TUNTUTLAH ILMU, WALAU LANGIT AKAN RUNTUH
Peran besar ilmu pengetahuan dalam
peradaban umat manusia memang tidak dapat dipungkiri. Sejak Nabi Adam AS
diciptakan sampai dengan saat ini, manusia senantiasa diajarkan untuk tahu dan
lebih tahu. Al-Qur’an menjelaskan bagaimana kisah, dialog antara Allah dan
malaikat ketika Adam diciptakan. Malaikat bertanya “ Ya Allah kenapa engkau
ciptakan manusia menjadi khalifah di muka bumi, bukankah ia akan menumpahkan
darah..?. Allah SWT menjawab ‘sesungguhnya Aku lebih tahu...”
Setelah melakukan dialog panjang
lebar, Maka Allah pun memperlihatkan ke Istimewaan diciptakannya Nabi Adam AS,
dengan cara Allah mengajarkannya segala sesuatu.., maka ketika Nabi Adam
ditanya tentang suatu hal, Nabi Adam pun mampu menjawab bahkan mengembangkan
jawabannya, sedangkan malaikat ketika ditanya tentang suatu hal, malaikat hanya
menjawab “sesungguhnya aku tidak tahu apa-apa kecuali apa yang engkau
perintahkan Ya Allah.”
Itulah kelebihan manusia, sejak nabi
Adam sebagai manusia pertama hingga manusia yang baru lahir detik ini dan
menjelang hari kiamat kelak, ilmu pengetahuan selalu menyertai dan mewarnai
kehidupannya. Karena manusia dibekali dua hal istimewa dalam kehidupannya yaitu
akal pikiran dan hawa nafsu. Itu adalah kelebihan manusia dibandingkan dengan
mahluk ciptaan Allah yang lain.
Oleh sebab itu tak salah jika saya
kemudian mengatakan “tuntutlah ilmu, walau langit akan runtuh”. Hal ini juga
mengingat sabda Nabi SAW “setiap muslim dan muslimah wajib hukumnya menuntut
ilmu.” Atau dalam hadist yang lain disebutkan bahwa “jika kau ingin selamat di
dunia maka tuntutlah ilmu, jika kau ingin selamat di akhirat maka tuntutlah ilmu,
dan jika kau ingin selamat pada dua hal (perkara) tersebut maka tuntutlah ilmu.”
Artinya perkara menuntut ilmu adalah
suatu hal yang membimbing umat manusia menuju kesejahtraan dan keselamatan
dunia dan akhirat. Maka sekali lagi menuntut ilmu itu dalam kondisi apapun dan
bagiamanpun wajib untuk kita lakukan dan laksanakan. Lihatlah bagaimana umat
Islam berjaya pada zaman kekhalifahan abasyiah, tak lepas dari tekun dan
disiplinnya umat Islam pada masa itu dalam menuntut Ilmu.
Kita juga mengingat bagaimana peradaban
umat ini selama 14 Abad tak lepas dari tingginya minat kaum muslimin dalam
menuntut dan menyebarkan Ilmu. Hingga kemudian kini kita merasakan bagaimana
Islam telah hadir secara pesat dalam tempo yang singkat dihampir 1/3 dunia
dengan perkembangan secara kuantitas lebih cepat dari umat agama lain.
Sedangkan penyebab kemunduran
peradaban umat Islam pada masa kini, tak lepas dari sikap malas yang menyertai
mereka dalam menuntut Ilmu. Bahkan rata-rata negara miskin di dunia saat ini di
dominasi oleh negara-negara dengan penduduk Islam yang besar.
Maka dari itu, jika bangsa muslim
atau umat Islam ingin bangkit dari keterpurukannya saat ini, ia harus memiliki
sikap dan etos menuntut Ilmu yang tinggi. Dalam Islam tidak pernah dibedakan
jenis Ilmu yang mesti dicari, karena semua ilmu yang ada di muka bumi ini telah
tercantum dalam Al-qur’an, tinggal bagaimana kita mampu mengeksplorasi ilmu
tersebut.
Pembedaan menuntut ilmu dalam Islam hanya
menyangkut ilmu yang wajib dan sunnah. Selain itu ilmu apapun boleh dituntut
asalkan tidak bertentangan dengan syariat. Dan tujuan menuntut ilmu dalam Islam
tidak hanya untuk mencari kebenaran yang hakiki, tapi untuk menyembang pada
sang pencipta pemilik segala Ilmu yaitu Allah SWT.
Tuntutlah ilmu walau langit akan
runtuh, karena dengan ilmu Insya Allah kita akan selamat dunia dan akhirat. Ibadah
tanpa ilmu ibarat sayur tanpa garam. Maka kita mesti mengingat apa yang
disabdakan oleh Nabi SAW yaitu “setan lebih takut kepada orang berilmu yang
sedang tertidur, daripada orang bodoh yang sedang sholat.”
Wallahuallam Bisshowab...”sesungguhnya
yang benar datangnya dari Allah dan yang salah datanya dari diri pribadi atas
khilaf sebagai manusia.”
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih