Moral Force

SAYA HANYA BERFIKIR INGIN BERUBAH
Membakar Barang Bekas
begitulah ungkapan hati saya di akhir tahun ini. Tidak tahu perubahan seperti apa yang saya maksud. Perubahan pada sisi apa, dan tentu bagaimana harus berubah. Kegelisahan adalah kunci dibalik rasa ingin berubah ini. Sudah lama terpendam dalam hati. Dan mungkin saatnya untuk di terapkan. Meskipun semua memiliki batas waktunya sendiri. Kita yakini ada masa dimana semua membutuhkan proses menjadi nol lagi.

Dan saya ingin melakukan itu. Sebagai sebuah cara untuk menemukan hal yang baru dalam hidup saya. Dulu kehilangan secara tidak sengaja adalah cara Tuhan dalam memperabarui keadaan saya. Kini kehilangan secara sengaja adalah bentuk kesadaran diri untuk berubah dan menjadi lebih baik kembali. 

TIdak mungkin kita berpikir berada di posisi yang sama terus menerus. Ada ruang kosong yang mesti kita segera isi agar ruang kosong itu menjadi lebih bermanfaat. Ada juga kehangatan-kehangatan keluarga yang dirindukan sebagai buah dari keadaan individu yang bersifat sebagai makhluk sosial. Sebab sedari awal kita menyadari bahwa manusia diciptakan dengan rasa hati dan pikiran yang menyertai.

Selagi kesempatan untuk mendapatkan kehangatan keluarga itu masih dalam dan berpeluang besar diwujudkan. Mungkin akan lebih baik jika bisa dilaksanakan. Sebab hidup tidak pernah menghitung waktu. Hidup berjalan sesuai siklus alami yang terus menerus terjadi. Ada fase dimana hidup benar-benar membutuhkan diri yang sejati tanpa ada gelar kanan kiri, atau tanpa ada persyerikatan terhadap sesuatu yang non individuistis. 

Manusia diciptakan dengan ruh yang suci, dan terlahir tanpa sehelai benangpun. Itulah dia..., bukan keadaan materi yang menentukan dia mulia. hidup sejahtera, cerdas, ataupun pintar. Namun yang menentukan dirinya adalah kemampuan beradaptasi dan menghadapi tantangan zaman yang tercipta terus menerus berubah oleh Yang Maha Kuasa Allah SWT.

Lalu dari sana kita tersadarkan pada konsep hdup saling memberi, konsep hidup individu centeris, dan konsep hidup pengembangan diri. Sebab dengan begitu akan ada titik ruba pada diri setiap individu untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menemukan perubahan untuk individu sosial.

Lebih dari itu yang kita harapakan dari setiap perubahan adalah kemampuan diri untuk menjadi lebih ideal lagi. Sebab kita tidak pernah tahu sampai kapan kita hidup diatas dunia ini. Dengan segala kenyataan dan realitas sosial yang ada disekitar kita. Sungguh kita dihadapkan pada problematika yang begitu kompleks. Kompleksitas ini menuntut peran dari kita. Sayannya kita berada dalam ring yang terlalu jauh untuk menyelesaikan kompleksitas itu. Semakin hari kita menemukan yang sebaliknya. Tidak banyak lagi orang yang peduli dengan orang lain secara lebih luas. Masing-masing mengurus diri sendiri. 

Kemajuan informasi dan teknologi mendatangkan satu dilema tersendiri. Satu sisi ia menjadi bagian positif dalam hidup kita, tapi disisi lain menjadi bumerang yang siap meledak merusak generasi masa depan bangsa. Sementara negara semakin sibuk dengan urusan pembangunan infrastruktur, urusan pembangunan ekonomi, dan lupa mengurus moral individu warganya. 

Kita kehiangan ruh dan jati diri sebagai bangsa bermoral. Seharusnya dengan moral kita bisa memperbaiki kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dan kehidupan dunia tentunya. Sebab dengan begitu ia akan sejalan-jalan dengan nilai-nilai yang ditanamkan Al-Qur'an. Hari ini justru sebaliknya, semakin sering kita dengar berita-berita korupsi dari para elit bangsa, semakin sering juga kita dengar berita-berita tentang bencana alam, dan semakin sering kita dengar pertengkaran antara satu aktor politik dengan lainnya. Ada juga kasus narkotika yang kian hari kian menjadi jadi, kasus kriminalitas yang semakin tinggi (celaka saling mencelakai) seolah telah menjadi menu biasa dalam keseharian kita.

Tak ada lagi moral publik yang ditunjukkan sebagai contoh. Semua terkesan hanya membela kepentingan individu mereka sendiri, kepentingan kelompok mereka sendiri, dan jurang kemiskinan pun semakin dalam. Dunia seperti ini sudah semakin tua. prilaku hidup bebas yang menjadi-jadi kian hari kian tak asing dalam telinga kita. Betapa banyak kasus perkosaan, kasus seks bebas, anak diluar nikah yang di buang semebarang tempat, pembunuhan dan lain sebagainya. 

Semua kasus-kasus itu telah menunjukkan hilangnya adab ketimuran, adat istiadat, nilai luhur berbangsa dan bernegara dalam diri kita. karena itu kita berepleksi hari ini. Apa yang bisa kita lakukan tahun depan untuk memperbaiki keadaan yang semakin kacau dalam tubuh bangsa kita. Agar hidup kita lebih memberi manfaat. Era dimana orang sekedar melihat kesuksesan itu dari sisi ekonomi seperti saat ini, sudah sewajarnya gerakan perubahan itu di mulai dari mahasiswa, dari pemuda sebagai moral force. Tapi sayangnya dua tiang perubahan bangsa ini juga sedang kehilangan identitas, ikut dalam irama dunia industri 4.0 yang tidak kita kenal. Ikut dalam dialektika internasional tapi lupa terhadap dinamika sosial yang membutuhkan perubahan juga. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rindu Indonesia

HUJAN

Nazwa Aulia