GURU DIANTARA PARA PEMBURU ILMU
Sejatinya kompetensi yang dimiliki seorang guru tak terhenti pada guru sebagai aktor yang melakukan kegiatan transfer ilmu di sekolah. Tapi juga guru sebagai sumber insfirasi bagi anak didiknya. Apa jadinya jika guru tak mampu meberikan insfirasi yang positif bagi peserta didik? Dapat dibayangkan peserta didik akan menjadi gelas-gelas air kosong yang datang ke sekolah hanya untuk minta di isi, bukan mencari ilmu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQPNLrOV65BVvB4xS-vESGcvECPLTjrXG-c19VGNOSesuficUKBg8DSHTjFRyvdTyBLkXUg3O2Gg7VrDInVfSNSPObB2VFI5Nh97vLQ9R5kuDQR22d-2CVeThWqcmMINLW8k4AUTxAZU0/s1600/IMG_20140929_161227.jpg)
Sebagai contoh misalnya, kita sering menemukan kata-kata motivasi yang tertulis di dinding sekolah yang berbunyi "kebersihan adalah sebagian dari iman" namun kenyataannya guru jarang menegur siswanya yang membuang sampah di sembarang tempat sekolahnya. Apalagi sampai mengajak mereka untuk sama-sama memungut sampah yang berserkan disekitar lingkungan sekolah.
Contoh lainnya, ketika ada intruksi untuk makan 4 sehat 5 sempurna dari guru di sekolah, tapi kenyataannya di sekolah sendiri hal tersebut tidak pernah menjadi program yang melekat sebagai identitas untuk menanamkan karakter bagi siswa. Semuanya berakhir pada tataran lisan dan tulisan saja, tapi miskin implentasi.
Oleh karena itu, peserta didik sebagai manusia pemburu ilmu, tak sepatutnya ditelantarkan begitu saja, tak sepatutnya juga hanya menerima kata-kata tanpa makna. Mereka harus diberikan contoh yang baik, dan guru adalah aktor sekaligus sutradara yang harusnya memberikan peran yang baik bagi karakter kehidupan peserta didiknya.
Maka dari itu, gerakan penyadaran guru harus di mulai. Jangan biarkan guru terlena dengan kemiskinan nilai sosial terhadap siswanya, dan jangan biarkan siswa menjadi miskin rasa sosial karena tak diberikan tauladan yang baik.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, ataupun opini anda pada kolom ini. Terimakasih