Ahmad Rizal Khadapi

  Bila seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia membaca artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal hanya kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah.” Maka dikatakan padanya: “Engkau telah mendapat petunjuk, engkau tercukupi dan engkau telah terjaga (terbentengi),” sehingga para setan lari darinya. Setan yang lain berkata: “Bagaimana urusanmu dengan seseorang yang telah mendapat petunjuk, tercukupi, dan terbentengi?” (HR. Abu Dawud).

  Lama kita menanyakan cinta. Kadang ia hadir diantara sela sela waktu yang tak pernah kita duga. Cinta..., begitu kita membahasakannya, dan masih menjadi misteri, sebab cinta butuh pembuktian demi pembuktian. Cinta tidak akan pernah bisa menjadi keutuhan tanpa keabadian. Keabadian cinta hanya bisa didapatkan setelah menjalaninlika liku yang bermacam macam. Lalu apa sebenarnya cinta itu..? Entahlah kita tidak pernah tahu ukuran cinta itu seperti apa, mungkin tidak cukup dengan kata, namun juga aksi nyata, tapi lebih dari itu cinta itu adalah kesucian lahir batin yang musti semakin melekat tanoa memandang yang bernilai subjektif pada diri seseorang. Banyak pujangga juga tidak pernah sepakat mendefinisikan cinta. Sebab cinta itu memang tak cukup ditulis dengan kalimat, tak bisa diukur dari perkataan. Dan lebih dari itu ia adalah fitrah dalam diri manusia.

  Banyak orang mengatakan belum move on, karena ia masih mengingat ingat masa lalunya. Padahal masa lalu tidak akan pernah terulang kembali atau datang lagi untuk kedua kalinya. Mungkin bagi orang yang mengingat masa lalu atau teringat masa lalu, ia mengalami sesuatu yang sangat berharga saat itu. Taruhlah seorang teman yang berandai andai bisa S2 lagi di Australia padahal sudah dua tahun ini ia lulus S2 dari sana.  Ia mengatakan belum bisa menemukan lagi karir terbaiknya seperti ketika ia S2 ke Australia. Ada sebagian diantara kita merindukan masa lalu karena kita menganggap masa lalu yang telah terjadi pada kita jauh lebih berkesan, tentu ini wajar. Namun hidup tentu saja bukan untjk mengejar masa lalu, hidup untuk mengisi masa depan.  Mungkin saja memang kita bekum dapat menemukan kehidupan terbaik kita daeipada apa yang kita raih terdahulu, secara hitung hitungan, hal seperti ibi tidak akan pernah selesai. Kita hanya akan terkurung dalam bayangan penyesalan yang melel...

 Bagi kita yang sudah menikah, memberi nafkah lahir dan bathin adalah kewajiban. Walaupun misalnya pasangan kita sendiri memiliki penghasilan, namun itu tak cukup untuk membuat hidup akan terasa sempurna karena persoalan nafkah adalah kewajiban suami.  Sampai detik ini kita tidak pernah bisa menebak bagaimana kita akan mencapai kesuksesan dalam hal kelebihan rizki (mal/harta) setelah menikah. Selalu saja ada kekhawatiran yang muncul dikala kita merasa belum bisa memberikan nafkah terbaik pada pasangan, dan paangan kitapun akan memaklumi hal tersebut. Yang bisa kita lakukan adalah menghilangkan ketakutan dan khawatir itu dengan harapan serta doa. Memohon kepada yang Maha Kuasa agar segera dibuka pintu rizki. Saya tidak tahu bagaimana pasangan lain saling bisa memahami persoalan rizki, tapi semua protokol pemberian nafkah kepada pasangan sudah berusaha kita jalankan, kadang harapan itu tidak sesuai dengan hasil, keinginan yang hendak kita dapatkan selalu saja bertabrakan dengan ...

 Apa yang terjadi dalam dirikita saat ini..? Pertanyaan yang tidak akan menemukan jawaban terdalam dari sebuah pencarian tentang jati diri kita sebagai hamba. Kita tidak memahami siapa dirikita sesungguhnya, sebab jauh lebih dari itu kita terkadang menjadi diri yang lain daripada menjadi diri sendiri. Banyak hal dalam kehidupan kita yang kita lakukan bukan berdasarkan atas keinginan dalam hati nurani kita sendiri, melainkan keterpaksaan karena dilema sosial yang muncul diluar dari dirikita. Sebab itu kita perlu bertanya kepada dirisendiri sudahkah kita memahami diri sendiri. Memahami diri sendiri artinya menemukan rasa kepekaan terhadap kelebihan dalam diri, sehingga itu semua akan menjadikan kita hamba yang faham pada apa yang seharusnya kita syukuri. Sebab seringkali diantara kita selalu membandingkan diri dengan keadaan orang lain yang lebih baik, atau membandingkan diri dengan keadaan sebelumnya yang kita anggap lebih baik. Padahal hidup terus bergerak dan tidak mengenal kata l...

Pernikahan menjadi ritual lumrah dalam kehidupan kita sebagai manusia, khususnya juga sebagai seorang Muslim. Bahkan dalam keyakinan agama kita menyatakan bahwa "tak diakui kita sebagai pengikut jika kita tidak mengikuti Sunnah Nabi SAW yang berkaitan dengan nikah". Dalam banyak proses yang kita jalani menikah mengindikasikan kenormalan baru dalam hidup. Tentu saja hidup sebelum dan sesudah menikah akan berbeda. Jika sebelum menikah, kita biasanya bebas pergi kemana saja dengan teman dan sahabat,maka setelah menikah intensitas seperti ini akan berkurang dan difokuskan ke kehidupan rumah tangga. Seorang konsumen saya bercerita tentang kehidupan rumah tangganya yang baru ia jalani setahun belakangan dengan mengeluhkan penghasilan pasca nikah yang kurang, perubahan sikap istri yang tak lagi sesuai ekspektasinya setelah tiga bulan pernikahan, dan banyak lagi keluhan yang muncul namun ia obati dengan sholat dan sabar. Ada lagi konsumen yang memilih berpisah dengan pasanga...

Kamis 18 Juni 2020 adalah hari bersejarah bagi saya dan juga istri. Hari itu kami melangsungkan akad nikah di masjid Al Hidayatul Munawarah Rumeneng Lombok Timur. Saya tidak pernah menyangka bahwa dia (Mahisatul Hikmah) menjadi bidadari terindah dalam perjalanan amanah kehidupan di dunia ini, saya berdoa agar Allah swt mempersatukam kami dari dunia hingga syurga serta dikarunia keturunan yang soleh dan solehah. Pertemuan singkat kami..yakni tidak kurang dari 7 bulan membuahkan hasil positif dari siai duniawi dan ukhrowi. Jodoh memamg datang pada saat dan waktu yang tepat bahkan saat terbaik bagi kami berdua. Walaupun berpetualang mengelilingi Indonesia, jodoh saya ternyata adalah orang Lombok juga. Begitulan hidup memberikan kita makna bahwa sejauh apapun kita pergi..pulang adalah kata lain yang menasbihkan hati manusia untuk menemukan tujuan tujuan baru dalam hidup mereka di dunia. Kita belajar untuk menjadi hamba yang terbaik dengan cara menikah. Mungkin saja pernikahan menja...

Mungkin memang terdengar gila saat kita mencoba untuk mengungkapkan hal hal yang tidak mungkin kita capai secara nalar terhadap masa depan yang mau kita wujudkan. Orang jaman sekarang mengatakan "halu". Sebuah ungkapan bernada sinis yang berasal dari kata "halusinasi" yang bermakna konotasi negatif karena lebih besar nilai ketidakmungkknannya untuk dapat diwujudkan. Namun saya sendiri tetap bertahan dengan banyak cita cita yang belum terwujud itu. Harus saya akui saya memang halu. Gila dengan bernagai impian yang mau saya wujudkan, dan orang lain pun tertawa dengan impian itu, atau lebih tepatnya mentertawakan. Sebab secara kasat mata jika melihat keadaan tentu saja tidak mungkin dapat diwujudkan. Bukankah manusia memang diciptakan dengan daya nalarnya yang otomatis juga mempengaruhi daya halusinasinya juga. Gara gara kata halu itu, sekarang banyak orang takut bermimpi dan bercita cita terhadap masa depan. Siapa yang tahu masa depan kita kawan..??? Bagi seorang...

The World Of The Merried adalah drama korea yang sedang hits di kalangan pecinta drakor. Sangking hitsnya drama ini, salah satu stasiun televisi nasional sampe ngebet nayanginnya di waktu yang hampir sama dengan waktu tayangnya di Korea, padahal ini bulan puasa, bulan dimana kita harusnya lebih banyak mendapatkan tayangan edukatif yang ningkatin iman dan takwa. Drakor juga berkaitan dengan singkatan dari "drama korona". Virus yang kemudian kita kenal dengan istilah"covid_19" ini telah menembus batas negara dan sampai detik ini memakan lebih dari 300.000 korban jiwa di seluruh dunia. Drakor telah menjadi pandemi yang melumpuhkan sisi kesehatan juga ekonomi masyarakat. Seluruh dunia usaha menjadi lumpuh, banyak karyawan yang dirumahkan bahkan terkena PHK. Kita tidak tahu sampai kapan korona akan selesai, tapi langkah berani telah diambil Donald Trump dengan mengatakan "telah menginvestasikan puluhan juta dolar untuk membuat vaksin, dan akan ada vaksinnya dia...

Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 Wita, tepat setelah itu salah seorang sahabat selesai juga membaca ayat terakhir juz 26 dawaman Qur'an yang kami lakukan tiap malam di bulan Ramadhan. Ramadhan tahun ini memang agak beda. Larangan jumatan menjadi start yang mengagetkan bagi sebagian umat Islam tidak terkecuali di kampung halaman saya. Padahal ramadhan tahun ini hari pertamanya adalah hari jumat. Efeknya juga bisa kita rasakan, selain jumatan, sholat terawih ramai ramai juga di larang. Biasanya malam pertama Ramadhan jemaah sholat terawih bisa membeludak dan membuat sejumlah masjid atau musholla kampung kewalahan menampungnya. Sayangnya tahun ini beda sekali..., ya tajun ini memang harus diakui beda. Corona menjadi wasilah kita mesti beribadah di rumah. Anjuran pemerintah agar menerapkan social dan physical distancing di kawal ketat oleh aparat kepolisian. Pak kadus alias kepala dusun siap siaga mengawal perintah atasan agar masyarakat taat aturan teersebut. Sayangnya mas...

Huh...!!! Entahlah akan sampai dimana perjalanan ini. Perjalanan tanpa ujung yang terus menimbulkan tanda tanya dalam hati, sampai kapan perjalanan ini ?. Mungkin kini perjalanan ini terasa membosankan sehingga iya tak dapat menimbulkan rasa nikmat dalam tiap langkah yang terus terayun. Sekeliling yang terlihat memang tak lagi pemandangan hiajau ataupun hamparan sawah yang menenangkan mata. Kering kerontang padang pasir nan panas menambah resah suasana hati, lalu bertanya entah sampai dimana perjalanan ini? Apa aparti perjalanan yang begitu melelahkan ini..? Tanya kawan yang berada dibelakangnya. Sementara kita rela menempuh panasnya gurun yang tak berkesudahan ini. Pedang tersarung dengan berat tiga pukuh kilogram menambah sesak rasa hati, sementara tubuh sudah lunglai menandakan diri butuh sejenak istirahat agar matahari tak terlalu menghantam tubuh dengan cahaya panasnya disiang hari. Lalu bertanya lagi..,Tuhan sampai dimana perjalanan ini? Kadang bingung tiba tiba datang dal...

Tuaq Hae atau dalam bahasa Indonesia di sebut "om Hae" adalah panggilan akrab dari lelaki setengah baya bernama lengkap Haerudin. Ia adalah merbot masjid Al Hidayatul Munawarah di kamping saya. Tugas utamanya sebagai mauazin namun biasanya merangkap juga sebagai tukang kebun masjid, tukang listrik masjid (fasilitator) dan tukang kebersihan masjid. Lelaki serbaguna untuk maajid di kampung saya. Pendidikannya tak sampai lulus SD tapi keahliannya melampui alumni S2 seperti saya. Ramadhan kali ini ia terpaksa di rumah saja. Pekerjaannya sebagai asisten harian Perusahaan Listrik Negara untuk instalasi listrik di rumah warga sudah lama redup karena pandemi covid_19. Tak ada kesibukan sehari hari untuk menghasilkan pundi phndi rupiah. Namun demikian iya tetap yakin Allah maha memelihara hambanya. Itulah keyakinan yang kuat dalam dirinya, sebuah tekad tauhid yang tertanam sejak kecil dari orang tua. Sejak belia memang Om Hae sudah didik dekat dengan agama, bahkan untuk urusan me...

Hari ini telah memasuki hari ketiga puasa Ramadhan. Suasana yang sangat berbeda dirasakan seluruh umat muslim di dunia, ritual terawih yang biasanya selalu ramai di masjid tak nampak lagi, kebanyakan warga mengikuti himbauan pemerintah untuk sholat terawih di masjid. Rasanya dunia makin gelap, sebab makin hari jumlah kasus positif korona di Indonesia dan dunia makin bertambah. Tapi ada kabar bagus dari Vietnam seperti yang saya baca dari cnnindonesia.com bahwa dalam 6 hari terakhir Vietnam melaporkan 0 kasus korona sehingga membuka lockdown bagi warganya, sebuah prestasi yang patut di acungi jempol.  Kembali ke suasana Ramadhan yang tidak normal, memang ini adalah tantangan besar bagi kita semua. Terutama bagi individu yang berpuasa, selain menahan lapar dan haus ia juga harus menahan pengeluaran agar tabungan tak terkuras dengan cepat. Semua takut kehilangan aset, tabungan, dan harta benda lainnya. Puasa kali ini benar benar puasa yang menguras energi dan pikiran. Tidak hany...

 Sekian lama perjalanan hidup yang saya lalui, selalu saja ada pengalaman baru yang menyadarkan diri, bahwa hari-hari yang telah berlalu sangat begitu berharga. Tidak pernah terbayangkan sama sekali dalam diri saya bahwa Tuhan mengantar saya lebih jauh daripada apa yang selama ini saya minta. Mungkin ada yang suka membandingkan dirinya dengan keberhasilan orang lain dalam rentang dan usia yang sama, namun saya selalu berkeyakinan bahwa saya juga telah menjadi lebih baik, dari siapapun juga dengan kelebihan spesial yang Allah titipkan. Takdir Tuhan menempa saya dengan ribuan pengalaman perjalanan menelusuri pelosok kehidupan dari bumi Katulistiwa, daerah asal saya di Lombok, Bali, Jawa, dan Kalimantan. Saya yakin tak semua anak muda mendapatkan kesempatan baik ini seperti yang saya dapatkan. Saat orang lain seusia saya berjibaku dan mengalami kesulitan untuk melanjutkan study ke tingkat S2, Tuhan telah amat baik pada saya karena saya telah merampungkannya pada periode 2018...

Corona telah menjadi bukti bahwa manusia selalu memiliki kegagalan dalam memetakan resiko pandemi yang seharusnya bisa dilakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menyebabkan Trump sebagai presiden Amerika Serikat menghentikan dana bantuan untuk organisasi dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Apatah lagi kita sebagai manusia biasa? Dengan izin Allah swt corona mwnjadi momok yang menakutkan bagi semua lini kehidupan manusia berbangsa dan bernegara. Perekenomian global terkena imbasnya, banyak pekerja pabrik, pekerja ritel, dan berbagai lini kerja yang melakukan pemutusan hubungan kerja. Disisi lain jauh sebelumnya sekolah sekolah sudah diliburkan, bahkan menteri pendidikan nasional Nadiem Makarim memutuskan untuk menghapus ujian nasional pada tahun  2020 sehingga menjadikan tahun ini adalah tahun libur terpanjang bagi seluruh lini kehidupan manusia. Kita gak pernah tahu apakah hidup di masa depan kita akan raih atau tidak sesuai dengan harapan, doa, dan...

Sudah lama rasa ini terpendam dalam, sepenuh hati berharap engkau adalah pencarian terakhirku. Hingga berani ungkaplan rasa itu, namun tak hanya rasa melainkan juga komitmen. Apakah ini adalah cinta..? Bisa jadi Tuhan sedang memberikan "belas kasihNya" kepada hamba nan serba lemah ini. Di hadapan Tuhan kita hanya manusia biasa, rasa dan cinta ini adalah anugrah terindah yang kini muncul dalam relung hati paling dalam untukmu. Tak ada lagi kejaiman tentang diri yang memiliki rasa cinta pada sesama. Kau adalah pilihan atas rasa cinta itu. Meski banyak yang telah hadir, namun tak akan sama rasa dan komitmen ini yang berlandaskan Tauhid. Bagiku yang kini terus memupuk rasa cinta, kau telah menjadi semangat baru dalam roda kehidupanku. Semua tentu tetap kembali pada ketentuan Tuhan Yang Maha Kuasa. Diatas segala harapan yang tercurah padaNya, kau telah memberi warna menarik melebihi pelangi dalam hari hari yang terus berlalu. Apa ini terlalu berlebihan..? Tentu saja tidak.....