Kematian dan Hutang Piutang

 

Hidup memang tidak akan lepas dari hutang piutang. Jangankan kita sebagai manusia, negara kita saja punya hutang ribuan triliun rupiah dan kita tidak pernah tahu kapan akan lunas. Kalaupun lunas, kita juga tidak mendapat jaminan bahwa negara tidak akan berhutang lagi. Begitulah hidup, selalu saja ada masalah. 

Dalam bisnis, hutang menjadi salah satu penunjang kinerja suatu usaha. Makin besar hutang di bank, otomatis makin besar kepercayaan bank pada debitur, maka usaha otomatis berpeluang makin maju, namun juga sekaligus makin besar resiko yang didapat. 

Contoh seorang wanita yang berjualan nasi bungkus di sekolah mengawalinya dari modal sebesar 250 ribu yang dipinjam di bank A. Dua bulan kemudian karena dagangannya laris manis ia mengajukan tambahan pinjaman menjadi 500 ribu di bank A karena jenis makanan yang dijual makin bervariatif. 

Begitulah hutang, mudah untuk didapatkan sulit untuk dikembalikan. Sulitnya karna beberapa hal: 1. Bisa karena sistem pengembalian yang sudah ada (seperti di bank harus dicicil caranya), 2 bisa karena tidak mau walaupun sudah ada uang ( orang yang berhutang dan susah ditagih hutangnya), 3 bisa karena tidak mampu ( orang yang berhutang belum punya kemampuan bayar). 

Maka disinilah nabi saw berkata " agar mengikhlaskan hutang yang belum mampu dibayar oleh penghutang". Bahkan orang yang berhutang secara khusus menjadi kriteria penerima dana zakat selama dia belum mampu melunasi hutangnya.

Kita tidak pernah tahu hidup akan sampai dimana, yang jelas sudah dikatakan bahwa orang yang berhutang sulit diterima arahnya disisi Allah swt selama belum lunas hutangnya semasa hidup di dunia.  

Oleh karena itu, kita diajarkan doa anti hutang oleh Nabi SAW. Yang berbunyi:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ


Latin : Allahumma inni a'udzu bika minal Hammi wal hazan, wa a'udzu bika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzu bika minal jubni wal bukhl, wa a'udzu bika min ghalabatid dain wa qahrir rijal.

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia."

Akhirulkalam Semoga Allah swt membebaskan kita semua dari lilitan hutang, dan dijauhkan dari segala macam bentu hutang piutang..Aamiin.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia