IDEALISME, SEMANGAT, DAN PERJUANGAN, BERSAMA SAHABAT

oleh
Ahmad Rizal Khadapi, SH, SGI


(Sahdan SH, kini sudah menjadi advocat di MT Budiman Law Office)
            Suatu ketika, saya mengirim pesan kepada sahabat dekat saya semasa kuliah. Namanya Sahdan, saya ketemu dengannya saat pertama kali kuliah, tepatnya hari ketika kami di OSPEK. Bagi saya itu hari yang cukup bersejarah, sebab mulai saat itu saya berstatus sebagai seorang mahasiswa, dan bisa ikut demonstrasi, satu hal yang menjadi impian masa SMA.
D : Broo. Apa kabar..?
S : Alhamdulillah.., sehat..kamu apa kabar..?
D : Alhamdulillah sehat juga..., lagi dimana sekarang..?
S : Saya sedang di kantor, Dafi kapan ke Mataram..?
D : Insya Allah besok, bisa kita kopdar (kopi darat)..?
S : Oke.. bisa.., kita ketemu di jalan Majapahit ya.. tempat nongkrong biasa..
D : Sip.., sampai ketemu..
S  : Oke
Kami berjanji untuk saling ketemu di tempat biasa, tentu saja ada rasa kangen terhadap saudara seperjuangan saya itu. Karena sudah hampir dua tahun kami tidak ketemu. Kami berjuang menghadapi hari-hari kuliah yang begitu menantang di fakultas hukum unram dengan nilai-nilai kekekritisan yang sevisi.
Waktu itu, setelah tiga hari kami menjalani masa OSPEK bersama, saya mengajak dia untuk pergi ke Mushollah kampus FH. Musholla Al-Qoidah FH Unram, terpampang dengan jelas nama musholla itu. Cukup kaget juga membaca nama mosholla itu, sebab namanya  tidak asing bagi saya dan juga bagi kita semua..kenapa..? karena kata Al-Qoidah sering diidentikan dengan sebuah nama gerakan teroris dunia, tapi kala yang ini bukan termasuk golongan teroris.
Ruang kuliah kami berbeda, saya berada di ruang kuliah A, dan Sahdan di ruang kuliah C. Kami bertemu dilorong kampus FH, tepatnya belakang gedung tengah (gedung A) ruang kuliah kami berada di gedung B. Kampus FH saat itu terdiri dari tiga gedung besar, gedung A untuk kantor, termasuk perpustakaan kampus dan ruang kerja dekan, gedung B untuk ruang kuliah regular pagi, regular sore, ruang lab komputer, dan ruang praktik peradilan. Sedangkan  gedung C untuk ruang kuliah umum, sekretariat magister ilmu hukum dan sekrertariat magister kenotariatan, serta ruang kuliah mahasiswa S2.
Kepergian kami ke Musholla  kampus  bertujuan untuk menemui para pengurus Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Tasammuh. Organisasi ini kami tahu pada saat hari ketiga OSPEK, karena ada persentasi dari pengurusnya saat itu. Kami bertemu dengan beberapa pengurus Tasammuh, ada bang Andi Farhan ketua, bang Muhdin, bang Adnan, bang Riza Amrizal, bang Muhsin M, dan bang Arjan.
Kami diberi sebuah formulir pendaftaran, sebagai syarat administrasi untuk ikut di organisasi. Karena memang sudah niat untuk ikut, kamipun tak ragu mengisi biodata. Setelah menjalani SITA (Study Islam Tadabbur Alam) masa perekrutan awal. Kamipun resmi menjadi anggota Tasammuh. Hari-hari berjalan begitu dinamis, kuliah tetap kami lakukan dengan baik, sikap kritis terhadap hukumpun mulai muncul. Saya juga mencari club diskusi khusus ilmu hukum di kampus untuk mempertajam pengetahuan saya tentang ilmu hukum.
Semester satu, saya hanya mengikuti satu organisasi saja. Sebenarnya saya sempat akan ikut Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), waktu itu ketua komisariatnya bang Arif Rahman, tampangnya yang cukup intelektual membuat saya tertarik ikut. Bang Adnan mengajak saya untuk mengikuti acara pra LK (latihan kepemimpinan) I HMI komisariat FH Unram. Namun karena saya punya kesibukan yang lain, sayapun tidak dapat mengikuti LK HMI. Beberapa teman kelas saya ada yang ikut, Arman, Iful, Mala, dan Robi.
Jadi kegiatan saya selama semester I, fokus pada kuliah dan organisasi UKKI Tasammuh. Memasuki semester II, saya mendengar kabar, bahwa Sahdan sudah jadi kepala departemen Kebijakan Publik (KP) KAMMI Unram. Ia selalu sibuk dengan rapat-rapat di KAMMI, sampai suatu ketika, saya terlibat debat dengannya, karena meninggalkan rapat di Tasammuh, dan memilih ikut rapat di KAMMI. Saya kira itu adalah satu hal yang lucu  ketika kini saya mengenang masa-masa itu.
Tidak berapa lama, ia mengajak saya ikut juga di KAMMI. O..ya..KAMMI itu singkatan dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Sebuah organisasi gerakan dakwah, yang punya cita-cita menjadikan masyarakat Islam di Indonesia yang islami. Awalnya saya tidak begitu mengenal organiasi ini. Karena memang, saat itu saya hanya tahu HMI. Sebab HMI cukup populer semasa saya SMA, HMI sering diberitakan tv, itu sebabnya saya tahu HMI.
Akhirnya, sayapun ikut di KAMMI, oleh bang Muhsin dan Dani, saya diarahkan untuk ikut pra DM (dauroh marhalah I) di fakultas Pertanian. Bang Muhsin dan Dani sudah sama –sama ikut DM ketika saya semester I. Setelah ikut DM 1, saya resmi jadi anggota KAMMI. Beberapa kali ikut diskusi publik yang diadakan oleh departemen kebijakan publik KAMMI unram, maka sayapun menjadi lebih tertarik, mendalami KAMMI dan berkiprah.
Sejak saat itu saya mulai mengenal rekan-rekan aktivis KAMMI. Ternyata banyak yang menjadi pengurus BEM dan DPM. Salah satunya bang Jihad. Ia adalah ketua Komisariat KAMMI sekaligus Menteri Internal BEM Unram tahun 2009/2010. Karena itu, saya coba dekati dia, beberapa kali mencoba diskusi dengan dia. Bagi saya KAMMI dikemudian hari menjadi satu wadah pengembangan diri saya.
Sahdan selalu bercerita, bahwa ia merasakan banyak hal bersama KAMMI. Sehingga selalu tertempa di organisasi ini. Saya juga merasakan hal yang sama.  Tahun 2011, kami jadi pengurus BEM Unram. Saya jadi wakil sekretaris jenderal dan sahdan menjadi staf di departemen sosial politik. Keterlibatan kami di BEM Unram, adalah satu hal yang tidak terduga. Saya memang mendaftar ikut BEM, tapi pada saat interviewe saya tidak datang. Sedangkan Sahdan, saya tidak tahu bahwa ia juga ikut BEM. Kami bertemu pada saat reorientasi kepengurusan BEM yang dilaksanakan di halaman belakang Auditorium M Yusuf Abu Bakar.
Ternyata selain Sahdan, hampir semua pengurus UKKI Tasammuh ikut BEM dan DPM Unram, kecuali bang Geo dan Andi. Di BEM Unram saya tiba-tiba menjadi struktur atas. Masa-masa bersama di BEM Unram berlangsung hanya satu tahun. Setelah itu kami sama-sama menjadi pengurus DPM Unram. Saya menjadi ketua umum dan Sahdan ketua komisi II bagian hukum dan jaringan. Tugas di DPM Unram tidak begitu banyak seperti saat menjadi pengurus BEM. Karena itu, amanah kami di KAMMI Unram bisa kami tuntaskan juga.
