KECEWA


Agama bisa didefinisikan sebagai sebuah sistem norma-norma dan nilai-nilai manusia yang didasarkan pada keyakinan pada suatu tatanan super. Pengertian ini disampaikan oleh Juga Nah Ya dari dalam bukunya yang berjudul Sapiens. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa "Agama berpendirian ada sebuah tatanan manusia super, yang bukan produk dari keinginan atau kesepakatan manusia. Dan selanjutnya ia katakan agama berdasarkan pada tatanan manusia super ini, agama menciptakan norma norma dan nilai nilai yang dipandang mengikat".

Rasanya manusia memang tidak akan pernah lepas dari urusan beragama. Sebab selain sebagai norma...,sesungguhnya Agama adalah pengisi kekosongan jiwa manusia yang hampa. Dengan agama iya percaya pada Tuhan dan segala kehendak yang menjadi masa depannya. Dengan agama lula manusia hidup damai dan tentram dan terbiasa merelakan prediksi masa depan negatif ke yang lebih baik. Kita tidak pernah tahu bagaimana manusia tidak hidup tanpa kekecewaan. Namun rasa kecewa seringkali teratasi dengan adanya agama sebagai pemenuhan hak nurani manusia.

Tiga hari belakangan ini sesungguhnya kita sedang di tunjukkan dengan rasa kecewa yang membeludak di kalangan mahasiswa terhadap pemerintah. Rasa kecewa yang timbul akibat berbagai bentuk persoalan publik yang tak mampu tertangani dengan bijak oleh pemerintah. Kita lihat mahasiswa di berbagai daerah seperti, Medan, Semarang, Bandung, Surabaya, Malang, dan Jakarta menggelar aksi unjuk rasa menuntut penghapusan sejumlah RUU yang kontroversial. Rancangan Undang Undang (RUU) Kitab UNDANG undang Hukum Pidana (KUHP) menjadi sorotan utama yang dituntut, ada juga tuntutan pencabutan UU KPK yang baru disahkan beberapa hari lalu. Disamping karena banyaknya pelanggaran HAM yang terjadi, sehingga mahasiswa kecewa dengan keadaan saat ini.

Kekecewaan mahasiswa mungkin saja tidak akan terlupakan jikalau pemerintah pandai menghadirkan suasana pemerintahan yang agamis atau religius. Dengan kebijakan kebijakan yang agamis dan religius juga. Masalahnya seperti kata agama "lain di mulut lain di hati yang berarti munafik" telah terlebelkan secara tidak langsung pada sejumlah kebijakan negara yang tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Rakyat ingin makin maju, pengangguran makin berkurang, kesejahteraan makin meningkat, justru pemerintah ambil sikap sebaliknya, kebijakan kebijakan tidak prakondisi rakyat membuat level negatif itu makin tajam. Sebut saja kebijakan menaikkan harga dasar tarif listrik secara diam diam, kebijakan menaikkan iuran BPJS, lalu pengesahan Revisi undang undang KPK yang terbukti melemahkan bukan menguatkan. Efek dari semua akumulasi kebijakan tidak pro rakyat ini menimbulkan reaksi mahasiswa yang kecewa. Lalu sampai kapan kekecewaan ini..?????

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia