RANCANGAN PROPOSAL PTK


PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
EFEKTIFITAS PENGELOMPOKAN BELAJAR PADA SISWA UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SISWA MELALUI PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) NURUL IMAN


Oleh:
NAMA AHMAD RIZAL KHADAPI
SEKOLAH GURU INDONESIA
ANGKATAN VII
2014

KATA PENGANTAR
            Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanawataala tuhan seru sekalian alam yang telah memberikan beribu macam nikmat pada diri kita semua, sehingga sampai dengan saat ini kita semua masih di izinkan untuk dapat melihat, membaca, menulis, berlari dan beraktifitas secara sehat. Terlebih nikmat yang paling utama adalah nikmat keimanan terhadap Islam yang melekat dalam diri kita semua, semoga dapat menyertai kita sampai raga ini terpisah dari ruhnya.
            Sholawat teriring salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan alam kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kejahiliahan menuju alam yang Islamiyah, yang penuh dengan cahaya ilmu, moral, dan etika. Semoga kelak syafaatnya beliau dapat kita semua terima sebagai pengikut beliau.
            Sungguh merupakan tantangan yang nyata bagi saya dalam menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Karena memang menjadi kewajiban bagi setiap guru untuk melakukan kegiatan penelitian kelas, supaya terjadi dinamika pembelajaran dari yang sifatnya monoton menjadi lebih progresif.
            Banyak kesulitan yang menghinggapi, namun Alhamdulillah semua dapat dilalui dengan baik. Karena sungguh sebagaimana firman-Nya “dibalik kesulitan itu ada kemudahan”. Dengan adanya proposal PTK ini, tentu saya harap dapat menjadi jembatan untuk melakukan PTK yang baik dan komprehensif.
Penyusun, Nopember 2014
AHMAD RIZAL KHADAPI




BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah dasar. Hal ini juga menjadi bagian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ilmu alam atau ilmu pengetahuan alam (bahasa Inggris: natural science) adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dan di mana pun.[1]
Pelajaran IPA menjadi salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa sekolah dasar, karena pelajaran ini terkait dengan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan dan kehidupannya di alam semesta.
Salah satu materi yang diberikan dalam pelajaran IPA kelas V adalah mengenal bagian-bagian tumbuhan. Pembelajaran yang terkait dengan mengenal bagian-bagian tumbuhan haruslah bersifat menyenangkan dan mudah diterima bagi siswa.
Dengan pembelajaran yang menyenangkan, maka diharapkan siswa dapat dengan mudah mencerna dan menerima pembelajaran. Lebih dari itu pembelajaran IPA pada kelas v yang disampaikan dengan metode fun learning harus juga didukung dengan strategi pengolompokan siswa yang tepat.
Karena pada dasarnya setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda dan cara mencerna pembelajaran yang tidak sama. Ada siswa yang dengan mudah menerima pembelajaran namun ada juga siswa yang sedikit lambat dalam menerima pembelajaran.
Walaupun demikian, pembelajaran IPA (sains) adalah salah satu dari bebragai macam pembelajaran yang wajib dilaksanakn di sekolah dasar. da berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasuk ke dalam kurikulum suatu sekolah. Usman Samatowa (2006) menegemukakan empat Alasan sains dimasukan di kurikulum sekolah dasar yaitu:[2]
  • Bahwa sains berfaedah Bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidangsains, sebab sains merupakan dasar teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah sains. Orang tidak menjadi Insinyur elektronika yang baik, atau dokter yang baik, tanpa dasar yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.
  • Bila diajarkan sains menurut cara yang tepat, maka sains merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis; misalnya sains diajarkan dengan mengikuti metode "menemukan sendiri". Dengan ini anak dihadapkan pada suatu masalah; umpamanya dapat dikemukakan suatu masalah demikian". Dapatkah tumbuhan hidup tanpa daun?" Anak diminta untuk mencari dan menyelidiki hal ini.
  • Bila sains diajarkan melalui percobaan -percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak. maka sains tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka.
  • Mata pelajaran ini mempunyai: nilai – nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk keprbadian anak secara keseluruhan.
Urgensi atas penerapan pembelajaran IPA terhadap materi mengenal tumbuhan, tak lepas dari 3 aspek penilain berikut, antara lain:[3]
1.      Pengetahuan
Aspek pengetahuan merupakan aspek yang ada di dalam materi pembelajaran untuk menambah wawasan siswa di suatu bidang. jenjang SD memiliki bobot pengetahuan sebanyak 20% dan 80% aspek karakter.
2.      Keterampilan
Aspek keterampilan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat, melaksanakan, dan mengerjakan suatu soal atau proyek sehingga siswa dapat terlatih sifat ilmiah dan karakter yang merujuk pada aspek keterampilan. Aspek keterampilan dapat berupa keterampilan pengerjaan soal, keterampilan pengerjaan dan pelaksanaan proyek, keterampilan membuat teks, dan keterampilan dalam menjawab soal lisan.
3.      Sikap dan Prilaku
Aspek penilaian sikap dan perilaku merupakan aspek penilaian dengan menilai sikap dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Aspek penilaian ini dinilai oleh guru dalam jurnal harian, teman sejawat dalam sebuah lembaran nilai, dan oleh diri sendiri.
            Dalam rangka mempermudah capaian tiga aspek diatas dengan metode pembelajaran fun learnig berbasis pengelompokan siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Iman,  tentunya menjadi bagian dari usaha untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif, baik efektif dari sisi waktu, maupun efektifa dalam proses mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Dari pelajaran IPA dengan materi mengenal bagian-bagian tumbuhan di kelas V (lima) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Iman, guru berupaya meningkatkat efektifitas pembelajaran siswa dan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran yang berkaitan dengan tingkat kefahaman siswa. Karena saat ini siswa kurang faham dengan materi-materi yang disampaikan secara indivu. Timbullah berbagai pertanyaan:
1.      Kenapa siswa kesulitan dalam menerima pembelajaran di kelas?
2.      Mengapa banyak siswa yang belum faham tentang materi yang diajarkan?
3.      Mengapa banyak siswa yang tidak focus pada saat materi diajarkan?
4.      Mengapa rata-rata siswa lebih banyak bermain-main daripada membaca buku apa yang akan diajarkan?
5.      Apakah adanya pengelompokan dalam pembelajaran di kelas akan membantu siswa lebih mudah memahami materi?
6.      Bagaimanakah memberikan motivasi kepada siswa agara dapat lebih dengan mudah menerima materi?
7.      Bagaimanakah meningkatkan minat dan kreatifitas dalam belajar siswa melalui pembuatan kelompok belajar?
Berdasarkan hal tersebut diatas, guru lebih memfokuskan diri untuk merencanakan tindakan perbaikan melalui tindakan penelitian kelas (PTK). PTK ini dilaksankan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa melalui pengelempokan mereka dalam belajar dengan cara:
1.        Memberikan dorongan ataumotivasi terus menerus  kepadas siswa untuk senantiasa belajar
2.        Mempermudah siswa untuk memahami materi yang diajarkan
3.        Mendorong siswa agar lebih focus pada materi yang diajarkan
4.        Mendorong siswa agar proses belajara juga menjadi bagian dari permainan yang menyenangkan bagi mreka
5.        Untuk lebih mudah membantu siswa dalam belajar
6.        Memotivasi siswa agar lebih mudah dan cepat dalam menerima pembelajaran
7.        Menggali minat dan bakat cara belajar mereka yang lebih cepat dan tepat.
8.         
C.     PERUMUSAN MASALAH
            Dari pengalaman mengajar selama magang dua bulan di kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Iman, dalam proses pembelajaran IPA dengan materi mengenal bagian-bagaina tumbuhan, sesungguhnya ada sebagaian dari siswa yang dengan cepat menerima materi, dan ada juga yang lambat menerima materi. Diantara mereka banyak yang belum faham tentang bagian-bagian tumbuhan, fungsi dan manfaatnya secara lebih spesifik. Karena hal tersebut diatas, dalam penelitian tindkan kelas (PTK) ini dirumuskan: bagaiamana meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa dalam pelajaran IPA dengan materi mengenal bagian tumbuhan melalui pengelompokan pembelajaran?
D.    TUJUAN PENELITIAN
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, ada beberapa tujuan yang ingin di capai, antara lain:
1.    Meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa
2.    Mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan
3.    Membangung kerjasama antara siswa dalam belajar
4.    Mengajarkan siswa untuk mampu saling tolong menolong dalam prose pembelajaran
5.    Mengembangkan kreatifitas siswa dalam cara belajar mereka yang lebih tepat dan memfasilitasi mereka dalam belajar sesuai dengan kemampuan mereka.
6.    Mengajarkan siswa tentang pentingnya belajar secara bersama-sama dalam bentuk kerjasama tim yang baik.
7.    Memabangun karakter kepemimpinan siswa yang peduli dan bertanggung jawab.
E.     MANFAAT PENELITIAN
Ada beberapa sasaran manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, anatara lain:
1.      Bagi guru
guru terdorong untuk menemukan pendekatan atau metode yang tepa dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran siswa pada materi mengenal bagian tumbuhan pada mata pelajaran IPA. Sekaligus juga dalam rangka melatih guru untuk melakukan PTK dan melaporkannya
2.      Bagi siswa
Siswa dapat meningkat kemampuannya dengan cepat dan tepat dalam menerima pembelajaran. Lebih dari itu juga diharapkan siswa mampu meningkatkan sendiri kemamuan berfikir dan belajar secara berkelompok dan mandiri.
3.      Bagi sekolah
PTK ini diharapkan akan sangat bermanfaat bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajran IPA yang lebih bermutu dan humanis  di MI Nurul Iman. Sekaligus berbagi informasi kepada sekolah lainnya dalam rangka menerapkan pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif.
4.      Bagi masyarakat
PTK ini diharapkan kan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana belajar yang efektif, dan pembelajaran yang bersifat efisien namun tetap berbobot dan mudah dicerna bagi anak-anak. Karena semakin banyak pengelompokan belajar, maka akan lebih mudah untuk mengajarkan anak tentang pentingnya sikap berbagi dan kerjasama. Terlebih bagi ilmu pengetahuan, maka diharapkan akan lebihbanyak lagi masyarakat yang mempunyai kelompok-kelompok belajar bagi anak.
5.      Bagi pemerintah
PTK ini diharapkan akan dapat member masukan, khususnya pengembangan kurikulum yang lebih efektif dan efisien dalam pengajaran. Yakni tidak hanya difokuskan pada satu titik tertntu tema yang mesti diajarkan, tapi bisa dikembangkan lebih dalam dengan keefektifan yang proporsional.

BAB II
KAJIAN TEORI
A.    KECERDASAN
Pemahaman makna kecerdasan merupakan awal dari aplikasi banyak hal terkait dalam diri manusia, terutama dalam dunia pendidikan.[4] Toeri kecerdasan mengalam puncak perubahan paradigm pada tahun 1983 saat Dr. Howard Gardner mengumumkan makna kecerdasan dari pemahaman sebelumnya.[5] Dengan teori  Multiple Intelegences, ternyata kecerdasan seseorang tiu selalu berkembang (dinamis), tidak statatis. Menurut Gsardner sebagaimana dikuitb oleh Munib Chatib, keerdasan dapat dilihat dari kebiasaan seseorang.[6]
Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi kecerdasan seorang anak, menurut Valentine Dmitriev, Ph.D. mengatakan bahwa ada dua factor dalam perkembangan otak manusia yang menjadikan beberapa orang lebih panda daripada orang lain. Factor itu adalah keturunan dan lingkungan.[7]
Dalam mendifinisikan kecerdasan secara lebih tepat, ada baiknya untuk melihat beberapa teori yang dikemukan oleh para ahli diantaranya:[8]
1.      menurut Howard Gardner, seorang psikolog terkemuka dari Universitas Harvard, menyatakan ada delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, diantaranya adalah:
·       Kecerdasan linguistik
     Orang yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS, bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas. Jika orang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok adalah jurnalis, penyair, atau pengacara.
·       Kecerdasan matematik atau logika
     Tipe kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, dan pandangan hidupnya bersifat rasional. Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan, akuntan, atau progammer.
·       Kecerdasan spasial
     Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa ide dengan jelas. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah arsitek, fotografer, desainer, pilot, atau insinyur.
·       Kecerdasan kinetik dan jasmani
     Orang tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit.
·       Kecerdasan musikal
     Mereka yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar, menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah penyanyi atau pencipta lagu.
·       Kecerdasan interpersonal
     Orang tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Selain itu, mereka juga mampu menjalin kontak mata dengan baik, menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan kisahnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker, negosiator, atau guru.
·       Kecerdasan intrapersonal
     Orang tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerja sendiri, cenderung cuek, sering mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok untuk mereka yaitu konselor atau teolog.
·       Kecerdasan naturalis
     Orang yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, dan senang melakukan kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh petani, nelayan, pendaki, dan pemburu.

2.      Menurut L.L. Thurstone Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L.L. Thurstone:

·         Pemahaman dan kemampuan verbal
·         Angka dan hitungan
·         Kemampuan visual
·         Daya ingat
·         Penalaran
·         Kecepatan perseptual
Dari apa yang diuriakn diatas, maka kaitannya dengan kecerdasan, sebagaiman disimpulkan dalam buku “sekolahnya manusia” dikatakan :[9] apabla kondisi lingkungan seseorang kondusif dan selaras dengan kecendrungan kecerdasan yang dimilikinya, orang tersebut akan dengan cepat menemukan kondisi akhir terbaik akibat dipicu oleh kondisi lingkungan tersebut. Sebaliknya, apabila kondisi lingkungan tidak mendukung, orang tersebut todak akan pernah muncul menjadi orang yang mampu memberikan “manfaat” masyarakat dan dunia

B.     HAKIKAT KELOMPOK
Sejak dilahirkan, manusia sudah punya dua hasrat atau keinginan pokok yaitu:[10] keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat) dan keingingan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya. Maka, prinsip manusia yang tak dapat hidup sendiri pada kenyataanya memang bisa dibenarkan. Karena hakikatnya manusia ingin hidup bersama baik secara berkelompk ataupun tidak.
Definisi mengenai Kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersamayang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenalsatu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.[11]
Untuk dapat mengatakan suatau perkumpulanadalah kelompok, maka diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain:[12]
1.        Setiap anggota kelompok harus sada bahwa dia merupakan sebagai dari kelompok yang besangkutan
2.        Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya
3.        Ada sautu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan mereka bertambah erat. Factor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, dll.
4.        Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola tingkah prilaku
5.        Bersistem dan berproses

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelompok adalah: kumpulan (tt orang, binatang, dsb); golongan (tt profesi, aliran,lapisan masyarakat, dsb); gugusan (tt bintang, pulau, dsb);  Antar kumpulan manusia yg merupakan kesatuan beridentitas adat-istiadat dansistem norma yg mengatur pola-pola interaksi antara manusia itu; kumpulan orang yg memiliki beberapa atribut sama atau hubungan dng pihak yg sama.[13]

C.     HAKIKAT KERJASAMA
Kerjasama adalah suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia diantara kedua belah pihak untuk tujuan bersama sehingga mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.[14]  Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama.[15] Kerjasama merupakan salah satu cara untuk cepat mencapai sebuah tujuan yang diinginkan oleh manusia hampir dalam semua aspek kehidupan.[16]
D.    HAKIKAT PRESTASI
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian prestasi tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Karakter orang yang berprestasi adalah mencintai pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menunjukan bahwa untuk meraih prestasi tertentu, dibutuhkan kerja keras.[17]
E.     HAKIKAT EFEKTIFITAS
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.[18]
F.      HAKIKAT PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.[19]
Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial.[20]

BAB III
METODE PENELITIAN
A.      SETTING PENELITIAN
Metode penelitan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) model kurt lewin, konsep poko PTK menurut kurt lewin terdir dari emapt komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan(observating), dan refleksi (reflecting).[21]
Metode penelitian ini digunakan, sebagaimana yang telah dilakukqn oleh Pak Wijaya Kusumah dalam PTK-nya yang berjudul meningkatkan minat dan kreativitas menulis siswa di kelas akselerasi melalui pengelolaan blog di internet ( mengungkap kebermanfaatan blog dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui penelitan tindakan kelas).
Siklus kegiatan dengan desain PTK model Kurt Lewin adalah sebagai berikut:[22]
                                                                        Acting

                                               Planing                                     Observvating
                                                                        Reflecting                      

Sebelum dilaksanakan penelitian, maka penelit menyusun tahapan – tahapan kegitan dalam PTK ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
1.    Tahap perencaan tindakan perbaikan (Planning)
2.    Tahap pelaksanaan tindakan (acting)
3.    Tahap pengamatan (observating)
4.    Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa prose dalam pencapaian tahapan refleksi dan selalu berdiskusi dengan rekan guru, pakar yang berkompeten dalam bidangnya, dan utamanya dari pihak Sekolah Guru Indonesia (SGI). Dalam hal ini tentu akan dilakukan konsultasi kepada Sekolah Guru Indonesia (SGI) untuk mendapatkan masukan yang lebih tepat.
B.  INDIKATOR KEBERHASILAN
Sebagai tolak ukur keberhasilan bagi siswayaitu siswa dapat dengan mudah menjawab soal yang diberikan oleh guru dengan durasi tertentu sesuai tingkat kesulitan yang diujikan. Selain itu siswa juga dapat membuat sebuah produk tanaman hias dari tumbuhan-tumbuhan bunga yang ada disekitar mereka dalam bentuk produk bernilai jual.
Siswa juga memilki kepekaan dalam merawat tanaman yang ada disekitar lingkungan mereka. Dengan demikian diharapkan siswa lebih mampu mengimplementasikan ilmu yang didapat daripada hanya sekedar mendapatkan teori. Lebih dari itu indikatornya juga dapat kita lihat dari lebih akrabnya mereka dalam berdiskusi tentang mata pelajaran yang akan, telah, dan sedang mereka pelajari. Maka kedekatan antar siswa juga terbangun atas dasar persamaan tujuan dan juga saling tolong menolong.

C.  ANALISIS DATA
Sebelum melakukan analisis terhadap data terkait, maka terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang menunjang kegiatan PTK. Teknik pengumpulan data di lakukan dengan cara melakukan pretes  terhadap siswa berkaitan dengan tingkat pengetahuan mereka tentang bagian-bagian tumbuhan, tingkat kepekaan mereka terhadap teman-teman dikelasnya, dan juga kemampuan mereka belajar secara individu dan secara kelompok.
No
Nama
Waktu pelaksanaan ( Bulan Pengumpulan Data)
1
Siklus pertama
24-29 Nopember 2014
2
Siklus kedua
1-6 Desember 2014
3
Siklus ketiga
8-13 Nopember 2014
4
Siklus keempat
15-20 Nopember 2014
Pengelolaan data dilakukan pada minggu ke empat bulan desember

Berdasarkan priode waktu dalam kegitan pengumpulan data diatas. Maka setelah dilakukan kegiatan pengumpulan data, selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data didasarkan atas hasil postes selama empat tahapan siklus tersebut. Dalam hal ini juga dilakukan diskusi dengan rekan – rekan guru yang berkompeten dalam bidangnya, dan juga sharing dengan guru-guru dari SGI untuk melakukan kolaborasi atas hasil yang didapat.
Dengan kolaborasi yang dilakukan untuk menganalisis hasil yang dicapai, maka dari analisis tersebut akan dimulai kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dengan itu maka akan diketahui efektif tidaknya pengelompokan siswa dalam meningkatkan kecerdasan siswa melalui pembelajaran IPA dengan materi mengenal bagian-bagian tumbuhan.     
 
DAFTAR RUJUKAN
D.    BUKU BACAAN, MAJALAH, ATAU KORAN
Chatib, Munib. Sekolahnya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka, 2009
Kusumah W, Dedi Dwitagama.  Mengenal Penelitian tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks, Cet. Ke-5, 2012
Soekanto Soerjono.  Sosiologi Suatu Pengantar.  Jakarta: Rajawali Press, Cet.Ke-12, 1990
E.     INTERNET
https://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok
http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_intelektual
http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_alam, di download tanggal 16/11/2012
[2] ibid
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
[4] Munif Chatib, Sekolahnya manusia, hal. 69
[5] Ibid, hal. 70
[6] Ibid, hal. 71
[7] Ibdi, hal. 73
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_intelektual
[9] Munib Cahatib. Op.cit. hal 80
[10] Soerjono Soekanto, Pengantar sosiologi, Hal.124-125
[11] https://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok
[12] Soerjono Soekanto. Op.cit, Hal.125-126
[13] https://www.academia.edu/4626796/Definisi_Kelompok
[14] http://kerjasamabisnis.com/apa-itu-kerja-sama.php
[15] ibid
[16] ibid
[17] http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi
[18] http://id.wikipedia.org/wiki/Efektivitas
[19] http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran
[20] ibid
[21]  Wijaya Kusumah, Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian tindakan kelas,  hal.325
[22] ibid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia