BUANG WAKTU..!!!



oleh
Ahmad Rizal Khadapi, SH, SGI.
(Gambar by Suko)
Time is money... satu pepatah Barat yang menjadi prinsip majunya peradaban Barat.
Waktu Untuk Sebuah KTP
Apa yang kita bisa hitung jika waktu adalah uang..? Ya tak lain bahwa waktu sangat berharga. Saking berharganya semua harus serba cepat sesuai dengan waktu yang di jadwalkan. Kita berada di alam dimana situasi begitu cepat berubah. Hari ini hari jumat, ternyata kita tidak sadar bahwa kita sudah melewati 7 hari dari hari jumat yang lalu.
Kalau kita ke Jepang, kita pergi stasiun kereta bawah tanah, maka kita akan menemukan daftar jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta yang terpampang. Tepat Waktu..!!! gak pake telat, walaupun hanya beberapa detik. Terbiasa dengan ketepatan waktu, Jepang kemudian membuat satu kereta cepat yang disebut sinkansen. Motto pak wapres lebih cepat lebih baik telah diunakan oleh orang Jepang. Mengapa orang Jepang butuh waktu yang tepat dan cepat ? sebab dengan begitu mereka bisa lebih maju.
Ada satu keanehan yang selalu terjadi di negeri kita. Begitu banyak waktu terbuang sia-sia, tanpa ada kepastian. Kata orang hukum kepastian itu adalah satu dari tiga unsure terpenting penegakan hukum. Dua lainnya yaitu keadilan, kemanfaatan. Nah kalau tidak ada kepastian waktu maka kita tidak akan bisa berharap banyak pada kemajuan peradaban kita.
Seminggu setelah pulang dari Bogor, saya pergi ke kanctor camat untuk membuat KTP elektronik, sebab KTP lama saya yang konvensional sudah expire date. Setelah melengkapi persyaratan berupa fotokopi kartu keluarga (KK) dan KTP lama. Saya kemudian menjalani proses rekam, foto, tanda tangan, dan cap sidik jari di perangkat yang sudah disedikan.
Setelah menjalani proses tersebut, petugas lalu memberitahukan bahwa KTP itu akan jadi dalam waktu dua minggu lagi. Waktu saya bergumam dalam hati, kok lama sekali ya,,jadi...?. Tapi saya pikir tak mengapalah, mungkin karena banyak yang mengantre dibuatkan. Setelah menunggu 2 minggu, di hari keenambelas saya datang ke kantor camat, datang dengan pakaian rapi sambil membawa tas, karena saya harus segera pergi ke Mataram. Saya kemudian permisi menanyakan kepada petugas untuk mengambil KTP. 
Permisi pak apakah KTP saya sudah jadi..?
Kapan di buat..? kata petugas itu.
Lebih dari 2 minggu yang lalu, jawab saya.
Belum jadi mas, nanti datang satu minggu lagi, jawab petugasnya.
            Begitu kagetnya saya, menerima jawaban seperti itu. Saya pikir sudah jadi. Sebagaimana informasi yang diberikan waktu itu. Saya lalu coba mencari di papan informasi. Ternyata memang tidak ada info prihal berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat KTP elektronik dari awal sampai akhir, yang terpampang.
            Buang-buang waktu saya saja. Mungkin ini hal spele bagi kebanyakan kita. Dan kita terlalu sering memaklumi hal-hal seperti ini di negera kita. Tapi saya ingin katakana bahwa kita tidak sadar, ini adalah tanda ketertinggalan bangsa kita dari bangsa lain. Waktu begitu tidak berharga bagi aparatur sipil negara (ASN) di negeri ini.
Zaman Serba Cepat
            ada diantara kita yang sering pake modem untuk internetan, atau menggunakan WIFI fasilitas public di perpustakaan daerah maupun di kampus. Apa perasaan kita kalau loading internetnya memakan waktu lebih dari 10 detik ?  saya yakin kita sudah menggerutu dalam hati “kok lelet banget sih..?”.  Nah ternyata secara tidak sadar kita menginginkan sesuatau yang cepat, simple, dan mudah.  Kalau loading internetnya begitu lama, maka buang saja modemnya, atau tinggalkan WIFI nya.
            Sebenarnya sudah tidak zaman lagi kalau membuat KTP butuh waktu berminggu-minggu, membuat SIM butuh waktu berhari-hari. Atau membuat sakte kelahiran butuh lebih dari dua hari. Ada dua akar masalahnya. Pertama karena sistem yang dibangung pemerintah sengaja dibuat lambat. Kedua petugas pelaksananya tidak melek teknologi.
            Zaman sudah serba cepat. Maka tidak waktu membuang waktu. Kini pemerintah mau buat kereta cepat Jakarta-Bandung. Udah buat..saja...! tidak usah dengar sana sini, nanti kalu di dengar, kereta cepatnya gak jadi lagi. Bila perlu buat juga kereta cepat Mataram Kayangan, biar jalan raya trans Lombok dari Mataram hingga Kayangan Lombok Timur tidak macet lagi. Kata pak wapres Yusuf kalla “Lebih cepat lebih baik”. Maka sekali lagi tidak ada waktu membuat waktu.
            Kita sebagai anak muda, tidak ada waktu untuk membuang waktu. Isi waktumu dengan kegiatan-kegiatan produktif dan inovatif. Membaca, menulis, diskusi, melukis, ikut bakti sosial, dan jalan-jalan edukatif. Jangan hanya diam dirumah, mumpung Lombok belum seperti Jakarta. Karena masih banyak ruang terbuka hijaunya. Nanti kalau Lombok sudah seperti Jakarta, tidak ada ruang terbuka hijau, maka matilah kita.
            Kembali ke soal KTP. Teknologi E KTP sebenarnya digunakan untuk membuat segala sesuatu mengenai data kependudukan lebih simple dan mudah diakses. Tapi kalau proses pembuatannya memakan waktu berhari-hari sehingga tidak efektif  bagi  mereka yang menghargai waktu. Maka menteri dalam negeri sepertinya harus mengevaluasi prosesnya. Kalau kita cek di www.e-ktp.com maka semuanya terkesan mudah dan simple, coba lihat kenyataannya, maaf barangkali kalau tidak punya uang sogok, e-ktp gak bisa jadi dengan cepat.
Mulailah Menghargai Waktu
            Kini mari kita mulai buang waktu untuk hal-hal lebih baik, buat rencananya dengan pasti dan laksanakan. Tepati janji perencanaan itu, dan dapatkan feel untuk  menjadi lebih cepat dan lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia