejak dua tahun lalu. Tujuannya mengobati rindu bertemu keluarga, setelah sampai disini, kini aku berpikir kenapa tidak kuteruskan saja keberadaanku di luar sana, mungkin aku bisa lebih bermanfaat dan mengembangkan diri. Tapi apa yang bisa kucari dan kutemukan di luar. Disini juga aku masih bertanya dengan kalimat yang sama. Mungkin saja..., kebingungan ini akan ada jawabannya, namun entah kapan. Keberadaan ku di perusahaan swasta juga tidak terlalu membuatku menemukan kepuasan batin, aku masih bertanya tentang apa yang bisa aku cari. Apa hidupku s...