Memang selain menjadi pengurus di BEM dan DPM, pada saat yang bersamaan saya menjadi ketua Komisariat di KAMMI Unram masa amanah 2011/2012 dan Sahdan menjadi sekretaris komisariat setelah rekan saya Husni (Fakultas pertanian). Amanah di KAMMI sebagai ketua, datang begitu cepat, saat musyawarah komisariat (MUSKOM) KAMMI Unram di gedung panti sosial Werda Mataram.
Saya dicalonkan oleh rekan-rekan anggota, termasuk Sahdan, dan Hafid (Sekretaris Komisariat) sebelumnya juga dicalonkan, maka calonnya ada  tiga, kami bersaing sehat. Karena tidak ada kampanye para calon. Ternyata...saya terpilih sebagai ketua yang baru. Bagi saya itu suatu yang mengejutkan. Sebab saat itu saya berharap, bahwa saya tidak terpilih. Tapi apa daya, rekan-rekan memberikan amanah itu, dan saya harus mensyukurinya, bahwa saya telah dipercaya untuk menjadi seorang yang mampu memimpin (Allah tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuannya).
Pidato pertama saya, sebagai ketua tidak saya persiapkan. MC meminta saya untuk naik keatas podium, dan memberikan pidato sebagai ketua terpilih. “Jikalah harus memilih, maka saya lebih memilih berjualan jamur tiram di pasar, daripada menjadi ketua”. Itulah salah satu kalimat yang saya sampaikan kepada rekan-rekan. Karena saya pikir, akan lebih enjoy menjadi dirisendiri dan memimpin diri sendiri, daripada memimpi orang lain.
Sahdan adalah orang yang giat dalam belajar. Ia mengambil jurusan hukum acara sementara saya mengambil jurusan hukum ekonomi syariah. Pernah suatu ketika, kami pulang bareng, lalu mampir ke kosnya untuk makan siang. Kami hanya makan nasi dengan lauk ikan teri goreng plus sambel tomat mentah (beberoq). Tapi kami tetap bisa tersenyum manis, menikmati makanan yang tersaji. Rasanya nikmat sekali, sebab dalam keadaan letih dan lelah sehabis kuliah, makanan itu seperti tomyam ala Thailand, akan nikmat disantap saat nasi panas dengan ikan teri yang khas.
Bulan juni 2013 ia sudah di wisuda. Sementara saya wisuda bulan September tahun yang sama. Setelah kami wisuda, saya menyibukkan diri bergelut di organisasi, baik di KAMMI daerah NTB maupun di Nusra Institute. Sementara Sahdan mengambil jalur professional dengan bekerja sebagai finance consultant di  Kredit Plus.
Akhir bulan agustus 2014, saya hijrah ke Bogor dalam rangka mengikuti program Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa. Sekitar pertengahan januari 2015 saya diberangkatkan menuju daerah penempatan kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Selama berada di daerah penempatan komunikasi saya sama Sahdan agak sedikit jarang. Seringkali saya minta bantuan Ana Rohana (Bendahara DPM semasa kami jadi pengurus) untuk mencarikan pin bbm  atau nomor telelponnya.
Terkadang kami berkomunikasi via facebook atau wa. Memang sesekali saya membaca postingannya prihal kelanjutan pendidikannya di PKPA UII Jogjakarta. Sampai kemudian kami bertemu kembali satu makan pinggir jalan majapahit Mataram. Dia sudah menjadi seorang advokat. Ia itulah cita-citanya yang saya ketahui ketika kami kuliah dulu. Banyak hal yang dia ceritakan saat kami kodar, termasuk perjuangannya mengikuti pendidikan khusus profesi advokat (PKPA). Saya merasa termotivasi mengejar impian saya. Melanjutkan study di magister hukum Universitas Indonesia, selanjutnya ke Harvard University melanjutkan S3. Dan menjadi seorang yang memajukan dunia hukum Indonesia melalui profesi sebagai seorang dosen....Amiin..semoga impian kami bisa tercapai.
#########



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia