RANCANGAN PROPOSAL PTK
PROPOSAL PENELITIAN
TINDAKAN KELAS
EFEKTIFITAS
PENGELOMPOKAN BELAJAR PADA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SISWA MELALUI
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) NURUL
IMAN
Oleh:
NAMA
AHMAD RIZAL KHADAPI
SEKOLAH
GURU INDONESIA
ANGKATAN VII
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kami
panjatkan kepada Allah Subhanawataala tuhan seru sekalian alam yang telah
memberikan beribu macam nikmat pada diri kita semua, sehingga sampai dengan
saat ini kita semua masih di izinkan untuk dapat melihat, membaca, menulis,
berlari dan beraktifitas secara sehat. Terlebih nikmat yang paling utama adalah
nikmat keimanan terhadap Islam yang melekat dalam diri kita semua, semoga dapat
menyertai kita sampai raga ini terpisah dari ruhnya.
Sholawat teriring salam semoga
senantiasa tercurah pada junjungan alam kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kejahiliahan menuju alam yang Islamiyah, yang penuh
dengan cahaya ilmu, moral, dan etika. Semoga kelak syafaatnya beliau dapat kita
semua terima sebagai pengikut beliau.
Sungguh merupakan tantangan yang
nyata bagi saya dalam menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini.
Karena memang menjadi kewajiban bagi setiap guru untuk melakukan kegiatan
penelitian kelas, supaya terjadi dinamika pembelajaran dari yang sifatnya
monoton menjadi lebih progresif.
Banyak kesulitan yang menghinggapi,
namun Alhamdulillah semua dapat dilalui dengan baik. Karena sungguh sebagaimana
firman-Nya “dibalik kesulitan itu ada kemudahan”. Dengan adanya proposal PTK
ini, tentu saya harap dapat menjadi jembatan untuk melakukan PTK yang baik dan
komprehensif.
Penyusun,
Nopember 2014
AHMAD
RIZAL KHADAPI
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Mata
pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah
dasar. Hal ini juga menjadi bagian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Ilmu alam atau ilmu
pengetahuan alam (bahasa Inggris: natural science) adalah istilah yang
digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum
yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun.[1]
Pelajaran IPA menjadi salah satu mata
pelajaran yang penting bagi siswa sekolah dasar, karena pelajaran ini terkait
dengan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan dan kehidupannya di alam
semesta.
Salah satu materi yang diberikan dalam
pelajaran IPA kelas V adalah mengenal bagian-bagian tumbuhan. Pembelajaran yang
terkait dengan mengenal bagian-bagian tumbuhan haruslah bersifat menyenangkan
dan mudah diterima bagi siswa.
Dengan pembelajaran yang menyenangkan, maka
diharapkan siswa dapat dengan mudah mencerna dan menerima pembelajaran. Lebih
dari itu pembelajaran IPA pada kelas v yang disampaikan dengan metode fun learning harus juga didukung dengan
strategi pengolompokan siswa yang tepat.
Karena pada dasarnya setiap siswa memiliki
karakteristik yang berbeda dan cara mencerna pembelajaran yang tidak sama. Ada
siswa yang dengan mudah menerima pembelajaran namun ada juga siswa yang sedikit
lambat dalam menerima pembelajaran.
Walaupun demikian, pembelajaran IPA (sains) adalah salah satu dari bebragai
macam pembelajaran yang wajib dilaksanakn di sekolah dasar. da
berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam
kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan sains
dimasukan di kurikulum sekolah dasar yaitu:[2]
- Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.
- Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
- Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
- Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
Urgensi atas penerapan pembelajaran
IPA terhadap materi mengenal tumbuhan, tak lepas dari 3 aspek penilain berikut,
antara lain:[3]
1. Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam
materi pembelajaran untuk menambah wawasan siswa di suatu bidang. jenjang SD
memiliki bobot pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter.
2. Keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam membuat, melaksanakan, dan mengerjakan suatu soal atau
proyek sehingga siswa dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk
pada aspek keterampilan. Aspek keterampilan dapat berupa keterampilan
pengerjaan soal, keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan proyek, keterampilan
membuat teks, dan keterampilan dalam menjawab soal lisan.
3. Sikap dan Prilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek
penilaian dengan menilai sikap dan perilaku peserta didik selama proses
pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai oleh guru dalam jurnal harian, teman
sejawat dalam sebuah lembaran nilai, dan oleh diri sendiri.
Dalam
rangka mempermudah capaian tiga aspek diatas dengan metode pembelajaran fun learnig berbasis pengelompokan siswa
kelas V di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Iman,
tentunya menjadi bagian dari usaha untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif, baik efektif dari sisi waktu, maupun efektifa dalam proses mempermudah
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
B. IDENTIFIKASI
MASALAH
Dari pelajaran IPA dengan materi
mengenal bagian-bagian tumbuhan di kelas V (lima) Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Nurul Iman, guru berupaya meningkatkat efektifitas pembelajaran siswa dan
kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran yang berkaitan dengan tingkat
kefahaman siswa. Karena saat ini siswa kurang faham dengan materi-materi yang
disampaikan secara indivu. Timbullah berbagai pertanyaan:
1. Kenapa
siswa kesulitan dalam menerima pembelajaran di kelas?
2. Mengapa
banyak siswa yang belum faham tentang materi yang diajarkan?
3. Mengapa
banyak siswa yang tidak focus pada saat materi diajarkan?
4. Mengapa
rata-rata siswa lebih banyak bermain-main daripada membaca buku apa yang akan
diajarkan?
5. Apakah
adanya pengelompokan dalam pembelajaran di kelas akan membantu siswa lebih
mudah memahami materi?
6. Bagaimanakah
memberikan motivasi kepada siswa agara dapat lebih dengan mudah menerima materi?
7. Bagaimanakah
meningkatkan minat dan kreatifitas dalam belajar siswa melalui pembuatan
kelompok belajar?
Berdasarkan hal tersebut diatas,
guru lebih memfokuskan diri untuk merencanakan tindakan perbaikan melalui
tindakan penelitian kelas (PTK). PTK ini dilaksankan untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran siswa melalui pengelempokan mereka dalam belajar
dengan cara:
1.
Memberikan dorongan
ataumotivasi terus menerus kepadas siswa
untuk senantiasa belajar
2.
Mempermudah siswa untuk
memahami materi yang diajarkan
3.
Mendorong siswa agar
lebih focus pada materi yang diajarkan
4.
Mendorong siswa agar
proses belajara juga menjadi bagian dari permainan yang menyenangkan bagi mreka
5.
Untuk lebih mudah
membantu siswa dalam belajar
6.
Memotivasi siswa agar
lebih mudah dan cepat dalam menerima pembelajaran
7.
Menggali minat dan
bakat cara belajar mereka yang lebih cepat dan tepat.
8.
C. PERUMUSAN
MASALAH
Dari
pengalaman mengajar selama magang dua bulan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Nurul Iman, dalam proses pembelajaran IPA dengan materi mengenal bagian-bagaina tumbuhan, sesungguhnya ada sebagaian dari
siswa yang dengan cepat menerima materi, dan ada juga yang lambat menerima
materi. Diantara mereka banyak yang belum faham tentang bagian-bagian tumbuhan,
fungsi dan manfaatnya secara lebih spesifik. Karena hal tersebut diatas, dalam
penelitian tindkan kelas (PTK) ini dirumuskan: bagaiamana meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa dalam pelajaran
IPA dengan materi mengenal bagian tumbuhan melalui pengelompokan pembelajaran?
D. TUJUAN
PENELITIAN
Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini, ada beberapa tujuan yang ingin di capai, antara
lain:
1. Meningkatkan
efektifitas pembelajaran siswa
2. Mempermudah
siswa dalam memahami materi yang disampaikan
3. Membangung
kerjasama antara siswa dalam belajar
4. Mengajarkan
siswa untuk mampu saling tolong menolong dalam prose pembelajaran
5. Mengembangkan
kreatifitas siswa dalam cara belajar mereka yang lebih tepat dan memfasilitasi
mereka dalam belajar sesuai dengan kemampuan mereka.
6. Mengajarkan
siswa tentang pentingnya belajar secara bersama-sama dalam bentuk kerjasama tim
yang baik.
7. Memabangun
karakter kepemimpinan siswa yang peduli dan bertanggung jawab.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Ada
beberapa sasaran manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini, anatara lain:
1. Bagi
guru
guru terdorong
untuk menemukan pendekatan atau metode yang tepa dalam meningkatkan efektifitas
pembelajaran siswa pada materi mengenal bagian tumbuhan pada mata pelajaran
IPA. Sekaligus juga dalam rangka melatih guru untuk melakukan PTK dan
melaporkannya
2. Bagi
siswa
Siswa dapat
meningkat kemampuannya dengan cepat dan tepat dalam menerima pembelajaran.
Lebih dari itu juga diharapkan siswa mampu meningkatkan sendiri kemamuan
berfikir dan belajar secara berkelompok dan mandiri.
3. Bagi
sekolah
PTK ini
diharapkan akan sangat bermanfaat bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas
pembelajran IPA yang lebih bermutu dan humanis
di MI Nurul Iman. Sekaligus berbagi
informasi kepada sekolah lainnya dalam rangka menerapkan pembelajaran yang
membuat siswa lebih aktif.
4. Bagi
masyarakat
PTK ini
diharapkan kan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana belajar
yang efektif, dan pembelajaran yang bersifat efisien namun tetap berbobot dan
mudah dicerna bagi anak-anak. Karena semakin banyak pengelompokan belajar, maka
akan lebih mudah untuk mengajarkan anak tentang pentingnya sikap berbagi dan
kerjasama. Terlebih bagi ilmu pengetahuan, maka diharapkan akan lebihbanyak
lagi masyarakat yang mempunyai kelompok-kelompok belajar bagi anak.
5. Bagi
pemerintah
PTK ini
diharapkan akan dapat member masukan, khususnya pengembangan kurikulum yang
lebih efektif dan efisien dalam pengajaran. Yakni tidak hanya difokuskan pada
satu titik tertntu tema yang mesti diajarkan, tapi bisa dikembangkan lebih
dalam dengan keefektifan yang proporsional.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A. KECERDASAN
Pemahaman makna kecerdasan merupakan
awal dari aplikasi banyak hal terkait dalam diri manusia, terutama dalam dunia
pendidikan.[4]
Toeri kecerdasan mengalam puncak perubahan paradigm pada tahun 1983 saat Dr.
Howard Gardner mengumumkan makna kecerdasan dari pemahaman sebelumnya.[5]
Dengan teori Multiple Intelegences, ternyata kecerdasan
seseorang tiu selalu berkembang (dinamis), tidak statatis. Menurut Gsardner
sebagaimana dikuitb oleh Munib Chatib, keerdasan dapat dilihat dari kebiasaan
seseorang.[6]
Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi
kecerdasan seorang anak, menurut Valentine Dmitriev, Ph.D. mengatakan bahwa ada
dua factor dalam perkembangan otak manusia yang menjadikan beberapa orang lebih
panda daripada orang lain. Factor itu adalah keturunan dan lingkungan.[7]
Dalam mendifinisikan kecerdasan secara
lebih tepat, ada baiknya untuk melihat beberapa teori yang dikemukan oleh para
ahli diantaranya:[8]
1. menurut
Howard Gardner,
seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard,
menyatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya
adalah:
Orang yang memiliki kecerdasan ini
merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun
menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable,
membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki
kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok adalah jurnalis, penyair,
atau pengacara.
· Kecerdasan
matematik atau logika
Tipe
kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan
logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola
sebab akibat, menciptakan hipotesis, dan pandangan hidupnya bersifat rasional.
Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan, akuntan,
atau progammer.
· Kecerdasan
spasial
Mereka
yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual,
keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai
membuat sketsa ide dengan jelas. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini
adalah arsitek, fotografer, desainer, pilot,
atau insinyur.
· Kecerdasan
kinetik dan jasmani
Orang tipe
ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan
berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk mereka
adalah atlet,
pengrajin, montir, dan
penjahit.
· Kecerdasan
musikal
Mereka
yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan
menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan
musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar,
menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan
gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah penyanyi atau
pencipta lagu.
· Kecerdasan
interpersonal
Orang tipe
ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan
temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu menjalin kontak mata
dengan baik, menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang
lain menyampaikan kisahnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara
lain networker, negosiator, atau guru.
· Kecerdasan
intrapersonal
Orang tipe
ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak
secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja
sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok untuk mereka yaitu konselor atau
teolog.
· Kecerdasan
naturalis
Orang yang
memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya
secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri
orang yang memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali
sifat dan tingkah laku hewan, dan
senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki
oleh petani, nelayan, pendaki, dan
pemburu.
2. Menurut L.L. Thurstone Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L. Thurstone:
·
Kecepatan perseptual
Dari
apa yang diuriakn diatas, maka kaitannya dengan kecerdasan, sebagaiman
disimpulkan dalam buku “sekolahnya manusia” dikatakan :[9] apabla
kondisi lingkungan seseorang kondusif dan selaras dengan kecendrungan
kecerdasan yang dimilikinya, orang tersebut akan dengan cepat menemukan kondisi
akhir terbaik akibat dipicu oleh kondisi lingkungan tersebut. Sebaliknya,
apabila kondisi lingkungan tidak mendukung, orang tersebut todak akan pernah
muncul menjadi orang yang mampu memberikan “manfaat” masyarakat dan dunia
B. HAKIKAT
KELOMPOK
Sejak
dilahirkan, manusia sudah punya dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:[10] keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat) dan keingingan
untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Maka, prinsip manusia
yang tak dapat hidup sendiri pada kenyataanya memang bisa dibenarkan. Karena
hakikatnya manusia ingin hidup bersama baik secara berkelompk ataupun tidak.
Definisi mengenai Kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersamayang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, mengenalsatu sama lainnya, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah
keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite
yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.[11]
Untuk dapat mengatakan suatau perkumpulanadalah kelompok, maka
diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain:[12]
1.
Setiap
anggota kelompok harus sada bahwa dia merupakan sebagai dari kelompok yang
besangkutan
2.
Ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya
3.
Ada
sautu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan mereka bertambah erat.
Factor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang
sama, dll.
4.
Berstruktur,
berkaidah dan mempunyai pola tingkah prilaku
5.
Bersistem
dan berproses
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelompok adalah: kumpulan
(tt orang, binatang, dsb); golongan (tt
profesi, aliran,lapisan masyarakat, dsb); gugusan
(tt bintang, pulau, dsb); Antar kumpulan
manusia yg merupakan kesatuan beridentitas adat-istiadat dansistem norma yg
mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu; kumpulan orang yg memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dng
pihak yg sama.[13]
C. HAKIKAT
KERJASAMA
Kerjasama
adalah suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia diantara kedua
belah pihak untuk tujuan bersama sehingga mendapatkan hasil yang lebih cepat
dan lebih baik.[14] Kerjasama
dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama.[15] Kerjasama
merupakan salah satu cara untuk cepat mencapai sebuah tujuan yang diinginkan
oleh manusia hampir dalam semua aspek kehidupan.[16]
D. HAKIKAT
PRESTASI
Prestasi
berasal dari bahasa
Belanda
yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah
dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha
yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual,
emosional,
dan spiritual,
serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter
orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif
dan kreatif,
pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter
tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja
keras.[17]
E. HAKIKAT
EFEKTIFITAS
Efektivitas adalah pencapaian tujuan
secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif
atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.
Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah
tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara
tersebut adalah benar atau efektif.[18]
F. HAKIKAT
PEMBELAJARAN
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.[19]
Tiga teori telah ditawarkan untuk
menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori
pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial.[20]
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. SETTING
PENELITIAN
Metode penelitan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) model kurt lewin, konsep poko PTK menurut kurt
lewin terdir dari emapt komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan(observating), dan refleksi (reflecting).[21]
Metode penelitian ini digunakan,
sebagaimana yang telah dilakukqn oleh Pak Wijaya Kusumah dalam PTK-nya yang
berjudul meningkatkan minat dan
kreativitas menulis siswa di kelas akselerasi melalui pengelolaan blog di
internet ( mengungkap kebermanfaatan blog dalam meningkatkan mutu pendidikan
melalui penelitan tindakan kelas).
Siklus kegiatan dengan desain PTK model
Kurt Lewin adalah sebagai berikut:[22]
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
![](file:///C:\Users\User\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
Sebelum
dilaksanakan penelitian, maka penelit menyusun tahapan – tahapan kegitan dalam PTK
ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1. Tahap
perencaan tindakan perbaikan (Planning)
2. Tahap
pelaksanaan tindakan (acting)
3. Tahap
pengamatan (observating)
4. Tahap
Refleksi
Pada
tahap ini peneliti melakukan beberapa prose dalam pencapaian tahapan refleksi
dan selalu berdiskusi dengan rekan guru, pakar yang berkompeten dalam
bidangnya, dan utamanya dari pihak Sekolah Guru Indonesia (SGI). Dalam hal ini
tentu akan dilakukan konsultasi kepada Sekolah Guru Indonesia (SGI) untuk
mendapatkan masukan yang lebih tepat.
B. INDIKATOR
KEBERHASILAN
Sebagai
tolak ukur keberhasilan bagi siswayaitu siswa dapat dengan mudah menjawab soal
yang diberikan oleh guru dengan durasi tertentu sesuai tingkat kesulitan yang
diujikan. Selain itu siswa juga dapat membuat sebuah produk tanaman hias dari
tumbuhan-tumbuhan bunga yang ada disekitar mereka dalam bentuk produk bernilai
jual.
Siswa
juga memilki kepekaan dalam merawat tanaman yang ada disekitar lingkungan
mereka. Dengan demikian diharapkan siswa lebih mampu mengimplementasikan ilmu
yang didapat daripada hanya sekedar mendapatkan teori. Lebih dari itu
indikatornya juga dapat kita lihat dari lebih akrabnya mereka dalam berdiskusi
tentang mata pelajaran yang akan, telah, dan sedang mereka pelajari. Maka
kedekatan antar siswa juga terbangun atas dasar persamaan tujuan dan juga
saling tolong menolong.
C. ANALISIS
DATA
Sebelum
melakukan analisis terhadap data terkait, maka terlebih dahulu dilakukan
pengumpulan data yang menunjang kegiatan PTK. Teknik pengumpulan data di
lakukan dengan cara melakukan pretes terhadap siswa berkaitan dengan tingkat
pengetahuan mereka tentang bagian-bagian tumbuhan, tingkat kepekaan mereka
terhadap teman-teman dikelasnya, dan juga kemampuan mereka belajar secara
individu dan secara kelompok.
No
|
Nama
|
Waktu pelaksanaan (
Bulan Pengumpulan Data)
|
1
|
Siklus
pertama
|
24-29 Nopember 2014
|
2
|
Siklus
kedua
|
1-6 Desember 2014
|
3
|
Siklus
ketiga
|
8-13 Nopember 2014
|
4
|
Siklus
keempat
|
15-20 Nopember 2014
|
Pengelolaan
data dilakukan pada minggu ke empat bulan desember
|
Berdasarkan
priode waktu dalam kegitan pengumpulan data diatas. Maka setelah dilakukan
kegiatan pengumpulan data, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data
didasarkan atas hasil postes selama empat tahapan siklus tersebut. Dalam hal
ini juga dilakukan diskusi dengan rekan – rekan guru yang berkompeten dalam
bidangnya, dan juga sharing dengan guru-guru dari SGI untuk melakukan
kolaborasi atas hasil yang didapat.
Dengan
kolaborasi yang dilakukan untuk menganalisis hasil yang dicapai, maka dari
analisis tersebut akan dimulai kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Dengan itu maka akan diketahui efektif tidaknya pengelompokan siswa
dalam meningkatkan kecerdasan siswa melalui pembelajaran IPA dengan materi
mengenal bagian-bagian tumbuhan.
DAFTAR
RUJUKAN
D. BUKU
BACAAN, MAJALAH, ATAU KORAN
Chatib, Munib. Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan
Pustaka, 2009
Kusumah
W, Dedi Dwitagama. Mengenal Penelitian tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Indeks, Cet. Ke-5, 2012
Soekanto
Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, Cet.Ke-12, 1990
E. INTERNET
https://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok
http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_intelektual
http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam, di download tanggal
16/11/2012
[2] ibid
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
[4] Munif Chatib, Sekolahnya manusia, hal. 69
[5] Ibid, hal. 70
[6] Ibid, hal. 71
[7] Ibdi, hal. 73
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_intelektual
[9] Munib Cahatib. Op.cit. hal 80
[10] Soerjono Soekanto, Pengantar sosiologi, Hal.124-125
[11] https://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok
[12] Soerjono Soekanto. Op.cit, Hal.125-126
[13] https://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok
[14] http://kerjasamabisnis.com/apa-itu-kerja-sama.php
[15] ibid
[16] ibid
[17] http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi
[18] http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas
[19] http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
[20] ibid
[21] Wijaya Kusumah, Dedi
Dwitagama, Mengenal Penelitian tindakan
kelas, hal.325
[22] ibid
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih